Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum. Segala bentuk aspek kehidupan manusia diatur dalam undang-undang termasuk pendidikan. Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan hukum yang kuat, baik tertulis maupun tidak tertulis. Pendidikan diatur dalam UUD 1945, peraturan pemerintah tentang pendidikan, GBHN bahkan juga telah diatur dalam pembukaan UUD 1945.
Di dalam undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus cerdas, damai, merdeka, dan adil. Hal-hal yang disebutkan itu merupakan tujuan pendidikan yang harus diwujudkan. Tujuan tersebut secara eksplisit dijabarkan di dalam UUSPN Nomor 20 (2003) yang menyatakan bahwa siswa harus memiliki daya saing dalam menghadapi globalisasi. Lebih rinci lagi dijabarkan di dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 (2005) tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan siswa harus memiliki (a) Kualifikasi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (b) Dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, serta (c) memiliki kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Menurut UUSPN (2003) untuk mewujudkan tujuan tersebut, pembelajaran dilaksanakan melalui olahhati, olahpikir, olahrasa & olahraga. Sementara menurut PP Nomor 19 (2005) pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik kemudian dalam, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS ) No 20 (2003) dijelaskan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi didiknya yang memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam mewujudkan pengembangan potensi tersebut membutuhkan proses mencapainya yaitu dengan kegiatan belajar, kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan. Berhasil tidak berhasilnya tujuan pendidikan itu banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai peserta didik.
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan bagi peranan dimasa datang, dalam rangka usaha kita untuk mewujudkan suatu pendidikan yang berhasil dan menjadikan anak didik (siswa) semangat untuk belajar,maka perlu seorang pendidik yang profesional diantaranya yaitu selain untuk mempunyai strategi sendiri di dalam cara mengajarkan cara belajar siswa,kenyataan yang kita hadapi selama ini banyak kita jumpai pengajar khususnya pengajar agama Islam dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan siswa sehingga terjadi kejenuhan atau tidak suka dengan pelajaran agama akan tetapi lebih suka dengan pelajaran umum padahal sebenarnya pendidikan agama sangat penting sekali dalam rangka membangun mental religius siswa
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan sebagai wahana investasi dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation Character Building). Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa pendidikan yang cerdas pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian yang bertanggung jawab. Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis multidimensi dan menghadapi dunia global.
Berkaitan dengan hal tersebut sudah seharusnya bahwa berbagai hal yang berkaitan dengan proses pendidikan dan pembelajaran mendapatkan perhatian yang lebih serius. Ada beberapa komponen yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah guru, sarana dan prasarana, pendekatan pembelajaran, kurikulum, dan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan. Di antara komponen yang satu dengan yang lain saling mendukung demi mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari rendahnya hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih memperhatinkan.
Dari segi itu tuntutan pemenuhan kualitas pendidikan menjadi fenomena yang hampir terjadi dimana-mana, kualitas pendidikan sangatlah penting bagi anak bangsa, disamping menjadi fokus kebijakan pemerintah juga karena meningkatnya kesadaran dan kualitas pengetahuan orang tua pengguna jasa pendidikan. Tantangan perubahan sosial yang didorong oleh perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan tern global memaksa semua pihak meresponnya dengan meningkatkan mutu pendidikan, anak dan generasi muda merupakan investasi bangsa bagi meraih supremasinya. Pendidikan yang bermutu dianggap sebagai pintu masuk untuk menjawab tantangan dan tuntutan yang akan dihadapi dimasa yang akan datang.
Peningkatan mutu pendidikan dianggap sebagai salah satu pendidikan untuk melakukan perubahan pendidikan yang mempunyai tujuan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dan menguatkan kapasitas sekolah untuk menuju perubahan. Menurut Alama Haris (2002) bahwa inti dari perubahan perbaikan mutu pendidikan adalah melakukan perubahan kualitas proses belajar mengajar, perubahan kearah kualitas pendidikan mutu dilakukan dengan memperkuat kapasitas pedagogis, kepemimpinan yang berorentasi pada pembelajaran dan kapasitas untuk melakukan perbaikan secara terus menerus perubahan tersebut terutama pada pendidikan agama Islam itu sendiri karena selama ini pendidikan agama Islam yang diperoleh siswa hanya transfer ilmu saja tanpa direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari
Tugas utama seorang guru di antaranya adalah menciptakan suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Dengan iklim pembelajaran yang kondusif akan menantang siswa berkompetensi secara sehat dan memotivasi siswa dalam belajar, sehingga hal tersebut akan berdampak positif dalam mencapai hasil belajar yang optimal, sebaliknya tanpa hal itu apapun yang dilakukan guru tidak akan mendapat respons baik dari siswa.
Adakalanya ketidaktepatan penggunaan pendekatan pembelajaran sering menimbulkan kebosanan, kurang dipahami, bergaya monolong dan monoton yang akhirnya menimbulkan sikap apatis dalam diri siswa. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut sebaiknya guru memiliki kemampuan dalam memilih dan sekaligus menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat.3 Ketepatan atau kecermatan pendekatan pembelajaran yang dipilih harus disesuiakan dengan beberapa faktor antara lain, tujuan, sifat, dan jenis materi, ketepatan waktu serta dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut.
Pendekatan pembelajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting karena ia menjadi sarana (pranata) dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga dapat dipahami atau diserap oleh peserta didik dan menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.
Dalam proses belajar mengajar siswa akan dapat menilai diri sendiri dan melakukan perbaikan terus menerus dan mereka harus belajar mengontrol belajar mereka sendiri. Mereka dituntut untuk proaktif dan belajar bertanggung jawab karena pada dasarnya yang mempunyai sikap positif terhadap belajar, hanya mereka sendirilah yang merasakan manfaatnya.
Selama ini dalam proses pembelajaran kegiatan belajar terkesan masih mengikuti metode lama yaitu posisi guru sebagai subyek dan murid sebagai obyek, siswa hanya menerima atau mentransfer keilmuan belaka siswa dianggap sebagai orang yang tidak mempunyai pengetahuan apa-apa kemudian dimasuki dengan informasi supaya mereka tahu, padahal belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi kedalam benak siswa.Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri selama ini, metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal, demonstrasi dan praktek ibadah yang tampak kering,cara-cara seperti itu diakui atau tidak membuat siswa tampak bosan ,jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar agama.
Adapun untuk mengatasi kejenuhan-kejenuhan itu seorang pendidik perlu memotivasi anak didik untuk membuat strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak didik,sehingga peserta didik akan semangat dalam belajar dan akan merasa senang tujuan dalam pembelajaranpun akan tercapai dan pendidik akan merasa puas dengan hasil yang mereka terapkan, menjadi guru yang kreatif dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif, hal ini sangat penting sekali terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.
Mengingat belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri, maka kegiatan pembelajaran hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif misalnya mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan dan sebagainya. Belajar aktif tidak dapat terjadi tanpa adanya partisipasi siswa, terdapat berbagai cara untuk membuat proses pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dan mengarah pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses pembelajaran dalam memperoleh informasi, ketrampilan dan sikap akan terjadi melalui suatu pencarian dari diri siswa.
Karena belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manusia secara berkesinambungan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Akan tetapi suatu proses pembelajaran yang tidak benar akan membuat kita malas dan jenuh, terlebih lagi pembelajaran terhadap anak, diperlukan metode atau cara belajar yang merangsang anak untuk termotifasi belajar dengan giat. Oleh karena itu, diperlukan metode atau cara yang tepat sehingga proses pembelajaran menarik dan menyenangkan.
Dengan adanya permasalahan pendidikan dasar diatas, maka dengan ini perlu adanya pembaharuan dalam proses pembelajaran yakni dengan menggunakan strategi pembelajaran. Strategi merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran yang tidak dipuaskan dalam kegiatan proses pembelajaran, pengunaan strategi yang tepat dan sesuai dengan gaya belajar siswa akan membantu guru dan peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang sangat memuaskan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang baik adalah yang mampu mengatasi segala sesuatu penghambat dalam suatu pembelajaran karena strategi pembelajaran menyangkut segala sesuatu yang dilakukan untuk memperdayakan orang untuk belajar
Strategi pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran memegang peranan penting yang menentukan tercapainya tujuan yang ingin dicapai sangat ditentukan oleh strategi yang digunakan, strategi pembelajaran pada umumnya dirancang oleh guru sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran yang dikelolahnya salah satu strategi yang dapat diandalkan adalah strategi pembelajaran "prediction guide (tebak pelajaran)", Strategi ini sangat tepat untuk mendorong siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal hingga akhir. Strategi ini juga sangat bermanfaat ketika diterapkan karena akan membantu peserta didik yang kurang memahami.
Dengan diterapkanya strategi pembelajaran tersebut, diharapkan siswa dapat terlibat dalam pelajaran sejak awal pertemuan hingga akhir dan tetap mempunyai perhatian ketika pengajar menyampaikan materi. Selama penyampaian materi siswa dituntut untuk mencocokkan prediksi-prediksi dengan materi yang disampaikan oleh pengajar, sehingga proses belajar mengajar yang berlangsung dikelas akan menyenangkan dan peserta didik tidak akan bosan dan mampu memahami materi yang akan disampaikan karena dalam strategi tersebut tidak hanya guru yang berperan aktif tapi juga peserta didik ikut aktif, atas dorongan inilah ini penulis mengadakan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul : "PENGARUH STRATEGI PREDICTION GUIDE (TEBAK PELAJARAN) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 1 KELAS VII X".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengajukan rumusan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini, sebagai berikut :
a. Bagaimana pelaksanaan strategi prediction guide (tebak pelajaran) pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII X ?
b. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII X ?
c. Bagaimana pengaruh strategi prediction guide (tebak pelajaran) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII X ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah ;
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan strategi prediction guide (tebak pelajaran) pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII X.
b. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII X.
c. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh strategi prediction guide (tebak pelajaran) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 kelas VII X.
D. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat bagi :
1. Akademik Ilmiyah
Yaitu sebagai kontribusi dalam pengembangan dan peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam serta mampu menambah ilmu pengetahuan dibidang pengembangan pendekatan pembelajaran.
2. Manfaat Teoritis
Untuk mengembangkan khazanah intelektual pada umumnya, khususnya dalam bidang pendidikan, yang koheren dengan kepentingan kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam mengelola pendekatan pembelajaran.
3. Manfaat Praktis
a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Strata guna memperoleh gelar (S1) Sarjana Pendidikan dalam bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam
b. Sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.
E. Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mudah dan jelas serta dapat dimengerti maka didalam skripsi ini secara garis besar akan penulis uraikan pembahasan pada masing-masing bab berikut ini :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Asumsi Penelitian, Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab II ini akan membahas segala kajian yang berkaitan dengan :
a. Tinjauan tentang strategi prediction guide yang meliputi pengertian strategi prediction guide, pendekatan strategi prediction
guide, langkah-langkah strategi prediction guide, prinsip-prinsip strategi prediction guide, ciri- ciri strategi prediction guide.
b. Bahasan tentang Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yang meliputi faktor intern dan ekstern.
c. Bahasan tentang Pendidikan Agama Islam meliputi :
Pengertian Pendidikan agama islam, tujuan Pendidikan agama islam, landasan pendidikan agama islam (PAI) dan ruang lingkup mata pelajaran PAI.
d. Kajian tentang pengaruh strategi prediction guide terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam (PAI) dan yang terakhir adalah hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Tediri dari jenis penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrument penelitian dan analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang deskripsi data mengenai gambaran umum SMP, Visi dan Misi, Struktur organisasi, Keadaan sarana dan Prasarana, Keadaan guru, Karyawan, dan siswa kemudian Analisis data dan pengujian hipotesis yang menjelaskan tentang pengaruh penerapan metode pembelajaran prediction guide terhadap prestasi belajar siswa.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab lima ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
Demikian sistematika pembahasan yang nantinya akan menjadi alur penulisan skipsi ini sesuai dengan urutan-urutannya dan setelah sampai pada penutup kami juga mencantumkan daftar pustaka beserta lampiran-lampiran sebagai penutup.
Post a Comment