APLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF DAN PROYEK TERBUKA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI
A. Latar Belakang Masalah
Pada 2 Mei 2002 pemerintah telah mencanangkan dua kebijakan pokok yang ditetapkan untuk mendongkrak kualitas pendidikan melalui "Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan". Gerakan ini juga diharapkan bisa menumbuhkan kecakapan anak didik sesuai dengan kebutuhan lokal dalam perspektif global (act locally think globally). Adapun dua kebijakan tersebut yaitu : Pertama, hal yang menyangkut efisiensi pengelolaan pendidikan, pemerintah telah menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Kedua, untuk lebih memacu akselerasi peningkatan mutu, pemerintah juga telah merancang KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Kemudian tahun 2006, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mengalami penyempurnaan. Merujuk pada PP Nomor 19 tahun 2005, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengusulkan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang biasa kita kenal dengan KTSP. Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan ini mengusung konsep pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik namun tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif dalam rangka untuk mewujudkan visi reformasi. Selain itu, program pemerintah tersebut untuk mengaplikasikan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Perwujudan masyarakat berkualitas seperti yang tercantum dalam UUSPN tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. Pengembangan kecakapan hidup (Life Skills) peserta didik menjadi sangat penting, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi era kesejagatan, khususnya globalisasi pasar bebas di lingkungan Negara-negara ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area), dan AFLA (Asean Free Labour Area), maupun dikawasan Negara-negara Asia Pasifik (APEC).
Namun demikian hingga saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah dibanding dengan negara-negara lain di dunia. Indonesia masih termasuk dalam kategori negara yang gagal dalam mengatasi masalah pendidikan. Menurut Blazely, gejala ini dikarenakan pembelajaran di sekolah cenderung sangat teoritik dan tidak terkait dengan lingkungan dimana anak berada. Akibatnya peserta didik tidak mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah guna memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi sehari-hari.
Salah satu pendekatan untuk memposisikan peran pendidikan di sekolah adalah dengan melihat peran sekolah sebagai penolong individu, keluarga, masyarakat, dan negara dalam menjawab permasalahan yang perlu dipecahkan.
Satu hal yang juga menjadi momok bagi dunia pendidikan kita adalah kenyataan bahwa tidak semua lulusan SLTP dan SMU melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Data tahun 1999/2000 menunjukkan angka sebesar 19,45 % untuk lulusan SLTP dan sebagian besar 53,12 % untuk lulusan SMU. Kenyataan ini mengundang pemikiran yang serius, karena lulusan SLTP dan SMU pada dasarnya tidak dibekali kecakapan khusus untuk memasuki dunia kerja.
Untuk meminimalisir gejala-gejala diatas, maka pendidikan di Indonesia harus lebih meningkatkan kualitas program pendidikan yang lebih tepat guna dan lebih efektif dalam mempersiapkan lulusan. Peningkatan kualitas tersebut harus mencerminkan dimensi manusia Indonesia seutuhnya yaitu peningkatan kualitas jasmani dan rohani melalui pengembangan aspek-aspek spiritual, moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesenian, olahraga dan perilaku.
Untuk mencapai dimensi manusia Indonesia seutuhnya tersebut, pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peranan penting dalam pengembangan aspek rohani. Pada kenyataanya, PAI masih dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat karena metodologi pembelajarannya masih tradisional, orientasinya terlalu normatif, teoritis dan kognitif. Bahkan guru PAI disebut-sebut kurang mampu menginteraksikan mata pelajaran PAI dengan mata pelajaran non-agama. Mochtar Buchori menyatakan bahwa :
kegiatan pendidikan agama yang berlangsung selama ini lebih banyak bersikap menyendiri, kurang berinteraksi dengan pendidikan lainnya. Cara kerja semacam ini kurang efektif untuk keperluan penanaman suatu perangkat nilai yang kompleks. Karena itu seharusnya para guru/pendidik agama bekerja sama dengan guru-guru non-agama dalam pekerjaan mereka sehari-hari.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Soedjatmoko, beliau menyatakan bahwa :
pendidikan agama harus berusaha berintegrasi dan bersinkronisasi dengan pendidikan non-agama. Pendidikan agama tidak boleh dan tidak dapat berjalan sendiri. Tetapi harus berjalan bersama dan bekerja sama dengan program-program pedidikan non-agama kalau ingin mempunyai relevansi terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.
Sampai saat ini fakta globalisasi yang disertai oleh derasnya arus budaya manca tidak jarang bersebrangan dengan nilai-nilai Islam, mau tidak mau hal ini menuntut proses pendidikan Islam yang tidak saja berhenti pada tujuan ortodoksi (keakhiratan), tetapi juga meliputi tujuan yang berdimensi ortopraktis (keduniawian). Opini ini dikuatkan oleh pendapat Jalaluddin Rahmad dalam Islam Alternatif yang dikutip oleh M. Shofan, beliau mengatakan bahwa pendidikan Islam bukan sekedar proses penanaman nilai-nilai moral untuk membentengi diri dari akses negatif globalisasi. Tapi yang paling urgen adalah bagaimana nilai-nilai moral yang telah ditanamkan pendidikan Islam tersebut mampu berperan sebagai kekuatan pembebas (liberating force) dari himpitan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan sosial budaya dan ekonomi.
Sekelumit uraian diatas menunjukkan bahwa PAI juga harus menekankan kepada pengembangan life skill dan potensi anak didik agar outputnya mampu menghadapi modernisasi. Salah satu alternatifnya adalah dengan mengimplementasikan teori-teori yang modern pula sehingga PAI tidak selalu identik dengan metode tradisional yang konfensional dan hanya mengembangkan aspek kognitif siswa.
Selain kurikulum, metode pembelajaran seharusnya juga menjadi perhatian untuk terus diperbaiki dan di aplikasikan. Terdapat berbagai macam metode dalam mengajar, salah satu terobosan baru yang bisa menjadi pilihan adalah teori Multiple Intelligences yang dipopulerkan oleh Howard Gardner dari Universitas Harvard. Teori ini memuat berbagai macam kecerdasan yang dimiliki manusia. Adapun berbagai kecerdasan itu adalah sebagai berikut (dalam Thomas Amstrong) : (a) Word Smart (kecerdasan linguistik) (b) Number Smart (kecerdasan logis-matematis) (c) Picture Smart (kecerdasan spasial) (d) Body Smart (kecerdasan kinestetik-jasmani) (e) Music Smart (kecerdasan musikal) (f) People Smart (kecerdasan antarpribadi) (g) Self Smart (kecerdasan intrapribadi) dan (h) Nature Smart (kecerdasan naturalis).
Sedangkan Teori pembelajaran Multiple Intelligences tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut :
1) Menghafal, membaca, menulis, berbicara, mendengar (Word Smart)
2) Membuat daftar peristiwa secara kronologis, mendeskripsi kasus-kasus nyata (Number Smart)
3) Menonton film/melihat gambar (Piture Smart)
4) Memperagakan sebuah peran (Body Smart)
5) Mendengar atau menyanyikan sebuah lagu (Music Smart)
6) Meneliti fenomena alam/peduli lingkungan (Nature Smart)
7) Belajar bersama-sama/berkelompok (People Smart)
8) Membuat tulisan tentang diri sendiri/buku harian (Self Smart)
Semua aktifitas dalam teori Multiple Intelligences diatas sudah tercantum dan dijabarkan didalam kitab suci Al-Qur'an. Apabila teori tersebut bisa diterapkan dalam pegembangan ilmu-ilmu pengetahuan umum, maka bukan tidak mungkin untuk mengaplikasikan teori tersebut dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga pola interaksi pembelajaran tidak hanya terfokus pada logika rasio semata, tapi akan menghasilkan sebuah kecerdasan yang memotivasi kondisi psikologis menjadi pribadi-pribadi yang matang. Usman Labib Faraj (dalam M. Usman Najati) mendefinisikan pribadi matang yang disinergikan dalam kesempurnaan pribadi, antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Kematangan emosional : mampu menahan diri dalam situasi-situasi yang memancing emosi, tidak ceroboh dan tidak mudah emosi, percaya diri dan realistis dalam menghadapi problem-problem hidup.
2) Kemampuan untuk teguh dan bertahan di saat krisis dan musibah menerpa.
3) Merasakan kebahagiaan dan tenang, bebas dari stres dan gelisah.
4) Produktif, menurut batas-batas kemampuan dan potensinya.
5) Independen dan mampu mengadopsi nilai-nilai luhur kehidupan dalam rencana kerja yang dapat membantunya dalam mengahadapi problem-problem kehidupan.
Ary Ginanjar Agustian (dalam M. Usman Najati) menyebutkan : hasil survei menunjukkan bahwa keberhasilan sebuah usaha bukan ditentukan oleh kemampuan teknikal, tetapi lebih pada kemampuan dasar untuk belajar dalam usaha tersebut. Seperti kemampuan mendengar dan berkomunikasi lisan, adaptasi, kreativitas, kepercayaan diri dan ketahanan mental untuk menghadapi kegagalan. Kemampuan akademik, nilai rapor, predikat kelulusan pendidikan tinggi tidak bisa menjadi tolok ukur bagi tingkat keberhasilan kerja dan kinerja seseorang. Inilah yang mendorong beberapa perusahaan besar di negara maju lebih menekankan pada seleksi kecerdasan emosional dalam rekrutmen karyawan.
SMP X Kabupaten X yang berada dibawah naungan Podok Pesantren X merupakan salah satu lembaga pendidikan yang terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pembelajarnnya. Namun demikian, teori ceramah tetap menjadi pilihan di banyak kesempatan belajar mengajar. Khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, teori Multiple Intelligences merupakan sebuah hal yang baru dan belum familiar di kalangan siswa siswi di lembaga ini.
Karena sekolah ini juga dilengkapi dengan fasilitas pesantren yang memberikan materi keagamaan secara penuh, maka tidak sedikit siswa yang merasa bosan ketika menerima pelajaran agama di kelas. Untuk mengantisipasi hal itu terjadi dan agar siswa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi, maka peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi PAI mencoba menciptakan motivasi dengan memberikan teori baru dalam pembelajaran. Teori ini di khususkan pada mata pelajaran PAI.
Berdasarkan rasionalitas dan realitas terebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana sebenarnya aplikasi teori Multiple Intelligences dalam meningkatkan prestasi belajar di sekolah tersebut ?. Untuk mendapatkan jawabannya, peneliti mengambil sebuah judul penelitian sebagai berikut : Aplikasi Teori Multiple Intelligences Dengan Pendekatan Kooperatif Dan Proyek Terbuka Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII B SMP X.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan beberapa masalah antara lain :
1. Bagaimana aplikasi teori Multiple Intelligences dengan pendekatan kooperatif dan proyek terbuka dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VII B SMP X ?
2. Bagaimana hasil aplikasi teori Multiple Intelligences dengan pendekatan kooperatif dan proyek terbuka dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VII B SMP X ?
3. Kendala-kendala apasaja yang dihadapi dalam aplikasi teori Multiple Intelligences dengan pendekatan kooperatif dan proyek terbuka dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VII B SMP X ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan diatas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu :
1. Mendiskripsikan teori Multiple Intelligences dengan pendekatan kooperatif dan proyek terbuka dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VII B SMP X.
2. Mengetahui hasil aplikasi teori Multiple Intelligences dengan pendekatan kooperatif dan proyek terbuka dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VII B SMP X.
3. Mengidentifikasi Kendala-kendala yang dihadapi dalam aplikasi teori Multiple Intelligences dengan pendekatan kooperatif dan proyek terbuka dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VII B SMP X.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi keilmuan
a) Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan dan kajian dalam penelitian mengenai aplikasi teori pembelajaran Multiple Intelligences untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga pendidikan agama Islam mampu survive dalam menghadapi arus moderenisasi.
b) Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan kepada pembaca pada umumnya serta pendidik pada khususnya, tentang perlunya pengaplikasian teori pembelajaran Multiple Intelligences untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga menghasilkan output yang berdedikasi tinggi.
2. Bagi Peneliti
Untuk memperluas wacana dan wawasan pendidikan khususnya tentang pengaplikasian teori Multiple Intelligences dalam proses belajar mengajar, khususnya pembelajaran pendidikan agama Islam. Dan sebagai pengamalan teori-teori penelitian yang diperoleh dalam perkuliahan.
E. Asumsi Penelitian
1. Aplikasi teori Multiple Intelligences dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VII B SMP X.
2. Tidak ada kendala yang berarti dalam Aplikasi Teori Multiple Intelligences untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VII B SMP X.
F. Pembatasan Penelitian
1. Teori pembelajaran yang digunakan adalah teori Multiple Intelligences dengan pendekatan pembelajaran kooperatif (belajar bersama atau belajar bekerjasama) dan pendekatan Proyek Terbuka (Belajar Model Jigsaw)
2. Teori pembelajaran Multiple Intelligences ini diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII B SMP X.
3. Untuk mempermudah proses tindakan, peneliti menitipkan atau menyisipkan teori Multiple Intelligences ke dalam kurikulum reguler yang telah ada.
G. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, pembatasan penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II KAJIAN TEORI
Bab ini merupakan paparan yang bersifat teoritis yang berisi tentang : A. Teori Multiple Intelligences, mencakup : Pengertian teori, latar belakang teori Multiple Intelligences, macam-macam kecerdasan dalam teori Multiple Intelligences, kurikulum mengajar berbasis kecerdasan (Multiple Intelligences), metodologi mengajar berbasis kecerdasan (Multiple Intelligences), evaluasi mengajar berbasis kecerdasan (Multiple Intelligences) B. Prestasi Belajar, mencakup : Definisi prestasi belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), mencakup : Pengertian, Fungsi dan tujuan, Ruang lingkup, Kompetensi dasar.
BAB III TEORI PENELITIAN
Terdiri dari penjelasan hal-hal berikut : Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, Rancangan Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini memaparkan tentang : A. Paparan Data 1. Deskripsi lokasi penelitian, meliputi : Sejarah berdirinya SMP X, Identitas sekolah, Visi dan misi SMP X 2. Deskripsi Data, meliputi : Paparan data sebelum tindakan, Paparan data siklus I, Paparan data siklus II. B. Hasil Penelitian
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini memaparkan tentang : A. Aplikasi Teori Multiple Intelligences Dengan Pendekatan Koopertif Dan Proyek Terbuka Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII B SMP X. Meliputi : Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi. B. Hasil Penelitian, C. Kendala-kendala Yang Ditemui, D. Upaya dan Solusi.
BAB VI PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran-saran
Post a Comment