Cari Kategori

Showing posts with label media gambar. Show all posts
Showing posts with label media gambar. Show all posts

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI DUKUNGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR (PGTK)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI DUKUNGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR (PGTK)



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa bukan hanya dilihat dari semakin canggihnya teknologi yang digunakan tetapi ilmu pengetahuan juga sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menuntut setiap orang untuk terus menerus melakukan peningkatan diri dalam mengimbangi hal tersebut. Penguasaan berbahasa merupakan salah satu hal yang penting sebagai modal untuk sumber daya manusia yang berkualitas. Bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan sistem dimana kita menambah pengetahuan yang kita akumulasikan melalui pengalaman dan belajar. Dengan kata lain, bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin trampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
Berbahasa bagi anak juga sangat penting, kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Sebagai alat sosialisasi, bahasa merupakan suatu cara untuk merespon orang. Menurut Jamaris (2005 : 30) aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak diantaranya : 1. Kosakata; 2. Sintaksis (tata bahasa); 3. Semantik (penggunaan kata sesuai dengan tujuannya); 4. Fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata).
Masih menurut Jamaris (2005 : 32) karakteristik kemampuan bahasa anak usia lima sampai enam tahun diantaranya : 
Anak sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata, lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut : warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak permukaan (kasar- halus), anak usia lima sampai enam tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik, dapat berpartisipasi (anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan) dalam suatu percakapan, selain itu percakapan yang dilakukan oleh anak usia lima sampai enam tahun telah menjangkau berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya, anak sudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca dan berpuisi.
Di dalam perkembangan bahasa anak, keterampilan berbahasa mencakup empat macam bentuk, yaitu : diawali dengan keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan diakhiri dengan keterampilan menulis. Keempat keterampilan itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena memiliki hubungan yang erat antara satu dengan lainnya.
Keterampilan membaca menduduki urutan yang ketiga dalam perkembangan bahasa anak, namun tidak menutup kemungkinan perkembangan bahasa anak itu dapat berbeda-beda. Membaca dini merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbahasa, adapun pendapat dari Plaum dan Steinberg (Tampubolon, 1993 : 64) yang dapat dilihat dari tanda-tanda kesiapan membaca dini, dikemukakan dalam bentuk pertanyaan : 
1. Apakah anak sudah dapat memahami bahasa lisan ?
2. Apakah anak sudah dapat mengujarkan kata-kata dengan jelas ?
3. Apakah anak sudah dapat mengingat kata-kata ?
4. Apakah anak sudah dapat mengujarkan bunyi huruf ?
5. Apakah anak sudah menunjukkan minat membaca ?
6. Apakah anak sudah dapat membedakan dengan baik ?
Membaca adalah sebuah jendela yang membuat seseorang bisa menelaah dan mengetahui segala sesuatu yang dimiliki orang lain dengan cara yang sangat mudah dan sederhana, membaca merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan prinsip dalam kehidupan kita pada zaman modern ini. Bagi manusia, membaca menempati posisi dan kedudukan yang sangat penting dalam hidupnya. Membaca merupakan sarana manusia untuk belajar dan mengajar, dengan membaca seseorang dapat memperoleh banyak pengetahuan. Membaca harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari dan sedini mungkin, karena apabila tidak dibiasakan untuk membacakan buku sejak dini atau tidak dibiasakan membaca buku sejak dini dapat berpengaruh pada masa depannya.
Keterampilan berbahasa anak, khususnya membaca dini dapat berkembang secara optimal apabila lingkungan dimana anak tersebut berada dapat ikut serta menstimulasinya. Menurut Dhieni (2005 : 5.14) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca diantaranya : 
1. Motivasi
Faktor motivasi akan menjadi pendorong semangat anak untuk membaca. Dalam hal ini ada motivasi intrinsik, yaitu yang bersumber pada anak itu sendiri dan motivasi ekstrinsik, yang sumbernya terletak di luar anak itu.
2. Lingkungan keluarga
a. Interaksi interpersonal, yang terdiri atas pengalaman-pengalaman baca tulis bersama orang tua, saudara, dan anggota keluarga lain di rumah
b. Lingkungan fisik, mencakup bahan-bahan bacaan di rumah.
c. Suasana yang penuh perasaan (emosional) dan memberikan dorongan (motivasional) yang cukup hubungan antar individu di rumah, terutama yang tercermin pada sikap membaca.
3. Bahan bacaan
Minat baca serta kemampuan membaca seseorang juga dipengaruhi oleh bahan bacaan. Bahan bacaan yang terlalu sulit untuk seseorang dapat mematikan selera untuk membaca. Bagi anak, penyajian bahan bacaan disertai dengan gambar-gambar yang menarik. Gambar lebih dominan daripada tulisan.
Pengembangan berbahasa, khususnya membaca pada anak dapat dilakukan secara konseptual, perlu diperhatikan beberapa butir teori yang berkaitan dengan perolehan kemampuan membaca.
Menurut Morrow (Dhieni, 2005 : 5.15) teori-teori tersebut diantaranya : membaca dipelajari melalui interaksi dan kolaborasi sosial artinya dalam proses pembelajaran membaca dan menulis situasi kelompok kecil memegang peranan penting, anak belajar membaca sebagai hasil pengalaman kehidupan, anak mempelajari keterampilan membaca bila mereka melihat tujuan dan kebutuhan proses membaca, membaca dipelajari melalui pembelajaran keterampilan langsung, kemampuan membaca melalui beberapa tahap.
Menurut Holdoway (Dhieni, 2005 : 5.16) menyatakan ada empat proses yang memungkinkan anak mempelajari kemampuan membaca. Pertama, pengamatan terhadap perilaku membaca, yaitu dengan dibacakan atau melihat orang dewasa membaca. Kedua, kolaborasi yaitu menjalin kerjasama dengan individu yang memberikan dorongan motivasi dan bantuan bila diperlukan. Ketiga, proses yaitu anak mencobakan sendiri apa yang sudah dipelajarinya. Keempat, unjuk kerja, yaitu dengan berbagi apa yang sudah dipelajari dan mencari pengakuan dari orang dewasa.
Pengembangan bahasa anak pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : faktor internal (diri anak itu sendiri) serta faktor eksternal, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekitar, maupun lingkungan kelas yang baru tempat anak bermain di Taman Kanak-kanak. Taman Kanak-kanak sebagai salah satu lembaga pendidikan untuk anak usia empat sampai enam tahun wajib memberikan fasilitas dalam mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak secara optimal, salah satunya adalah membaca dini. Taman Kanak-kanak merupakan taman bermain bagi anak, dimana dalam bermainnya itu anak mendapatkan pembelajaran dan pengalaman yang bermakna. Strategi yang digunakan dalam mengembangkan kemampuan membaca dini adalah dengan pendekatan pengalaman berbahasa yang menerapkan konsep DAP (Developmentally Appropriate Practice). Pendekatan ini disesuaikan dengan karakteristik anak di Taman Kanak-kanak, yakni melalui bermain dengan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk mengembangkan kemampuan membaca dini serta melibatkan anak dalam kegiatan yang dapat memberikan berbagai pengalaman bagi anak.
Selain metode yang digunakan, perlu diperhatikan pula motivasi dan minat anak dalam kemampuan membaca dini, karena faktor tersebut mempengaruhi perkembangan membaca anak. Metode memang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan membaca dini anak tetapi media juga sangat diperlukan kegunaannya, karena dengan menggunakan media dapat membantu pendidik dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran adalah sebagai alat pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima sehingga apa yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Secara sederhana, media pembelajaran dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu : media visual, media audio dan media audiovisual.
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat, media visual terdiri atas media yang diproyeksikan (projected visual), seperti media proyeksi diam misalnya gambar diam (still pictures) dan proyeksi gerak misalnya gambar bergerak (motion pictures). Selain itu media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual), contohnya : media gambar diam/mati, media grafis, media model, dan media realita.
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema. Contohnya yaitu : program kaset suara dan program radio. Media audiovisual merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audio visual ini di antaranya program televisi/video pendidikan/instruksional, program slide suara.
Media gambar merupakan salah satu jenis media grafis yang termasuk pada media visual. Media gambar sebagai media pembelajaran yang terhitung lebih murah apabila dibandingkan dengan slide, film, ataupun VCD pembelajaran. Media gambar sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar.
Menurut Sadiman (1996 : 29) media gambar memiliki beberapa kelebihan daripada yang lain, diantaranya : 
"Sifatnya konkrit, (gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata), gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman, selain itu murah harganya dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus."
Pada dasarnya media gambar dapat mewakili berbagai aneka ragam bentuk yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik itu tentang binatang, tumbuhan, ataupun benda lainnya yang disertai dengan sedikit tulisan, tujuannya untuk menunjukkan makna dari gambar tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan di TK X kelompok B kondisi objektif kemampuan membaca dini anak TK X kelompok B masih belum optimal, hal ini terlihat dari hasil pengamatan terhadap anak dan hasil wawancara dengan guru kelas. Anak ragu-ragu dalam menyebutkan huruf antara huruf vokal dan huruf konsonan yang ditunjuk oleh guru, anak belum bisa membedakan huruf yang ditunjuk dan diperintahkan guru dalam mengucapkannya, seperti 'd' atau 'b' dan 'p' atau 'q', anak tidak dapat menyebutkan simbol-simbol huruf awal yang dikenal pada kata 'Apel', 'Ikan', 'Unta', 'Ember', 'Obor', 'Domba', 'Flamingo', 'Gitar', 'Harimau', 'Jerapah', 'Pisang', 'Nanas'. Bahkan masih ada anak yang belum bisa membaca dan menuliskan namanya sendiri.
Metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membaca dini anak yang digunakan guru kurang bervariasi, yang digunakan hanya ceramah dan tanya jawab. Anak kurang aktif dalam proses pembelajaran, terlihat pasif dan hanya menjawab apabila guru bertanya.
Di sisi lain orangtua anak TK X mengharapkan bahwa anak-anaknya harus bisa membaca dan menulis ketika akan memasuki Sekolah Dasar, hal ini membuat guru kelas berusaha mencari jalan keluar yang tepat agar stimulasi yang diberikan benar-benar sesuai dengan usia perkembangan anak. Hal ini harus disadari dan dipahami betul bagaimana caranya supaya kemampuan membaca dini pada anak dapat meningkat. Namun harus diperhatikan pula metode yang tepat dalam penyampaiannya sesuai dengan karakteristik usia perkembangan anak. Serta hams diperhatikan pula faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca dini anak Taman Kanak-kanak.
Durkin (Tampubolon, 1991 : 63) telah mengadakan penelitian tentang pengaruh membaca dini pada anak-anak. Dia menyimpulkan bahwa tidak ada efek negatif pada anak-anak dari membaca dini. Anak-anak yang telah diajar membaca sebelum masuk SD pada umumnya lebih maju di sekolah dari anak-anak yang belum pernah memperoleh membaca dini. Hasil diskusi dengan guru kelas, alternatif yang diambil adalah salah satunya dengan menggunakan media gambar dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca dini anak TKA Al-Hi day ah.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk membahas lebih jauh melalui skripsi ini dengan judul "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR".

B. Rumusan Masalah
Atas dasar permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca dini anak TK X kelompok B melalui penggunaan media gambar ?". Secara lebih rinci rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut : 
1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan membaca dini anak TK X kelompok B sebelum menggunakan media gambar ?
2. Bagaimana langkah-langkah penggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan membaca dini anak TK X kelompok B ?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca dini anak TK X kelompok B setelah menggunakan media gambar ?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca dini anak TK X kelompok B melalui penggunaan Media gambar.
Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut : 
1. Mengetahui kondisi objektif kemampuan membaca dini anak TK X kelompok B sebelum menggunakan media gambar
2. Mengetahui langkah-langkah penggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan membaca dini anak TK X kelompok B
3. Mengetahui peningkatan kemampuan membaca dini anak TK X kelompok B setelah menggunakan media gambar

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menambah keilmuan tentang penggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan membaca dini anak usia Taman Kanak-kanak.
Selain itu manfaat penelitian secara praktis adalah sebagai berikut : 
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu dan perbaikan kemampuan membaca dini pada anak di Taman Kanak-kanak.
b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam mengembangkan pengajaran kemampuan membaca dini pada anak.
2. Guru
a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan dalam mengembangkan program pembelajaran kemampuan membaca dini pada anak Taman Kanak-kanak.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru atau pendidik dalam memilih metode pembelajaran kemampuan membaca dini yang menyenangkan pada anak.
3. Bagi Anak
a. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak di TK X dengan menggunakan media gambar. 
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suasana yang baru dalam kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan membaca dini anak.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 16:44:00

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

A. Latarbelakang Masalah
Pada abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran disekolah-sekolah. Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan anak didik untuk berprestasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah. 

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan tersebut. Melalui pendidikan juga dapat dikembangkan kemampuan pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa : 

"Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yan diperlukan darinya, bangsa, dan Negara". 

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan suatu usaha sadar dan terencana, maka dari itu dalam suatu pendidikan, agar tercapai tujuan dengan baik sangatlah perlu suatu perencanaan yang baik pula, baik itu persiapan pembelajaran yang terencana maupun pelaksanaan pembelajaran yang sesuai. 

Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Namun, tidak semua sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap untuk mendukung perkembangan dunia pendidikan. Seorang guru yang mengajar di sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang minim harus mampu mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media, misalnya media gambar. Dengan menggunakan media gambar diharapkan siswa dapat mengetahui pembelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. 

Berdasarkan hasil pengamatan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di MTs X Kec. X Kab. X, pada aspek siswa menjadi perhatian lebih karena kognitif siswa kurang memadai yang disebabkan belum banyak tersentuh oleh teknologi, informasi dan komunikasi. Selain siswa, guru juga berpengaruh besar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang keilmuannya, agar pembelajaran bias terlaksana dengan maksimal. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sangatlah dibutuhkan, seperti kita ketahui mata pelajaran TIK sulit terlaksana jika sarana dan prasarana tidak memadai. 

Pendidikan dipandang sebagai salah satu faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi, yaitu melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja terdidik. Di samping itu pendidikan dipandang mempunyai peranan penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa. 

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk menghantarkan peserta didik untuk mengembangkan segala potensi yang dimilkinya. Sekolah juga dipercaya sebagai satu-satunya cara agar manusia pada zaman sekarang dapat hidup mantap di masa yang akan datang. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada proses pembelajaran di kelas. 

Dalam pembelajaran di sekolah, terdapat banyak unsur yang saling berkaitan dan menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah pendidik (guru), peserta didik (siswa), kurikulum dan lingkungan. Siswa sebagai subjek dalam proses tersebut juga sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran. (Sudjana 2001 : 2). 

Salah satu tugas pendidik atau guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Suasana pembelajaran yang demikian akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu guru sebaiknya memiliki kemampuan dalam memilih metode dan media pembelajaran yang tepat. Ketidaktepatan dalam memilih metode dan media akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam menerima materi yang disampaikan sehingga materi kurang dapat dipahami yang akan mengakibatkan siswa menjadi apatis. 

Prinsip pengajaran yang baik adalah jika dalam proses pembelajaran mampu mengembangkan konsep generalisasi dari bahan abstrak menjadi hal yang jelas dan nyata. Maksudnya, proses pembelajaran dapat membawa perubahan pada diri anak dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari pemahaman yang bersifat umum menjadi khusus. Media pembelajaran dapat membantu menjelaskan bahan yang abstrak menjadi realistik. (Kasmadi 2001 : 213). 

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan media gambar atau foto. Dengan media ini siswa akan lebih paham, karena pembelajaran menjadi lebih konkrit dan realistis. Media gambar merupakan sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran (Rumampuk 1988 : 8). Sejumlah gambar, baik dari majalah, buku, Koran dan lain-lain yang ada hubungannya dengan pelajaran dapat dipergunakan sebagai alat peraga pembelajaran. Penggunaan media gambar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang disampaikan guru. 

Berdasarkan penjelasan di atas tergambar bahwa diperlukan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar, khususnya pada mata pelajaran TIK pada siswa MTs. Oleh karena itu penelitian ini ingin menemukan alternatif "Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran TIK di MTs X Kec. X Kab. X melalui Penggunaan Media Gambar".

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VII MTs X Kec. X Kab. X pada pelajaran TIK dalam materi komponen perangkat keras komputer setelah menggunakan media gambar ?
2. Bagaimana aktifitas belajar siswa kelas VII MTs X Kec. X Kab. X pada pelajaran TIK dalam materi komponen perangkat keras komputer dengan menggunakan media gambar ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang akan diperoleh melalui penelitian ini adalah :
1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII MTs X Kec. X Kab. X pada pelajaran TIK dalam materi komponen perangkat keras komputer dengan menggunakan media gambar.
2. Mengetahui aktifitas belajar siswa kelas VII MTs X Kec. X Kab. X pada pelajaran TIK dalam materi komponen perangkat keras komputer dengan menggunakan media gambar.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitin ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam pembelajaran TIK.
2. Manfaat Praktis
a. Siswa
Meningkatkan kemampuan siswa kelas VII MTs X Kec. X Kab. X dalam pembelajaran TIK sehingga hasil belajar lebih baik.
b. Guru
Melalui PTK guru dapat mengetahui media pembelajaran khususnya media gambar untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi siswa.
c. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat membantu memperbaiki pembelajaran TIK di sekolah serta dijadikan sumbangan pemikiran dan informasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 13:47:00