Cari Kategori

Showing posts with label komunikasi interpersonal. Show all posts
Showing posts with label komunikasi interpersonal. Show all posts

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DENGAN ANAK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK SD

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DENGAN ANAK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK SD



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat melepaskan diri dari jalinan relasi sosial, dimana manusia selalu akan mengadakan kontak sosial yaitu selalu berhubungan dengan orang lain. Bahkan sebagian besar dari waktu tersebut digunakan untuk berkomunikasi. Mengingat kuantitas komunikasi yang dilakukan dibandingkan dengan kegiatan lainnya, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia, dengan kata lain kualitas hidup manusia juga ditentukan oleh pola komunikasi yang dilakukannya. Suatu jalinan dapat menentukan harmonisasi (Rakhmat, 2005, p.13). Salah satu bentuk yang dapat menentukan keharmonisan antar manusia tersebut adalah komunikasi interpersonal
Pada umumnya komunikasi interpersonal terjadi karena pada hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain, karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu sama lain. Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kebahagiaan hidup manusia. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan bersekutu dengan orang lain. Pemenuhan kebutuhan ini guna mengembangkan diri menjadi makhluk sosial dan pribadi yang lengkap serta untuk menjamin kelangsungan hidupnya yang memerlukan banyak hal, seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, hiburan, pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Namun karena adanya keterbatasan pada diri manusia, maka seluruh kebutuhan itu memerlukan bantuan orang lain
Bentuk komunikasi interpersonal dapat juga terjadi dalam sebuah keluarga yang melibatkan komunikasi antara anak dan orangtua. Anak, membutuhkan orang lain dalam berkembang. Dalam hal ini, orang yang paling utama dan pertama bertanggungjawab adalah orangtua. Perbedaan umur antara orangtua dan anak yang cukup besar, berarti pula perbedaan masa yang dialami oleh kedua belah pihak. Perbedaan masa yang dialami akan memberikan jejak-jejak yang berbeda pula dalam bentuk perbedaan sikap dan pandangan-pandangan antara orangtua dan anak. Yang menarik dari status sebagai orangtua adalah bahwa apapun yang diperbuat orangtua, tujuan mereka semata-mata adalah mengasuh, melindungi, dan mengatur anak-anak. Termasuk pula tanggungjawab orangtua dalam memenuhi kebutuhan si anak, baik dari sudut organis-psikologis, antara lain makanan; maupun kebutuhan-kebutuhan psikis, salah satunya adalah kebutuhan akan perkembangan intelektual seorang anak melalui pendidikan (Gunarsa, 2003, p.6)
Pendidikan memegang peranan penting bagi kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan. Inti dari kegiatan pendidikan dicapai melalui proses belajar. Belajar selalu mempunyai hubungan dengan perubahan, baik yang meliputi keseluruhan tingkah laku maupun yang hanya terjadi pada aspek kepribadian. Sebagai orangtua, mereka harus berbuat sesuatu untuk memperkembangkan diri si anak secara keseluruhan meliputi tingkah laku yang diharapkan. Subjek dari penelitian ini adalah orangtua, dengan melihat pertimbangan bahwa orangtua memiliki suatu fenomena tersendiri dalam menuntut keberhasilan prestasi pada anak. Banyak orang tua yang terlalu memaksakan kehendaknya, atau ambisinya kepada anak, terlebih lagi dalam hal prestasi (Ekomadyo, 2005, p.4). Orangtua menuntut prestasi tinggi kepada anak, tanpa dibarengi sikap demokratis dan pendekatan komunikasi yang kurang sehingga perkembangan anak terabaikan; yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi belajar anak tersebut (Sutedja, 1991, p.34). Orangtua merasa tindakannya benar karena semua itu dilakukan semata-mata demi kebaikan anak. Adalah salah berpendapat bila anak harus berprestasi demi harga diri orangtua, sehingga bila anak tidak mencapai prestasi seperti yang diharapkan orangtua, orangtua menjadi frustasi dan anaklah yang menjadi korban (Sintha, 2000, p.6)
Orangtua bertanggung jawab dalam membimbing anak, agar proses belajarnya tetap berlangsung dengan terarah. Untuk mencapai prestasi yang diharapkan, seorang anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan menyenangi apa yang dipelajarinya. Di sini orangtua sangat berperan dalam menciptakan suasana yang dapat mendorong anak senang belajar sehingga prestasi anak tersebut dapat meningkat. Orangtua dapat mendampingi anak dengan menciptakan suasana belajar di rumah yang menyenangkan. Dunia anak adalah dunia yang khas, bukan miniatur dunia orang dewasa, maka semangat berkomunikasi kepada anak adalah bukan memberitahukan sesuatu yang dianggap baik dari sudut pandang orang dewasa, melainkan duduk sejajar bersama anak, berempati, dan menemani anak (Ekomadyo, 2005, p.6). Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap anak untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri terhadap sekolah, keluarga, serta masyarakat.
Proses belajar yang berhasil mengacu pada prestasi belajar. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa prestasi belajar sorang anak yang mendapat perhatian dari orang tua, lebih baik dibandingkan dengan prestasi anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tua. Peranan orang tua dalam lingkungan keluarga yang penting adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak. Itu karena pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi dan menjamin kehidupan emosional seorang anak (www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail)
Arti pentingnya sebuah keluarga bagi diri seorang anak dikemukakan pula oleh Susan U. Philips (dikutip dalam Shinta, 2000, p.15) dalam buku The Invisible Culture, ditemukan bahwa anak orang Indian (penduduk asli Amerika) selalu kalah cerdas dengan anak orang kulit putih. Ini terjadi karena keluarga orang Indian sangat pendiam. Ocehan anak Indian tidak direspon oleh keluarganya, sebagaimana anak orang kulit putih. Akhirnya, anak orang Indian tidak memiliki kemampuan berkomunikasi pada waktu mereka bermain dan belajar di kelas. Sebaliknya, karena anak orang kulit putih sejak kecil dibiasakan memiliki komunikasi interaktif dengan keluarganya, maka mereka berhasil memberikan respon terhadap lingkungan, baik pada waktu bermain maupun pada waktu belajar di sekolah
Dilatarbelakangi kondisi seperti diatas, maka peneliti tertarik untuk mengenal, dan memahami pengaruh komunikasi interpersonal yang terjadi antara orang tua dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah murid-murid kelas VI SD X, dengan mengambil pertimbangan bahwa pada usia tersebut, anak-anak membutuhkan bimbingan lebih dari orangtua dalam hal belajar. Dengan adanya pembinaan pola belajar anak sejak dini akan membawa anak pada kebiasaan belajar teratur, kemandirian dan kesuksesan kelak di kemudian hari (Astrid, 1979, p.13). Murid-murid kelas VI sengaja dipilih oleh peneliti karena mereka sudah memiliki kematangan pola berpikir secara rasional, konkrit, logis, serta memiliki daya ingat yang baik dan pengalaman yang lebih lengkap untuk menunjang perkembangan mereka masuk ke tahap masa remaja (informasi awal diperoleh dari wawancara dengan Kepala Pusat Konseling & Pengembangan Pribadi). Didukung pula oleh unsur kedekatan lokasi penelitian dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan proses penelitian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : 
"Bagaimanakah Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara orangtua dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak di SD X?"

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah : Ingin mengetahui Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara orang tua dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak di SD X

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diambil peneliti, maka manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah : 
1. Manfaat Akademis
Menambah perbendaharaan kepustakaan bagi Jurusan Ilmu Komunikasi, berkaitan dengan masalah komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak, serta sebagai masukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian di masa yang akan datang
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan masukan dan informasi bagi para orangtua mengenai bentuk komunikasi interpersonal yang baik dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak

E. Sistematika Penulisan
Dari batasan penelitian di atas maka sistematika penulisan sebagai berikut : 
a) BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, serta sistematika penulisan.
b) BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi mengenai teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti dalam penulisan skripsi ini. Adapun teori-teori yang digunakan adalah teori mengenai Komunikasi, Komunikasi antar pribadi, Komunikasi Keluarga, Psikologi Belajar, Teori Belajar dan Psikologi Perkembangan
c) BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bagian ini akan menguraikan metode yang akan dipakai peneliti, yaitu definisi konseptual, definisi operasional, jenis metode penelitian, gambaran populasi, teknik pengambilan sample, jenis sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
d) BAB IV : ANALISIS dan DATA PEMBAHASAN
Bab ini memuat gambaran lokasi penelitian, hasil pengolahan data disertai dengan pembahasan yang terkait dengan penelitian
e) B ab V : KESIMPULAN dan SARAN
Bab ini merupakan penutup dari skripsi ini, yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran dari seluruh proses penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 15:58:00