Cabang-cabang Filsafat
Menguraikan tentang cabang-cabang filsafat, penyusun mencoba menuangkan hasil bacaan yang bersumber pada dua buah buku yang menjadi referensi utama, yaitu buku “Filsafat Umum” yang ditulis Tafsir (2002) dan buku “Aliran-aliran Filsafat dan Etika” yang ditulis oleh Juhaya (2005).
Mempelajari filsafat memang dirasakan sangat berguna untuk memahami bagaimana manusia berpikir. Pemikiran manusia sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh aliran filsafat yang dianut serta yang dipahaminya. Mengingat pemikiran filsafat sangat beragam, maka cara mudah mempelajarinya adalah dengan mengklasifikasi aliran-aliran utamanya.
Secara pokok sebenarnya bidang kajian filsafat berkisar pada tiga cabang besar filsafat, yaitu : (a) Teori pengetahuan; (b) Teori hakikat; (c) Teori Nilai. Teori pengetahuan membicarakan cara memperoleh pengetahuan yang memiliki cabang lagi yaitu epistemologi dan logika; teori hakikat membicarakan pengetahuan itu sendiri yang kemudian disebut ontologi; dan teori nilai membicarakan guna pengetahuan yang disebut axiologi. Dari tiga cabang besar tersebut lahirlah cabang-cabang baru yang merupakan anak cabang yang kemudian melahirkan adanya aliran-aliran dalam filsafat.
Penjelasan mengenai aliran-aliran filsafat secara rinci akan diuraikan pada bagian selanjutnya. Namun sebelum sampai kepada aliran-aliran filsafat, tentunya secara sistematis kita harus mengulas ketiga cabang besar diatas agar lebih memahami bagaimana objek kajian filsafat itu sebenarnya. Ketiga cabang besar itu yakni :
Pertama, teori pengetahuan atau disebut dengan epistemologi. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme dan logy, episteme berarti knowledge atau pengetahuan dan logy berati teori. Oleh sebab itu epistemologi diartikan sebagai teori pengetahuan atau filsafat ilmu. Istilah epistemologi ini untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh J.F Ferrrier pada tahun 1854. Dalam buku Filsafat Umum yang ditulis oleh Tafsir (2002), Runes menjelaskan dalam kamusnya (1971) epistemology is the branch of philosophy which investigates the origin, structure, methods and validity of knowledge (Runes, 1971:94).
Secara ringkas pengertian epistemologi yang diungkapkan oleh Runes diatas mirip dengan inti pengertian yang disampaikan Juhaya (2005) dalam bukunya “Aliran-aliran Filsafat dan Etika”, terdapat empat persoalan pokok bidang epistemologi tersebut yaitu : Apa pengetahuan itu? Apa sumber-sumber pengetahuan itu? Dari manakah pengetahuan yang benar itu datang dan bagaimana kita mengetahuinya? Apakah pengetahuan kita itu benar (valid)?
Adapun logika dilihat dari segi etimologi, perkataan logika berasal dari bahasa Yunani logike (kata sifat) yang berhubungan kata benda logo yang artinya pikiran atau kata sebagai pernyataan dari pikiran itu. Logika secara terminologi mempunyai arti : ilmu yang memberikan aturan-aturan berpikir valid (shahih), artinya ilmu yang memberikan prinsip-prinsip yang harus diikuti suapaya dapat berpikir valid.
Logika adalah salah satu cabang filsafat yang dikembangkan oleh Aristoteles. Logika membicarakan norma-norma berpikir benar agar memperoleh dan terbentuk pengetahuan yang benar. Ada dua macam logika: logika formal dan logika material. Logika formal adalah logika bentuk. Logikanya ialah agar diperoleh pengatahuan yang benar, mka bentuk berpikirnya harus benar. Soal apakah isinya benar atau salah, ini dibicarakan oleh logika material. Logika mempunyai faedah tidak hanya untuk berfilsafat tapi juga dalam bidang lainnya. Faidah itu diantaranya : (a) logika menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan; (b) logika menambah daya berpikir abstrak dan melatih cara mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual; (c) logika mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu yang kita peroleh berdasarkan autoriti.
Kedua, teori hakikat yaitu merupakan cabang filsafat yang membicarakan hakikat sesuatu. Hakikak artinya keadaaan yang sebenarnya, hakikat sebenarnya adalah keadaan sebenarnya dari sesuatu itu, bukan keadaan sementara yang selalu berubah. Contoh tentang hakikat air. Air itu jika didinginkan sampai titik nol derajat celcius maka ia akan membeku, jika dipanaskan maka ia akan menguap. Teori hakikat mempunyai cabang-cabang yaitu : Ontologi, Kosmologi, Antropologi, Theodecia, Filsafat Agama, Filsafat Hukum, Filsafat Pendidikan dan lain-lain. Cabang-cabang inilah yang kemudian melahirkan aliran-aliran filsafat yang akan dibahas juga pada halaman selanjutnya.
Ketiga, teori nilai yaitu merupakan kerangka ketiga dalam ketiga dalam tiga kerangka besar filsafat. Sebelum menjelaskan teori nilai, kita ungkap terlebih dahulu apa itu nilai. Nilai artinya harga, sesuatu mempunyai nilai bagi seseorang karena ia berharga bagi dirinya. Pada umumnya orang mengatakan bahwa nilai adalah sesuatu yang melekat pada benda dan bukan di luar benda. Teori nilai ini mencakup dua cabang filsafat yang cukup terkenal yaitu : Etika dan Estetika. Etika membicarakan soal baik-buruk perbuatan manusia. Sedangkan Estetika berusaha untuk menemukan nilai indah secara umum.
Tentunya pada kesempatan ini, teori nilai tidak akan dibahas secara rinci karena secara umum teori nilai banyak berbicara tugas etika, sifat dasar etika, objek etika, metode etika serta pendekatan-pendekatanya, dan macam-macam etika serta dan secara umum penjelasan estetika yang akan lebih dirinci diuraikan lagi dalam pembahasan filsafat etika dan aliran-alirannya.
Dalam referensi lain yang penyusun temukan melalui internet, cabang-cabang filsafat ini dibicarakan lebih spesifik oleh para pemerhati filsafat, diantara ada yang membagi filsafat ini kedalam :
1. Filsafat Alam, Obyeknya: alam kehidupan dan alam bukan kehidupan. Tujuannya: menjelaskan fenomena alam dari aspek eksistensi fenomena tersebut dan menelusuri syarat-syarat kemungkinan.
2. Filsafat Analitis, yaitu Ilmu memusatkan perhatian pada bahasa dan upaya untuk menganalisis pernyataan (konsep, atau ungkapan kebahasaan aatau bentuk-bentuk logis. Tujuannya ialah untuk menemukan pernyataan-pernyataan yang berbentuk logis dan ringkas dan yang terbaik, yang cocok dengan fakta atau arti yang disajikan,
3. Filsafat Bahasa Sehari-hari, yaitu yang berpandangan bahwa dengan menganalisis bahasa biasa (makna, implikasi, bentuk dan fungsinya) kita dapat memperlihatkan kebenaran mengenai kenyataan. Dengan analisis bahasa biasa kita dapat memahami masalah pokok filsafat dan sekaligus dapat memecahkannya.
4. Filsafat Gestalt .yaitu salah satu pandangan filsafat ini berpandangan bahwa realitas merupakan dunia tempat organisme fisik memberikan tanggapan dalam proses mengatur struktur-struktur atau keseluruhan yang diamati.
5. Filsafat Kebudayaan, yaitu filsafat yang memberikan gambaran keseluruhan mengenai gejala kebudayaan (bentuk, nilai dan kreasinya). Tugasnya untuk menyelidiki hakekat kebudayaan, memahaminya berdasarkan sebab-sebab dan kondisi-kondisinya yang esensial. Filsafat ini juga bertugas untuk menjabarkan pada tujuan-tujuannya yang paling mendasar dan karena itu juga menemukan arah dan luas perkembangan budaya.
6. Filsafat Kehidupan, yaitu filsafat kehidupan dalam bahasa sehari-hari yang berarti (1) cara tau pandangan hidup. Dan ini bertujuan mengatur segalanya secara praktis. (2) Etika sebagai ilmu yang berbicara mengenai tujuan dan kaidah-kaidah kehidupan dapat juga disebut sebagai filsafat kehidupan.