Cari Kategori

Showing posts with label multimedia interaktif. Show all posts
Showing posts with label multimedia interaktif. Show all posts

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISTEM SARAF DAN HORMON PADA MANUSIA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SMA

SKRIPSI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISTEM SARAF DAN HORMON PADA MANUSIA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SMA



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran Biologi pada siswa SMA khususnya pada materi sistem regulasi yang terdiri atas konsep sistem saraf dan hormon pada manusia memberikan tantangan besar bagi guru. Ditunjukkan oleh data rata-rata nilai hasil belajar pada materi tersebut yang masih rendah, yaitu nilai > 62 hanya mencapai 56% dari jumlah keseluruhan siswa. Konsep sistem saraf dan hormon pada manusia banyak memuat konsep-konsep yang abstrak dan sulit untuk dipelajari secara langsung sehingga memerlukan suatu alat yang dapat membantu proses pembelajaran, alat inilah yang disebut dengan media. Disebutkan pula bahwa pengajaran akan lebih efektif apabila objek yang menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang sebenarnya walaupun tidak sama persis, yaitu melalui media (Sudjana dan Rivai 2002).
Saat ini media dan teknologi menjadi salah satu ciri yang ditonjolkan dalam dunia pendidikan. KTSP yang berlaku saat ini menuntut guru untuk lebih kreatif termasuk dalam memodifikasi media pembelajaran. Meskipun demikian di SMAN X yang dilengkapi 2 ruang multimedia dengan 40 buah komputer, belum memanfaatkannya dalam pembelajaran Biologi.
Terlebih lagi sebuah penelitian menyebutkan "In a field study with 75 students, we compared the individual validation of four media for vocational guidance, two multimedia applications and two products printed matter. Data analyses reveal that the students enjoyed using electronic media " (Hasebrook dan Gremm 1999). Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa hasil uji lapangan pada 75 siswa menggunakan dua jenis media yaitu multimedia dan media cetak mengungkap bahwa siswa lebih senang menggunakan media elektronik. Bahkan penelitian lain menemukan bukti bahwa cara yang efektif untuk membantu agar informasi ilmiah dapat lebih mudah dipahami ialah melalui penjelasan informasi secara multimodal, misalnya dalam format multimedia (Pranata 2004).
Selain itu pendekatan yang efektif pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher centered. Sebagian besar waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang sangat memperhatikan keterlibatan siswa secara aktif, sehingga proses belajar mengajar lebih bersifat student centered karena multimedia interaktif dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh siswa, sehingga siswa dapat memilih apa yang dikehendaki. Seperti yang disebut dalam sebuah jurnal "The final navigational interface has the advantages of allowing the student flexible navigations, proving an indication of progress through the subject material, whilst constraining their route" (Evans dan Edwards 1999).
Disebutkan dalam simpulan penelitian tersebut bahwa tombol navigasi yang ditampilkan dalam multimedia interaktif mempunyai manfaat memudahkan siswa dalam menentukan materi belajar, dan hal ini menunjukkan indikasi terjadinya peningkatan dalam mempelajari materi, disamping itu tombol navigasi membatasi rute belajar siswa sehingga pembelajaran lebih terarah.
Masalah lain yang dihadapi dunia pendidikan adalah proses pembelajaran hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya 2007).
Dengan mempertimbangkan beberapa hal di atas salah satu langkah yang diupayakan adalah menyusun multimedia interaktif tentang sistem saraf dan hormon pada manusia yang dilengkapi dengan permasalahan atau contoh kasus yang sifatnya kontekstual atau dapat ditemui sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISTEM SARAF DAN HORMON PADA MANUSIA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI SMA".

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 
1. Apakah multimedia interaktif sistem saraf dan hormon pada manusia berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dikembangkan sesuai dengan standar kompetensi pembelajaran, yaitu bila indikator keberhasilan yang ditunjukkan oleh nilai data penilaian pakar terhadap multimedia interaktif mencapai > 86,66 % ?.
2. Apakah multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif diterapkan dalam pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan oleh hasil belajar siswa dengan ketuntasan belajar individual > 68 dan ketuntasan belajar klasikal > 85% ?.
3. Apakah multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif diterapkan dalam pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan oleh nilai tiap aspek aktivitas siswa mencapai > 50 % ?.

C. Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah : 
1. Mengembangkan multimedia interaktif sistem saraf dan hormon pada manusia berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang sesuai dengan standar kompetensi pembelajaran, yaitu bila indikator keberhasilan yang ditunjukkan oleh nilai data penilaian pakar terhadap multimedia interaktif mencapai > 86,66%.
2. Mengukur efektivitas penerapan multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan dengan ketuntasan belajar individual > 68 dan ketuntasan belajar klasikal > 85%.
3. Mengukur efektivitas penerapan multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan oleh nilai tiap aspek aktivitas siswa mencapai > 50 % ?.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain : 
1. Mengetahui kesesuaian multimedia interaktif sistem saraf dan hormon pada manusia berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran, yaitu bila indikator keberhasilan yang ditunjukkan oleh nilai data penilaian pakar terhadap multimedia interaktif mencapai > 86,66 %.
2. Mengetahui kemampuan multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk diterapkan sebagai media pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan oleh hasil belajar siswa dengan ketuntasan belajar individual > 68 dan ketuntasan belajar klasikal > 85%.
3. Mengetahui kemampuan multimedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk diterapkan dalam pembelajaran sistem saraf dan hormon pada manusia di SMA, dengan indikator keberhasilan ditunjukkan oleh nilai tiap aspek aktivitas siswa mencapai > 50 % ?.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut. 
a. Dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi penyusun dalam menyusun dan mengembangkan suatu media yang menarik dan sesuai dengan materi pelajaran dan standar kompetensi pembelajaran. 
b. Dapat memacu kreativitas guru untuk mengembangkan media sebagai hasil rancangan sendiri.
c. Produk dapat digunakan sebagai media pembelajaran Biologi di SMA guna memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka efektivitas dan peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar.
d. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan alam khususnya Biologi.
e. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi peneliti yang akan datang.
f. Sebagai panduan bagi mata pelajaran lain dalam memilih media pembelajaran yang akan diterapkan bagi perbaikan di masa yang akan datang. 

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 11:19:00

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA KONSEP SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA KONSEP SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF (BIOLOGI KELAS VIII) 



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan sebuah proses yang sangat penting dan diperlukan dalam sepanjang perjalanan kehidupan manusia. Menurut Gange, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Dahar 1989). Dikatakan pula oleh Uno (2010), belajar adalah perubahan tingkah laku secara permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan tertentu. Penelitian Frederick Herzberg menunjukkan bahwa motivasi dapat menimbulkan rasa senang, dimana rasa senang ini berkaitan erat dengan prestasi atau hasil belajar (Davies, 1991 : 216). Dengan demikian, suatu proses belajar sebaiknya merupakan pengalaman yang menyenangkan yang dapat diingat, sehingga mampu mendorong individu tersebut untuk merubah perilakunya menjadi lebih baik.
Berdasarkan observasi di kelas VIII SMPN X, analisis hasil belajar menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi menunjukkan angka 66,73 dengan hanya sebanyak 6,67% siswa yang berhasil mencapai atau melampaui nilai 80. Angka 80 merupakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran biologi di kelas VIII sekolah tersebut. Kelulusan kelas dapat dicapai ketika jumlah siswa yang mencapai atau melampaui KKM sebanyak 75%.
Selain itu, dilakukan pula observasi terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran biologi. Observasi ini dilakukan dengan model ARCS yang mengandung empat komponen, yaitu : atensi siswa, relevansi pembelajaran, kepercayaan diri siswa, dan kepuasan siswa terhadap hasil yang dicapai. Berdasarkan observasi awal hasil pengukuran motivasi menunjukkan sebanyak 50% siswa termotivasi dengan baik untuk mengikuti pembelajaran biologi. Sebuah kelas dinyatakan berhasil apabila 75% siswanya mencapai ketuntasan minimal (BSNP, 2006). Oleh karena itu, kriteria kelulusan motivasi kelas dicapai minimal ketika siswa termotivasi dengan baik, dan persentase minimal jumlahnya sebanyak 75%.
Hasil observasi lain melalui kuesioner dan wawancara informal di SMP tersebut pada siswa kelas VIII, hampir seluruh siswa menyukai pelajaran biologi. Namun, dalam pembelajaran seringkali siswa mengalami kesulitan karena beberapa alasan, diantaranya menurut siswa : 
1. Biologi mengandung banyak teks hafalan, terutama jika itu merupakan deskripsi sebuah proses.
2. Biologi juga seringkali menggunakan istilah ilmiah dan serangkaian bahasa yang rumit.
Kesulitan-kesulitan tersebut mengarah pada hakikat biologi yang seringkali abstrak bagi siswa. Hal tersebut dapat menjadi alasan mereka tidak termotivasi untuk mempelajari biologi. Selain itu, kadang pembelajaran yang berlangsung hanya berupa latihan soal saja. Meskipun kadang digunakan pula media Microsoft Power Point, namun proses pembelajaran banyak dikendalikan guru. Karena itu, siswa seringkali menjadi terfokus pada kegiatan mereka berinteraksi dengan personal notebook tanpa terkendali oleh guru.
Fasilitas yang tersedia di sekolah tersebut sangat memadai. Selain ruang multimedia, laboratorium biologi, sekolah ini juga telah memiliki LCD Proyektor di setiap kelasnya. Meskipun demikian, sebagian besar siswa merasakan pengalaman pembelajaran biologi dengan media yang ada di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal, padahal fasilitas yang tersedia sudah sangat baik. Berdasarkan observasi juga diketahui bahwa seluruh siswa di kelas tersebut telah terampil menggunakan komputer. Bahkan, seluruh siswa telah terbiasa menggunakan personal notebook (laptop) pada setiap pembelajaran yang berlangsung di kelas.
Berdasarkan analisis hasil observasi tersebut, diketahui bahwa proses pembelajaran masih memerlukan perbaikan dan pengembangan agar lebih memberikan pengalaman yang menyenangkan dan dapat memotivasi siswa dalam belajar biologi. Selain itu, pembelajaran tersebut juga perlu diupayakan agar dapat membuat siswa mengalami proses belajar yang bermakna dan dekat dengan keseharian mereka. Sehingga, siswa diharapkan mendapatkan motivasi diri yang lebih baik untuk mengikuti pelajaran dengan antusias. Dengan adanya motivasi diri yang tinggi, hasil belajar siswa juga dapat dengan mudah ditingkatkan. Selain itu, pengetahuan yang didapatkan dari proses belajar tersebut dapat dengan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, serta membentuk perilaku siswa menjadi pribadi yang lebih baik.
Biologi merupakan disiplin ilmu yang meliputi banyak konsep dan proses peristiwa yang abstrak. Dalam hal ini tentu dibutuhkan upaya yang lebih untuk menjelaskan proses tersebut sehingga dapat dipahami oleh siswa. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi salah satunya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar (Abimanyu, 1985). Alat bantu mengajar atau media pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Pelajaran biologi membutuhkan media visualisasi yang dapat memperjelas suatu konsep yang abstrak. Lebih dari itu, media visualisasi dapat membantu siswa memahami suatu mekanisme proses yang tidak dapat diamati secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep biologi yang abstrak membutuhkan media visualisasi, dan pembelajaran di sekolah tersebut kurang memberikan pengalaman yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu, terdapat pemanfaatan fasilitas kelas dan sekolah yang belum optimal pada proses pembelajaran biologi di kelas tersebut. Karena itu, perlu dilakukan pengembangan media sebagai alat bantu meningkatkan motivasi belajar siswa yang kemudian menjadi upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Perkembangan zaman telah membawa kehidupan manusia pada kemudahan dan kepraktisan dengan bantuan teknologi. Tentu saja, untuk dapat bertahan di tengah kompetisi kehidupan, adalah penting mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi dalam dunia pendidikan sekarang ini seringkali memanfaatkan multimedia sebagai alat bantu pembelajaran. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafts, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Ariasdi, 2008).
Salah satu multimedia yang mungkin dapat digunakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah multimedia interaktif. Menurut Ariasdi (2008), multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Selain itu, multimedia interaktif juga dapat membantu pengguna untuk mengukur sendiri kemampuan dirinya. Sehingga, pengguna dapat mengetahui bagian-bagian yang perlu dipelajari lebih dalam sesuai dengan kebutuhan dirinya. Contoh multimedia interaktif adalah : multimedia pembelajaran interaktif berbagai model dan aplikasi game.
Berdasarkan hal diatas, maka perlu dilakukan upaya untuk memecahkan permasalahan yang ada, yaitu meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa terhadap pembelajaran biologi di kelas. Khususnya pada materi yang sedang ditempuh kelas tersebut pada semester genap, sistem dalam kehidupan tumbuhan. Konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan merupakan sebuah konsep yang seringkali berupa proses peristiwa dan fenomena alam yang terjadi dalam skala mikro yang sulit untuk diamati secara langsung oleh indra. Dengan menggunakan multimedia interaktif diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar pada konsep dan proses yang abstrak, serta pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ketika melalui proses pembelajaran biologi.
Dengan demikian, perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS VIII PADA KONSEP SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF. Melalui penelitian ini diupayakan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran dapat diatasi, sehingga pembelajaran dapat diperbaiki dan kualitasnya juga dapat ditingkatkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang dijadikan fokus masalah penelitian adalah : 
"Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan di kelas VIII dengan menggunakan multimedia interaktif ?"

C. Pertanyaan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, berikut merupakan pertanyaan penelitian dari rumusan masalah tersebut : 
1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif ?
2. Bagaimanakah peningkatan motivasi siswa pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif ?
3. Bagaimanakah respon siswa setelah dilakukan upaya peningkatan pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif ?

D. Batasan Masalah
Agar permasalahan di dalam penelitian tidak meluas, permasalahan dibatasi sebagai berikut : 
1. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif yang dijaring melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan uraian.
Sesuai dengan standar kompetensi yang digunakan, kemampuan kognitif ini dibatasi pada C2 taksonomi bloom revisi, yaitu memahami.
2. Motivasi yang dimaksud adalah dorongan bagi siswa dalam belajar yang dijaring melalui angket motivasi. Angket motivasi yang digunakan adalah angket ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), yaitu angket motivasi yang sesuai untuk pembelajaran computer-based training (Baker, 2007). Angket motivasi ini mengandung empat komponen : atensi siswa, relevansi pembelajaran, kepercayaan diri siswa, dan kepuasan siswa terhadap hasil yang dicapai.
3. Multimedia interaktif yang digunakan pada penelitian ini adalah media pembelajaran berupa software yang dirancang menggunakan macromedia flash dengan memadukan beberapa unsur media didalamnya mengenai pokok materi yang sesuai, yaitu sistem dalam kehidupan tumbuhan.
4. Materi sistem dalam kehidupan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada kompetensi dasar : mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau, dan mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan upaya peningkatan pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif.
2. Untuk mengetahui motivasi siswa setelah dilakukan upaya peningkatan pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif.
3. Untuk mengetahui respon siswa setelah dilakukan upaya peningkatan pada pembelajaran konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan dengan menggunakan multimedia interaktif.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang baik bagi perkembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Salah satunya membantu sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran biologi. Selain itu, sesuai visi sekolah juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran tuntutan zaman akan adaptasi teknologi yang tinggi dalam proses pembelajaran serta mengaplikasikannya, seperti meningkatkan pemanfaatan sarana teknologi yang disediakan di sekolah.
Melalui penelitian ini juga diharapkan siswa dapat memperoleh keuntungan, seperti : memperoleh pengalaman belajar biologi yang menyenangkan dengan menggunakan multimedia interaktif, meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran biologi, meningkatkan motivasi dalam pembelajaran biologi.
Sedangkan bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan dalam kelas pada pembelajaran biologi, seperti pada konsep sistem dalam kehidupan tumbuhan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan memotivasi guru untuk lebih menguasai fasilitas teknologi dan menerapkannya dalam pembelajaran biologi di kelas.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 11:31:00