STRATEGI PEMBELAJARAN AL-QURAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BACAAN AL-QURAN SANTRI DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN
A. Latar Belakang
Agama Islam yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum muslimin di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagian hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia (agama Islam) mempunyai satu sendi yang esensial yang berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman : Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. (QS. 17 : 9). Dari sini kita ketahui bahwa yang dimaksudkan tersebut adalah kitab suci Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, yang tertulis secara mushaf, dimulai dengan surat al-Fatihah dan di akhiri dengan surat al-Nas. Sebagai pedoman bagi manusia dalam menata kehidupannya agar memperoleh kebahagian lahir dan bathin, di dunia dan di akhirat kelak. Konsep konsep yang dibawa Al-Qur’an selalu relevan dengan problem yang dihadapi manusia, karena itu ia turun untuk berdialog dengan setiap umat yang ditemuinya, sekaligus menawarkan pemecahan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia.
Al-Qur’an yang diturunkan dalam kurun waktu 23 tahun, yang dapat dibagi dalam dua periode, yaitu periode makkiyah dan periode madaniyah, sebagai bukti adanya hubungan dialektis dengan ruang dan waktu ketika Al-Qur’an diturunkan. Tegasnya studi tentang Al-Qur’an tidak dapat dipisahkan dari konteks kesejarahannya, yang meliputi nilai-nilai sosial, budaya, politik, ekonomi, dan nilai-nilai relegius yang hidup ketika itu.
Halim (dalam Al-Muanawar) menyebutkan sebagai sumber utama ajaran Islam, Al-Qur’an dalam membicarakan suatu masalah sangat unik, tidak tersusun secara sistematis sebagaimana buku-buku ilmiah yang dikarang oleh manusia. Al-Qur’an jarang sekali membicarakan suatu masalah secara rinci, kecuali menyangkut masalah aqidah, pidana, dan beberapa masalah tentang keluarga. Umumnya, Al-Qur’an lebih banyak mengungkap suatu persoalan secara global, parsial, dan seringkali menampilkan suatu masalah dalam prinsip-prinsip dasar dan garis besar.
Keadaan demikian, sama sekali tidak berarti mengurangi keistimewaan Al-Qur’an sebagai firman Allah. Bahkan di situlah keunikan dan keistimewaan Al-Qur’an yang membuat beda dengan kitab-kitab lain dan buku-buku ilmiah karangan manusia. Hal ini membuat Al-Qur’an menjadi objek kajian yang selalu menarik perhatian dan tidak pernah kering bagi kalangan akademisi, cendekiawan, baik muslim maupun non muslim untuk mengkajinya, sehingga ia tetap aktual dan fleksibel sejak diturunkan empat belas abad yang silam.
Di samping keterangan yang diberikan oleh Rosulullah SAW, Allah juga memerintahkan kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan isi Al-Qur’an dan mempelaj arinya, karena mempelajari dan memahami isi kandungan dari Al-Qur’an adalah merupakan kewajiban bagi umat Islam. Berikut ini beberapa prinsip dasar untuk memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan. Atau dengan kata lain, mengenai memahami Al-Qur’an dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Persoalan ini sangat penting karena pada dewasa ini, dimana perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat dan meliputi seluruh aspek kehidupan.
Untuk dapat mempelajari dan memahami isi atau kandungan Al-Qur’an tidaklah mudah, banyak cara atau metode yang biasa digunakan dalam mempelajari agama Islam, salah satunya adalah bagaimana cara dan strategi yang digunakan oleh oleh seorang guru (ustadz) dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada peserta didik atau santirnya. Metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran agama Islam selama ini adalah : metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas (penugasan), dan Iain-lain. Selain motede pembelajaran diatas, dalam hal cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar banyak TPQ atau TPA yang dalam pembelajaranya menggunakan metode Qiro'ati, metode Iqro' dan metode An-Nahdhiyah.
Diantara pembelajaran Al-Qur’an adalah dengan cara membaca, menerjemahkan dan menafsirkan. Di dalam ayat pertama yang turun, mengandung perintah supaya membaca, yaitu surat al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya".
Prinsip pembelajaran Al-Qur’an pada dasarnya bisa dilakukan dengan bermacam-macam metode antara lain sebagai berikut : Pertama, guru membaca terlebih dahulu kemudian disusul murid/santri, kedua, murid membaca di depan guru, sedangkan guru menyimaknya, dan ketiga, guru mengulang-mengulang bacaan sedangkan murid menirukannya kata perkata dan kalimat perkalimat secara berulang-ulang hingga terampil dan benar.
Untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar hendaklah membaca Al-Qur’an dengan tartil. Allah SWT. Berfirman :
Artinya : "Dan bacalah Al-Qur’an dengan perlahan-lahan".
Dalam pandangan Abdullah bin Ahmad an-Nasafi "tartil" adalah memperjelas bacaan semua huruf hijaiyah, memelihara tempat-tempat menghentikan bacaan (waqaf), dan memyempurnakan harokat dalam bacaan.
Sementara Sayyidina Ali bin Abi Thalib menyamakan "tartil" dengan tajwid, yaitu membaguskan bacaan-bacaan huruf-huruf dan mengenal tempat-tempat berhenti (waqaf). Berbeda dengan Ibnu Katsir yang mengartikan "tartil" sebagai bacaan perlahan-lahan yang dapat membantu menuju tingkat pemahaman dan perenungan Al-Qur’an. Sejalan dengan Ibnu Katsir, Fakhrur Rozy dalam tafsirnya mengatakan "tartil" adalah memperjelas dan menyempumakan bacaan semua huruf dengan memberikan semua hak-haknya dengan cara tidak tegesa-gesa dalam membaca Al-Qur’an.
Untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil dan sesuai kaidah-kaidah yang berlaku diperlukan suatu bidang disiplin ilmu yang lazim disebut ilmu tajwid. Ilmu yang dapat mengantarkan para pembaca Al-Qur’an mampu membaca dengan benar teratur, indah dan fasih sehingga terhindar dari kekeliruan atau kesalahan dalam membacannya.
Dari deskripsi diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang "Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Efektivitas Bacaan Al-Qur’an Santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Pondok Pesantren X".
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) X adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang memprioritaskan pembelajaran dalam bidang Al-Qur’an kepada para santrinya. Pembelajaran yang dilakukan di TPA X tidak hanya berkisar seputar ilmu tajwid atau cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, tetapi lebih dari pada itu, TPA X juga mengajarkan kepada para santrinya tentang apa yang terkandung dalam Al-Qur’an dan bagaimana memahami kandungannya, atauyang lazim disebut dengan "Ulumul Qur'an", yaitu ilmu pengetahuan yang secara khusus membahas tentang Al-Qur’an dari berbagai aspeknya. Maka dari itulah peneliti tertarik untuk menjadikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) X sebagai obyek dalam penelitian, karena TPA X sangat representatif dengan judul yang dibahas dalam penelitian ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi pembelaj aran Al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) X ?
2. Bagaimana efekti vitas pembelaj aran Al-Qur’an santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) X ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendiskripsikan strategi pembelajaran Al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) X.
2. Mendiskripsikan efekti vitas bacaan Al-Qur’an santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) X.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian tersebut, diharapkan akan dapat mengungkap tentang bagaimana pelaksanaan strategi pembelajaran Al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) X, sehingga hasil penelitian tersebut dapat memberikan sumbangan baru, terutama dalam bidang pembelajaran Al-Qur’an. Adapun hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat :
1. Bagi Pesantren
a. Sebagai wacana dan pengembangan keilmuaan tentang pembelajaran Al-Qur’an.
b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan pembelajaran Al-Qur’an.
c. Sebagai bahan evaluasi terhadap proses pembelajaran Al-Qur’an yang telah berlangsung di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) X.
2. Bagi Masyarakat Umum
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam pembelajaran Al-Qur’an, terutama bagi mereka yang mengelola Taman Pendidkan Al-Qur’an (TPA).
3. Bagi Kampus
Sebagai khazanah keilmuan dan wawasan pembelajaran serta tambahan referensi tentang strategi pembelajaran Al-Qur’an dalam meningkatkan pemahaman santri terhadap Al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) X.
4. Bagi Peneliti
a. Penelitian ini akan menambah khasanah pemikiran dan pengetahuan penulis dalam bidang pembelajaran Al-Qur’an.
b. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana strata satu (S1) dalam bidang pendidikan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama sebagai proses merupakan suatu system yang tidak bisa terlepas dari komponen-komponen lainnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah strategi pembelajaran. Secara konseptual ruang lingkup penelitian ini akan membahas tentang strategi pembelajaran Al-Qur’an dan Taman pendidikan Al-Qur’an.
F. Definisi Operasional
1. Strategi adalah langkah yang tersusun secara terencana dan sistematis dengan menggunakan metode dan teknik tertentu. Sedangkan strategi pembelajaran Al-Quran adalah langkah-langkah yang tersusun secara terencana dan sistematis dengan menggunakan teknik dan metode tertentu dalam proses pembelajaran Al-Qur’an untuk mencapai tujuan yang diinginkan
2. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa, yang dimaksudkan dalam penelitian adalah upaya guru untuk mendorong murid dapat belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari Al-Qur’an baik untuk membaca, menulis maupun memahaminya.
3. Kualitas bacaan Al-Qur’an yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tartil, yaitu mentajwidkan (membaca pelan) huruf-huruf dan mengetahui waqaf-waqaf.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini ada enam bab. Pada bab I membahasa tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.
Pada bab II merupakan bahan rujukan (kajian pustaka) yang menjelaskan tentang pengertian strategi pembelajaran Al-Qur’an, dan Taman Pendidikan Al-Qur’an.
Pada bab III membahas tentang metode penelitian yang meliputi : lokasi penelitian, jenis penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik dan pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Pada bab IV menjelaskan tentang temuan data yang diperoleh dilapangan dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan dalam bab III, yang meliputi : (1) Latar belakang obyek penelitian yang meliputi sejarah dan perkembangan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) X, struktur organisasi, kondisi obyek penelitian seperti : profil guru/ustadz, keadaan santri, media pembelajaran, program pendidikan, visi dan misi, dan tujuan pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) X; (2) Strategi pembelajaran Al-Qur’an; (3) Efektivitas bacaan santri TPA dalam membaca Al-Qur’an.
Pada bab V membahas tentang temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan dalam bab IV untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini.
Pada bab VI merupakan bab penutup, yang berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran.
Post a Comment