Cari Kategori

Showing posts with label Filsafat. Show all posts
Showing posts with label Filsafat. Show all posts

Ibnu Sina dan Filsafat Ajarannya

Makalah Ibnu Sina dan Filsafat Ajarannya

Daftar Isi :
KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, 1.1. Latar Belakang Ibnu Sina, a. Kehidupan Ibnu Sina, b. Hasil Karyanya, BAB II PEMBAHASAN, 2.1. Filsafat Ajarannya, a. Teori Fisika, b. Ilmu Jiwa, c. Tentang Wujud, d. Kenabian, BAB III PENUTUP, 3.1. Kesimpulan, DAFTAR PUSTAKA.


Sekilas Isi :
a. Kehidupan Ibnu Sina
Nama lain Ibnu Sina adalah Abu Ali Al Husain Ibn Abdullah Ibn Sina. Di Eropa dia lebih dikenal dengan nama Avicenna. Lahir di sebuah desa Afsyaha di daerah Bukhara pada tahun 340 H (980 M). Ibnu Sina dibesarkan di daerah kelahirannya. Ia belajar Al-Qur’an dengan menghafalnya dan belajar ilmu-ilmu agama serta ilmu-ilmu pengetahuan umum seperti astronomi, matematika, fisika, logika, kedokteran dan ilmu metafisika.

Ketika umurnya belum mencapai 16 tahun sudah menguasai ilmu kedokteran. Pada waktu Nuh bin Mansur, penguasa Bukhara menderita sakit, banyak dokter yang tidak mampu mengobatinya, maka setelah diperiksa dan diobati oleh Ibnu Sina ia menjadi sembuh. Pada usia 22 tahun ayahnya meninggal, kemudian dia pergi ke Jurjan dan ke Chawarazm. Hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain sampai di Hamadan. Di tempat ini ia menjadi seorang menteri. Ia meninggal pada tahun 428 H/1037 M pada usia 57 tahun.

b. Hasil Karyanya
Ibnu Sina meskipun disibukkan oleh kegiatan politik namun karena kecerdasannya, menyebabkan ia mampu menulis beberapa buku. Ia sangat berjasa bagi para ilmuwan dengan karya-karya yang sangat berguna. Adapun karangan-karangan Ibnu Sina yang terkenal adalah :
1) As-Syifa
Buku ini adalah buku filsafat yang terpenting dan terbesar dan terdiri dari empat bagian yaitu logika, fisika, matematika, dan metafisika.
2) Al-Syarat Wat-Tanbihat
Buku ini adalah buku terakhir dan yang paling baik. Pernah diterbitkan di Leiden tahun 1892 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis dan diterbitkan di Kairo juga.
3) Al-Hikmat Al-Masyriqiyyah
Buku ini banyak dibicarakan orang karena tidak jelasnya maksud judul buku. Ada yang menyatakan buku ini mengenai tasawuf dan naskahnya yang masih ada memuat bagian logika.
4) Al-Qanun
Atau canon of medicine, buku ini pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan pernah menjadi buku standar untuk universitas-universitas di Eropa.
2.1. Filsafat Ajarannya
a. Teori Fisika
Kajian yang dikemukakan Ibnu Sina dalam masalah ini adalah bersifat teori, dan obyeknya yaitu benda yang wujud, dimana ia terdapat dalam perubahan, diam dan bergerak. Ilmu fisika mempunyai beberapa dasar diantaranya :
1) Benda (maddah) surah (form) atau tiada (adam)
2) Gerak dan diam
3) Waktu / masa
4) Tempat dan kekosongan
5) Terbatas dan tak terbatas
— Benda, surah dan tiada
Setiap benda yang tersusun mempunyai 3 unsur yaitu bendanya, surah, dan tiada.
— Gerak dan diam
Gerak adalah pergantian kepada yang menetap pada benda sedikit demi sedikit dengan menuju kepada suatu arah tertentu, demikian kata Ibnu Sina. Atau bisa dikatakan perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain adalah gerak. Begitu pula bertambah atau berkurangnya sesuatu bentuk juga dikatakan gerak.


Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 07:04:00

Aliran-aliran dalam Filsafat

Aliran-aliran dalam Filsafat

Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa aliran-aliran dalam filsafat ini terlahir dari cabang-cabang besar atau teori-teori yang menjadi kajian utama bidang filsafat. Dari teori pengetahuan lahir cabang epistemologi. Persoalan pertama dalam epistemologi seperti diterangkan diatas adalah tentang apa pengetahuan itu?. Pengetahuan adalah sesuatu yang melekat pada manusia di mana ia dapat mengetahui sesuatu yang asalnya tidak ia ketahui. (Juhaya, 2005: 9).

Selanjutnya persoalan kedua adalah tentang sumber pengetahuan manusia, yang kemudian lahir aliran-aliran dalam filsafat. Menurut Louis Q. Kattsof dalam buku yang sama mengatakan bahwa sumber pengetahuan manusia itu ada lima macam, yaitu : (1) Empiris yang kemudian melahirkan aliran empirisme; (2) Rasio yang melahirkan aliran rasionalisme; (3) Fenomena yang melahirkan aliran fenomenologi; (4) Instuisi yang melahirkan aliran instuisme; dan (5) Metode ilmiah yang merupakan gabungan antara aliran rasialisme dan empirisme. Metode ilmiah inilah yang kemudian mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di seluruh universitas di dunia ini.
Mari kita uraikan lagi kelima aliran-aliran tersebut diatas yang sebenarnya merupakan pokok yang menjadi fokus uraian kita pada kesempatan ini. Aliran- aliran itu adalah :
•    Aliran Empirisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan itu adalah pengalaman inderawi. Tokoh aliran ini adalah John Locke (1632-1704), analogi dari aliran ini menyebutkan bahwa es itu membeku dan dingin, karena secara pengalaman inderawi es itu dapat dilihat bentuknya beku dan rasanya dingin. Dari disinilah dapat disimpulkan bahwa menurut aliran empirisme pengetahuan itu didapat dengan perantaraan inderawi atau pengalaman-pengalaman inderawi yang sesuai, tetapi aliran ini mempunyai kelamahan karena sebetulnya inderawi memiliki keterbatasan dan terkadang menipu. Dari kelemahan ini muncul aliran kedua yatiu aliran Rasionalisme.
•    Aliran Rasionalisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa akal adalah dasar dari kepastian pengetahuan. Tokoh aliran ini adalah Rene Descartes (1596 – 1650). Aliran ini muncul karena koreksi dari aliran Empirisme menurut kacamata aliran ini manusia akan sampai pada kebenaran semata-mata karena akal, inderawi menurut aliran Rasionalisme hanyalah merupakan bahan yang belum jelas, akal-lah yang kemudian mengatur bahan tersebut sehingga membentuk pengetahuan yang benar. Analogi menurut aliran ini adalah kenapa benda yang jauh akan kelihatan kecil ?, karena secara akal bayangan yang jatuh dimata akan kecil atau contoh analogi lain kenapa gula terasa pahit bagi orang yang demam, karena lidah orang yang sakit demam itu tidak normal.
•    Aliran Fenomenalisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan didasarkan pada sebab akibat yang merupakan hubungan yang bersifat niscaya dan ditampakan oleh sebuah gejala (Pehenomenon). Tokoh aliran ini adalah Imanuel Kant yaitu seorang filosof Jerman ( abad ke-18) analogi dari aliran ini adalah tetang bagaimana memperoleh pengetahuan bahwa kuman itu menyebabkan penyakit tifus, orang yang menderita demam tifus disebabkan oleh kuman yang masuk dalam diri orang tersebut.
•    Aliran Instuisme, yatiu aliran yang berpendapat lahirnya pengetahuan yang lengkap dan utuh tidak hanya diperoleh melalui indera dan akal tetapi butuh juga instuisi utuk menangkap keseluruhan objek pengetahuan. Tokoh aliran ini adalah Henri Bergson (1859 – 1941), aliran ini mirip dengan aliran Iluminasionesme atau Teori Kasyf dalam ajaran Islam yaitu pengetahuan langsung dari Tuhan yang hanya bisa diterima apabila hatinya telah bersih. Pengetahuan itu bisa didapat melalui latihan atau “riyadhah”. Contoh dari intuisi atau pengetahuan tingkat tinggi ini yang dimiliki oleh Nabi SAW (atas izin Allah) dapat melihat atau mengetahui hal-hal yang ghaib, dapat mendengar orang yang disiksa di alam kubur, menghitung tiang-tiang mesjid Al Aqsha dan sebagainya.

Metode Ilmiah, yaitu sebuah sarana untuk memperoleh pengetahuan. Metode ilmiah ini merupakan suatu metode yang menggabungkan antara pengalaman dan akal sebagai pendekatan bersama dan menambahkan suatu cara baru untuk menilai penyelesaian-penyelesaian yang disarankan. Metode ilmiah diawali dengan melalui pengamatan-pengamatan yang selanjutnya dilakukan hipotesis. Sifat yang menonjol dari dari metode illmiah ialah digunakannya akal dan pengalaman disertai dengan sebuah unsur baru yaitu hipotesis tadi. Bila suatu hipotesis dikukuhkan kebenarannnya oleh contoh-contoh yang banyak jumlahnya, maka hipotesis tersebut kemudian dapat dipandang sebagai hukum. Metode ilmiah ini pernah di praktekkan oleh seorang ahli Astronomi yang bernama Kepler yang melakukan pengamatan tentang posisi planet Mars.

Dalam buku Filsafat Ilmu yang ditulis oleh Tafsir (2002), beliau memasukkkan aliran aliran Positivisme kedalam kelompok pengetahuan dari cabang epistemologi. Menurut beliau aliran Positisme lahir karena merupakan gabungan antara aliran-aliran empirisme dan rasionalisme yang sudah diuraikan diatas juga menyempurnakan kedua aliran tersebut. Tokoh aliran ini adalah August Compte (1798-1857) yang merupakan penganut aliran empirisme.

Aliran inilah melahirkan science knowledge (sains/ilmu pengetahuan). Menurut aliran ini kebenaran dapat diperoleh dengan akal didukung oleh bukti-bukti empiris yang diukur dan diperkuat serta dipertajam oleh eksperimen. Analogi dari aliran ini misalnya tentang panas dapat diukur dengan derajat (termometer), jauh dapat diukur dengan meteran, berat-ringan dapat diukur oleh timbangan.
Kajian pokok filsafat yang kedua adalah teori hakikat. Teori hakikat mempunyai cabang-cabang yaitu : Ontologi, Kosmologi, Antropologi, Theodecia, Filsafat Agama, Filsafat Hukum, Filsafat Pendidikan dan lain-lain.

Selanjutnya dari teori hakikat atau muncul yang disebut dengan ontologi. Ontologi merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada. Dari aliran ini muncul empat macam aliran filsafat, yaitu : (1) aliran Materialisme; (2) aliran Idealisme; (3) aliran Dualisme; (4) aliran Agnoticisme.

Berikutnya kita akan membahas keempat aliran tersebut, yakni :
1.    Aliran Materialisme, adalah aliran yang beranggapan bahwa hakikat benda adalah benda itu sendiri, hakikat kayu adalah kayu itu sendiri, hakikat air adalah air itu sendiri, begitu pula yang lainnnya. Jadi menurut aliran ini materilah yang hakikat;

2.    Aliran Idealisme, adalah suatu pandangan dunia atau metafisika yang mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas atau sangat erat hubungannya dengan ide, pikiran, atau jiwa. Dunia menurut aliaran ini dipahami dan ditafsirkan oleh penyelidikan tentang hukum-hukum pikiran dan kesadaran, dan tidak hanya oleh metode ilmu objek semata-mata. Prinsip pokok dari idealisme adalah kesatuan organik, jadi kesimpulannya menurut aliran ini yang hakikat itu adalah ruh atau ide sedangkan materi bukan hakikat;

3.    Aliran Dualisme, adalah aliran filsafat yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat.materi muncul bukan karena adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut di atas. Sebuah analogi dapat kita ambil misalnya tentang jika jiwa sedang sehat, maka badan pun akan sehat kelihatannya. Sebaliknya jika jiwa seseorang sedang penuh dengan duka dan kesedihan biasanya badanpun ikut sedih, terlihat dari murungnya wajah orang tersebut.

4.    Aliran Agnoticisme, adalah alirn yang mengatkan bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu dibalik kenyataannya. Manusia tidak mungkinmengetahui hakikat batu, air, api dan sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manuisa sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa hakikat tentang sesuatu yang ada, baik oleh inderanya maupun oleh pikirannya.

Demikian aliran-aliran yang dilahirkan oleh ontologi yang merupakan salah satu cabang besar yang memiliki aliran-aliran berbeda dengan kosmologi dan antropologi yang kedua-duanya tidak memiliki cabang-cabang secara terinci.

Kosmologi itu sendiri intinya merupakan cabang filsafat yang menyelidiki hakikat asal, susunan, dan hakikat perubahan serta tujuan akhir dari jagat raya/alam besar (kosmos). Tentang kosmologi ini ada spekulasi teori kabut, teori pasang, teori ledakan dahsyat tentang susunan kosmos ada teori geosentris dan teori heliosentris.

Sedangkan Antropologi membicarakan hakikat manusia dari segi filsafat. Misalnya muncul pertanyaan : Apa manusia itu/, Apa dan dari mana asalnya?, apa akhir dan tujuannya?. Menurut filsafat mengenai asal manusia berdasarkan aliran materialisme adalah materi, sedangkan menurut aliran idealisme hidup manusai berasal dari Yang Hidup.

Filsafat yang membicarakan Tuhan adalah Theodicea atau Theologika, yaitu membicarakan Tuhan dari segi pikiran (akal): untuk membedakannya dari pembicaraan Tuhan dari segi wahyu dan iman, yang pertama itu sering disebut teologi naturalis (membicarakan Tuhan dari segi akal).

Selanjutnya mengenai fisafat agama, filsafat hukum dan filsafat pendidikan lebih lanjut dijelaskan secara spesifik dalam pembahasan tersendiri yang biasanya sudah menjadi disiplin ilmu yang menjadi kajian utama dalam perkuliahan.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 20:34:00

Cabang dan Aliran Filsafat, serta Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama.

Cabang dan Aliran Filsafat, serta Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama.

A. Latar belakang
Filsafat kerap kali dipandang sebagai ilmu yang abstrak, padahal filsafat ini sangat dekat sekali dengan kehidupan kita. Filsafat bagi sebagian orang merupakan disiplin ilmu yang kurang diminati, karena dianggap sebagai ilmu yang membingungkan. Memang untuk para pembelajar filsafat tingkat pemula biasanya mereka merasa sangat cemas ketika mulai memasuki bidang studi ini. Keraguan dan kecemasan ini biasanya pelan-pelan pudar ketika sudah mulai menekuni bidang ini dan akan terasa lebih menarik lagi ketika sadar bahwa filsafat adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita.

Faktor lain yang menyebabkan orang beranggapan bahwa filsafat itu ilmu yang membingungkan, karena dalam mempelajari filsafat kita diarahkan untuk menggunakan metode berpikir dalam memahami bidang kajian ilmu tersebut. Berbicara tentang berpikir sesungguhnya erat kaitannya dengan penggunaan sebuah potensi terpenting yang dianugerahkan Allah SWT kepada satu-satunya makhluk yang disebut manusia. Potensi terpenting yang dimaksud di sini adalah akal .

Dalam Al-Qur'an kata akal (al'alqlu) diungkapkan dalam kata kerja, yaitu 'aqaluh 1 ayat, ta'qilun 24 ayat, na'qilun 1 ayat, ya'qiluha 1 ayat dan ya'qilun 22 ayat. Semua diungkap dalam bentuk kata kerja (fi'il) yang mengandung arti memahami dan mengerti. Selain itu penggunaan kata akal dalam maknanya sebagai sifat berpikir yang terdapat pada manusia di dalam Al-Qur'an sering juga disamakan dengan kata 'ulu al albab (orang berpikir), 'ulul al abshar (orang berpandangan) dan kata-kata lainnya yang mengandung arti sama yaitu berpikir.( Sofyan Sauri, 2006: 23-26).

Salah satu contoh ayat al-Qur'an yang di dalamnya terdapat kata akal sebagai sarana untuk berpikir adalah firman Allah SWT : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (QS. Ali-Imran : 190).

Menafakkuri ayat di atas, sebagai manusia yang telah dianugerahi Allah potensi yang berharga yaitu akal, kita seyogyanya dapat mengoptimalkan potensi tersebut. Salah satu upaya optimalisasi potensi akal tersebut adalah dengan mempelajari salah satu bidang ilmu yang memang banyak melibatkan akal sebagai alat untuk berpikir yaitu filsafat.

Kajian filsafat itu sendiri sebetulnya bertujuan untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya. Jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara sistematis, jadilah ia sistematika filsafat. Sistematika filsafat itu yang kemudian biasanya mempermudah kita untuk mempelajari filsafat ini secara rinci. Sistematika filsafat biasanya terbagi atas tiga cabang besar filsafat yaitu teori pengetahuan, teori hakikat, dan teori nilai. Dari ketiga cabang besar tersebut lahirlah aliran-aliran dalam filsafat. (Tafsir, 2002 : 21)

Oleh karena itu, melalui makalah ini penyusun mencoba menguraikan secara sistematis bidang kajian filsafat yang intinya berisi tentang cabang-cabang besar dari teori-teori di atas dan membahas secara garis besar mengenai aliran-aliran dalam filsafat disertai bagaimana jalinan tiga disipilin ilmu yaitu pengetahuan, filsafat dan agama.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
    Apa saja cabang-cabang filsafat itu ?
    Apa saja aliran-aliran dalam filsafat itu ?
    Bagaimana jalinan antara ilmu, filsafat dan agama ?

C. Tujuan Penulisan
Secara umum, makalah ini disusun untuk menjelaskan secara garis besar bidang kajian filsafat. Sedangkan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
  • Mengetahui cabang-cabang filsafat
  • Mengetahui aliran-aliran filsafat
  • Mengetahui jalinan ilmu, filsafat dan agama
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kajian pustaka.
 
Sistematika Uraian
Sistematika penyusunan makalah ini adalah terdiri atas : BAB I yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika uraian; BAB II berisi tentang cabang-cabang, aliran-alairan dalam filsafat serta jalinan antara ilmu, filsafat dan agama; BAB III berisi kesimpulan tentang permasalahan sekitar filsafat dan pentingnya mempelajari filsafat serta garis besar bidang kajian filsafat.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 20:22:00

Cabang dan Aliran Filsafat, serta Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama.

Cabang dan Aliran Filsafat, serta Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama.

A. Latar belakang
Filsafat kerap kali dipandang sebagai ilmu yang abstrak, padahal filsafat ini sangat dekat sekali dengan kehidupan kita. Filsafat bagi sebagian orang merupakan disiplin ilmu yang kurang diminati, karena dianggap sebagai ilmu yang membingungkan. Memang untuk para pembelajar filsafat tingkat pemula biasanya mereka merasa sangat cemas ketika mulai memasuki bidang studi ini. Keraguan dan kecemasan ini biasanya pelan-pelan pudar ketika sudah mulai menekuni bidang ini dan akan terasa lebih menarik lagi ketika sadar bahwa filsafat adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita.

Faktor lain yang menyebabkan orang beranggapan bahwa filsafat itu ilmu yang membingungkan, karena dalam mempelajari filsafat kita diarahkan untuk menggunakan metode berpikir dalam memahami bidang kajian ilmu tersebut. Berbicara tentang berpikir sesungguhnya erat kaitannya dengan penggunaan sebuah potensi terpenting yang dianugerahkan Allah SWT kepada satu-satunya makhluk yang disebut manusia. Potensi terpenting yang dimaksud di sini adalah akal .

Dalam Al-Qur'an kata akal (al'alqlu) diungkapkan dalam kata kerja, yaitu 'aqaluh 1 ayat, ta'qilun 24 ayat, na'qilun 1 ayat, ya'qiluha 1 ayat dan ya'qilun 22 ayat. Semua diungkap dalam bentuk kata kerja (fi'il) yang mengandung arti memahami dan mengerti. Selain itu penggunaan kata akal dalam maknanya sebagai sifat berpikir yang terdapat pada manusia di dalam Al-Qur'an sering juga disamakan dengan kata 'ulu al albab (orang berpikir), 'ulul al abshar (orang berpandangan) dan kata-kata lainnya yang mengandung arti sama yaitu berpikir.( Sofyan Sauri, 2006: 23-26).

Salah satu contoh ayat al-Qur'an yang di dalamnya terdapat kata akal sebagai sarana untuk berpikir adalah firman Allah SWT : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (QS. Ali-Imran : 190).

Menafakkuri ayat di atas, sebagai manusia yang telah dianugerahi Allah potensi yang berharga yaitu akal, kita seyogyanya dapat mengoptimalkan potensi tersebut. Salah satu upaya optimalisasi potensi akal tersebut adalah dengan mempelajari salah satu bidang ilmu yang memang banyak melibatkan akal sebagai alat untuk berpikir yaitu filsafat.

Kajian filsafat itu sendiri sebetulnya bertujuan untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya. Jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara sistematis, jadilah ia sistematika filsafat. Sistematika filsafat itu yang kemudian biasanya mempermudah kita untuk mempelajari filsafat ini secara rinci. Sistematika filsafat biasanya terbagi atas tiga cabang besar filsafat yaitu teori pengetahuan, teori hakikat, dan teori nilai. Dari ketiga cabang besar tersebut lahirlah aliran-aliran dalam filsafat. (Tafsir, 2002 : 21)

Oleh karena itu, melalui makalah ini penyusun mencoba menguraikan secara sistematis bidang kajian filsafat yang intinya berisi tentang cabang-cabang besar dari teori-teori di atas dan membahas secara garis besar mengenai aliran-aliran dalam filsafat disertai bagaimana jalinan tiga disipilin ilmu yaitu pengetahuan, filsafat dan agama.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
  1. Apa saja cabang-cabang filsafat itu ?
  2. Apa saja aliran-aliran dalam filsafat itu ?
  3. Bagaimana jalinan antara ilmu, filsafat dan agama ?
C. Tujuan Penulisan
Secara umum, makalah ini disusun untuk menjelaskan secara garis besar bidang kajian filsafat. Sedangkan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
  1. Mengetahui cabang-cabang filsafat
  2. Mengetahui aliran-aliran filsafat
  3. Mengetahui jalinan ilmu, filsafat dan agama
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kajian pustaka.
Sistematika Uraian

Sistematika penyusunan makalah ini adalah terdiri atas : BAB I yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika uraian; BAB II berisi tentang cabang-cabang, aliran-alairan dalam filsafat serta jalinan antara ilmu, filsafat dan agama; BAB III berisi kesimpulan tentang permasalahan sekitar filsafat dan pentingnya mempelajari filsafat serta garis besar bidang kajian filsafat.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 20:22:00

Cabang dan Aliran Filsafat, serta Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama.

Cabang dan Aliran Filsafat, serta Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama.

A. Latar belakang
Filsafat kerap kali dipandang sebagai ilmu yang abstrak, padahal filsafat ini sangat dekat sekali dengan kehidupan kita. Filsafat bagi sebagian orang merupakan disiplin ilmu yang kurang diminati, karena dianggap sebagai ilmu yang membingungkan. Memang untuk para pembelajar filsafat tingkat pemula biasanya mereka merasa sangat cemas ketika mulai memasuki bidang studi ini. Keraguan dan kecemasan ini biasanya pelan-pelan pudar ketika sudah mulai menekuni bidang ini dan akan terasa lebih menarik lagi ketika sadar bahwa filsafat adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita.

Faktor lain yang menyebabkan orang beranggapan bahwa filsafat itu ilmu yang membingungkan, karena dalam mempelajari filsafat kita diarahkan untuk menggunakan metode berpikir dalam memahami bidang kajian ilmu tersebut. Berbicara tentang berpikir sesungguhnya erat kaitannya dengan penggunaan sebuah potensi terpenting yang dianugerahkan Allah SWT kepada satu-satunya makhluk yang disebut manusia. Potensi terpenting yang dimaksud di sini adalah akal .

Dalam Al-Qur'an kata akal (al'alqlu) diungkapkan dalam kata kerja, yaitu 'aqaluh 1 ayat, ta'qilun 24 ayat, na'qilun 1 ayat, ya'qiluha 1 ayat dan ya'qilun 22 ayat. Semua diungkap dalam bentuk kata kerja (fi'il) yang mengandung arti memahami dan mengerti. Selain itu penggunaan kata akal dalam maknanya sebagai sifat berpikir yang terdapat pada manusia di dalam Al-Qur'an sering juga disamakan dengan kata 'ulu al albab (orang berpikir), 'ulul al abshar (orang berpandangan) dan kata-kata lainnya yang mengandung arti sama yaitu berpikir.( Sofyan Sauri, 2006: 23-26).

Salah satu contoh ayat al-Qur'an yang di dalamnya terdapat kata akal sebagai sarana untuk berpikir adalah firman Allah SWT : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (QS. Ali-Imran : 190).

Menafakkuri ayat di atas, sebagai manusia yang telah dianugerahi Allah potensi yang berharga yaitu akal, kita seyogyanya dapat mengoptimalkan potensi tersebut. Salah satu upaya optimalisasi potensi akal tersebut adalah dengan mempelajari salah satu bidang ilmu yang memang banyak melibatkan akal sebagai alat untuk berpikir yaitu filsafat.

Kajian filsafat itu sendiri sebetulnya bertujuan untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya. Jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara sistematis, jadilah ia sistematika filsafat. Sistematika filsafat itu yang kemudian biasanya mempermudah kita untuk mempelajari filsafat ini secara rinci. Sistematika filsafat biasanya terbagi atas tiga cabang besar filsafat yaitu teori pengetahuan, teori hakikat, dan teori nilai. Dari ketiga cabang besar tersebut lahirlah aliran-aliran dalam filsafat. (Tafsir, 2002 : 21)

Oleh karena itu, melalui makalah ini penyusun mencoba menguraikan secara sistematis bidang kajian filsafat yang intinya berisi tentang cabang-cabang besar dari teori-teori di atas dan membahas secara garis besar mengenai aliran-aliran dalam filsafat disertai bagaimana jalinan tiga disipilin ilmu yaitu pengetahuan, filsafat dan agama.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
  1. Apa saja cabang-cabang filsafat itu ?
  2. Apa saja aliran-aliran dalam filsafat itu ?
  3. Bagaimana jalinan antara ilmu, filsafat dan agama ?
C. Tujuan Penulisan
Secara umum, makalah ini disusun untuk menjelaskan secara garis besar bidang kajian filsafat. Sedangkan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
  1. Mengetahui cabang-cabang filsafat
  2. Mengetahui aliran-aliran filsafat
  3. Mengetahui jalinan ilmu, filsafat dan agama
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kajian pustaka.
Sistematika Uraian

Sistematika penyusunan makalah ini adalah terdiri atas : BAB I yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika uraian; BAB II berisi tentang cabang-cabang, aliran-alairan dalam filsafat serta jalinan antara ilmu, filsafat dan agama; BAB III berisi kesimpulan tentang permasalahan sekitar filsafat dan pentingnya mempelajari filsafat serta garis besar bidang kajian filsafat.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 20:22:00

Cabang dan Aliran Filsafat, serta Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama.

Cabang dan Aliran Filsafat, serta Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama.

A. Latar belakang
Filsafat kerap kali dipandang sebagai ilmu yang abstrak, padahal filsafat ini sangat dekat sekali dengan kehidupan kita. Filsafat bagi sebagian orang merupakan disiplin ilmu yang kurang diminati, karena dianggap sebagai ilmu yang membingungkan. Memang untuk para pembelajar filsafat tingkat pemula biasanya mereka merasa sangat cemas ketika mulai memasuki bidang studi ini. Keraguan dan kecemasan ini biasanya pelan-pelan pudar ketika sudah mulai menekuni bidang ini dan akan terasa lebih menarik lagi ketika sadar bahwa filsafat adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita.

Faktor lain yang menyebabkan orang beranggapan bahwa filsafat itu ilmu yang membingungkan, karena dalam mempelajari filsafat kita diarahkan untuk menggunakan metode berpikir dalam memahami bidang kajian ilmu tersebut. Berbicara tentang berpikir sesungguhnya erat kaitannya dengan penggunaan sebuah potensi terpenting yang dianugerahkan Allah SWT kepada satu-satunya makhluk yang disebut manusia. Potensi terpenting yang dimaksud di sini adalah akal .

Dalam Al-Qur'an kata akal (al'alqlu) diungkapkan dalam kata kerja, yaitu 'aqaluh 1 ayat, ta'qilun 24 ayat, na'qilun 1 ayat, ya'qiluha 1 ayat dan ya'qilun 22 ayat. Semua diungkap dalam bentuk kata kerja (fi'il) yang mengandung arti memahami dan mengerti. Selain itu penggunaan kata akal dalam maknanya sebagai sifat berpikir yang terdapat pada manusia di dalam Al-Qur'an sering juga disamakan dengan kata 'ulu al albab (orang berpikir), 'ulul al abshar (orang berpandangan) dan kata-kata lainnya yang mengandung arti sama yaitu berpikir.( Sofyan Sauri, 2006: 23-26).

Salah satu contoh ayat al-Qur'an yang di dalamnya terdapat kata akal sebagai sarana untuk berpikir adalah firman Allah SWT : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (QS. Ali-Imran : 190).

Menafakkuri ayat di atas, sebagai manusia yang telah dianugerahi Allah potensi yang berharga yaitu akal, kita seyogyanya dapat mengoptimalkan potensi tersebut. Salah satu upaya optimalisasi potensi akal tersebut adalah dengan mempelajari salah satu bidang ilmu yang memang banyak melibatkan akal sebagai alat untuk berpikir yaitu filsafat.

Kajian filsafat itu sendiri sebetulnya bertujuan untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya. Jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara sistematis, jadilah ia sistematika filsafat. Sistematika filsafat itu yang kemudian biasanya mempermudah kita untuk mempelajari filsafat ini secara rinci. Sistematika filsafat biasanya terbagi atas tiga cabang besar filsafat yaitu teori pengetahuan, teori hakikat, dan teori nilai. Dari ketiga cabang besar tersebut lahirlah aliran-aliran dalam filsafat. (Tafsir, 2002 : 21)

Oleh karena itu, melalui makalah ini penyusun mencoba menguraikan secara sistematis bidang kajian filsafat yang intinya berisi tentang cabang-cabang besar dari teori-teori di atas dan membahas secara garis besar mengenai aliran-aliran dalam filsafat disertai bagaimana jalinan tiga disipilin ilmu yaitu pengetahuan, filsafat dan agama.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
  1. Apa saja cabang-cabang filsafat itu ?
  2. Apa saja aliran-aliran dalam filsafat itu ?
  3. Bagaimana jalinan antara ilmu, filsafat dan agama ?
C. Tujuan Penulisan
Secara umum, makalah ini disusun untuk menjelaskan secara garis besar bidang kajian filsafat. Sedangkan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
  1. Mengetahui cabang-cabang filsafat
  2. Mengetahui aliran-aliran filsafat
  3. Mengetahui jalinan ilmu, filsafat dan agama
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kajian pustaka.
Sistematika Uraian

Sistematika penyusunan makalah ini adalah terdiri atas : BAB I yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika uraian; BAB II berisi tentang cabang-cabang, aliran-alairan dalam filsafat serta jalinan antara ilmu, filsafat dan agama; BAB III berisi kesimpulan tentang permasalahan sekitar filsafat dan pentingnya mempelajari filsafat serta garis besar bidang kajian filsafat.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 20:22:00