UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QURAN PADA ANAK DIDIK DI SDN X
A. Latar Belakang Masalah
Sejak manusia lahir kedunia, telah dibekali oleh Allah swt dengan adanya rasa ingin tahu. Adapun wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal. Dengan akal manusia berpikir sehingga dia mendapatkan ilmu pengetahuan yang semakin lama akan terus berkembang. Untuk memanifestasikan kemampuan akal itu, maka diperlukan pendidikan. Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan kita, sebagaimana Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw dengan perintah Iqra' (bacalah) yang tertera dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5.
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan Kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat tersebut merupakan perkenalan dan petunjuk dari Allah swt. Bahwa Dialah pencipta segala sesuatu di jagat raya ini dan telah menciptakan manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Allah swt menyatakan diri-Nya bahwa Dialah yang Maha pemurah, sehingga bukan untuk dijauhi apalagi ditakuti. Akan tetapi harus didekati sendiri. Dialah Maha pendidik yang bijaksana, mendidik manusia dengan ilmu pengetahuan dan dengan menulis dan membaca.
Dari makna ayat ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa, sebagai makhluk yang mampu menerima pendidikan atau makhluk yang bisa dididik, menuntut ilmu sangatlah penting bagi kelangsungan hidup kita didunia. Dalam proses pendidikan upaya atau usaha guru sangatlah penting demi kelangsungan proses belajar mengajar yang baik. Dalam pengertian upaya atau usaha mempunyai arti yang sama yaitu ikhtisar untuk mencapai sesuatu yang hendak dicapai.
Sedangkan pengertian guru itu sendiri adalah pendidik professional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang sebenarnya menjadi tanggung jawab pendidikan yang sebenarnya menjadi tanggung jawab para orang tua.
Keberhasilan suatu pendidikan banyak ditentukan oleh adanya hubungan kasih sayang antara guru dan anak didik. Hubungan ini membuat anak didik merasa tenteram sehingga tidak merasa takut pada gurunya atau lari dari ilmunya.Guru adalah publik figur yang akan dijadikan panutan para anak didiknya. Oleh sebab itu, perilaku guru baik bersifat personal maupun sosial, senantiasa dijadikan parameter sebagai sosok guru. Maka sebagai seorang guru harus memiliki akhlak yang luhur yang nantinya bisa dijadikan suri teladan bagi anak didiknya.
Dalam usaha peningkatan kemampuan baca tulis Al-Qur’an pada anak didik juga tidak terlepas dari upaya guru. Terlebih anak didik yang dimaksud adalah anak-anak sekolah dasar, yang notabene masih banyak sekali yang belum mampu dan memerlukan bimbingan yang ekstra dari guru agama untuk meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an mereka. Karena kemampuan membaca dan menulis termasuk ketrampilan yang harus dipelajari dengan sengaja. Tidak sama halnya dengan belajar berbicara. Kemampuan mendengarkan dan berbicara termasuk kemampuan yang diperoleh dengan sewajarnya; maksudnya anak mempelajari fungsi itu dengan sendirinya.
Sebagaimana dalam GBPP mata pelajaran PAI kurikulum 1994 yang kemudian disempurnakan kembali pada kurikulum tahun 1999, dengan penjabaran indikator-indikator keberhasilan yang diharapkan dari lulusan pada jenjang Sekolah Dasar sebagaimana uraian berikut :
Pada jenjang Pendidikan Dasar, kemampuan-kemampuan dasar yang diharapkan dari lulusannya adalah dengan landasan iman yang benar. Siswa mampu membaca, menulis, dan memahami ayat-ayat pilihan, dengan indikator-indikator : (1) siswa mampu membaca ayat-ayat pilihan; (2) siswa mampu menulis ayat-ayat pilihan; (3) siswa mampu memahami terjemahan ayat-ayat pilihan.
Pada indikator-indikator di atas dapat dilihat bahwa memang kemampuan-kemampuan yang diharapkan pada jenjang Sekolah Dasar adalah salah satu diantaranya anak didik mampu dalam membaca dan menulis ayat Al-Qur’an.
Baca tulis Al-Qur’an di sekolah Dasar adalah berada di dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Yang mana kita telah mengetahui bahwa jam pelajaran bidang studi PAI di sekolah umum lebih sedikit porsinya jika dibandingkan dengan sekolah yang berlabel agama. Maka, tidak heran jika kita mendengar apabila ada anak SD yang masih kurang mampu dalam hal baca tulis Al-Qur’an, tetapi jangan sampai menjadi alasan dengan tidak adanya usaha atau upaya konkrit dari seorang pendidik khususnya.
Pembelajaran Al-Qur’an sebenarnya tidak hanya menjadi tugas guru di sekolah, tetapi menjadi tugas kita sebagai orang mukmin. Orang mukmin yang percaya dengan kitabullah yaitu Al-Qur’an yang menjadi pedoman kita semua. Agar para siswa khususnya disini yaitu siswa Sekolah Dasar dapat memahami isi Al-Qur’an, maka salah satu caranya adalah dengan mampu membacanya.
Dalam agama Islam melaksanakan pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an adalah amalan ibadah kita kepada Allah SWT. Orang tua yang mengajar anak baca tulis Al-Qur’an merupakan bentuk pemenuhan hak terhadap anak, yaitu hak untuk memelihara anak agar terhindar dari api neraka. Banyak sekali yang menunjukkan perintah untuk mendidik. Salah satu diantaranya dalam surat An-Nahl ayat 125 yang bunyinya adalah sebagai berikut :
Artinya : Serulah ( manusia )kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ditekankannya memberikan pendidikan Al-Qur’an pada anak-anak berlandaskan pemikiran bahwa masa kanak-kanak adalah masa pembentukan watak yang ideal. Anak-anak pada masa itu mudah menerima apa saja gambar yang dilukiskan kepadanya. Sebelum menerima lukisan yang negatif, anak perlu didahului semaian pendidikan membaca Al-Qur’an sejak dini. Bila pada masa kanak-kanak ini pendidikan Al-Qur’an terlambat diberikan, kelak akan sulit memberikannya bahkan dibutuhkan tenaga ekstra untuk itu. Masa dewasa tidaklah seperti masa kanak-kanak. Pepatah mengatakan “Belajar di waktu kecil laksana menulis di atas batu dan belajar di waktu besar laksana melukis di atas air”.
Selain menyeru mendidik anak membaca Al-Qur’an, Rasulullah saw juga menekankan pentingnya mendidik anak menulis huruf-huruf Al-Qur’an. Anak diharapkan memiliki kemampuan menulis (kitabah) aksara Al-Qur’an dengan baik dan benar dengan cara imla' 'dikte' atau setidaknya dengan cara menyalin (naskh) dari mushaf.
Penulis melihat bahwa SDN X 01 adalah salah satu Sekolah Dasar Negeri yang maju di kecamatan X dibanding dengan SDN yang lain. Melihat dari prestasi-prestasi anak didik dalam berbagai bidang mata pelajaran, termasuk juga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di SDN X 01 terkait dengan upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an para siswanya. Maka judul yang diajukan dalam skripsi ini yaitu “UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN PADA ANAK DIDIK DI SDN X”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya Guru PAI dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an Pada anak didik di SDN X ?
2. Metode apakah yang diterapkan guru PAI dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an pada anak didik di SDN X ?
C. Tujuan Dan Kegunaan penelitian
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari beberapa penelitian masalah diatas, penulis menyusun penelitian ini supaya dapat :
1. Mendeskripsikan bentuk upaya guru dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an anak didik di SDN X.
2. Mengetahui bentuk metode yang diterapkan guru PAI dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an pada anak didik di SDN Siodrejo X.
b. Kegunaan Penelitian
Untuk mengetahui guna atau manfaat dari penelitian ini penulis akan memaparkan diantaranya :
1) Lembaga
(a) Memberi masukan untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an pada anak didik.
(b) Dapat memberi masukan, agar lebih giat lagi dalam bekerja meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an pada anak didik.
(c) Menyemangati untuk lebih eksis dan berkompetensi dalam mendidik anak didiknya.
2) Pengembangan Ilmu pengetahuan
(a) Memperkaya dan menambah teori-teori dalam dunia kependidikan.
(b) Dapat menjadi acuan pengembangan ilmu pengetahuan.
(c) Mengetahui sejauhmana fungsi dari teori-teori dalam belajar.
3) Penulis
(a) Dapat memberi tambahan pengetahuan bagi penulis sendiri.
(b) Memberi gambaran metode dalam belajar dan mengajar nantinya.
(c) Menambah pengalaman bagi penulis.
D. Ruang Lingkup Pembahasan
Identifikasi masalah yang telah disebutkan diatas tidak semua permasalahan tersebut diuraikan dalam pembahasan skripsi ini, hal tersebut mengingat terbatasnya waktu dan tenaga, oleh karena itu penulis membatasi berbagai persoalan yang erat kaitannya dengan judul. Namun, apabila ada uraian lain yang disisipkan pada pembahasan skripsi ini hanya sebagai pelengkap untuk menjelaskan pokok permasalahan yang berkaitan dengan judul. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bentuk upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an pada anak di SDN X.
2. Metode yang diterapkan guru PAI dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an pada anak didik di SDN X.
E. Penegasan Istilah
Penulisan skripsi ini, menggunakan beberapa istilah yang memiliki peran penting bagi pembaca dalam memahami skripsi ini. Istilah-istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Upaya Guru adalah Suatu aktivitas guru yang dilakukan dalam rangka membimbing, mendidik, mengajar dan melakukan transfer knowledge kepada anak didik sesuai dengan kemampuan dan keprofesionalan yang dimiliki sehingga mencapai sesuatu yang diinginkan atau hendak dicapai.
2. Kemampuan adalah merupakan suatu kesanggupan dalam melakukan suatu hal setelah kegiatan yang lain dilakukan.
3. Disini penulis menggunakan istilah baca tulis Arab untuk menjelaskan istilah baca tulis Al-Qur’an. Yang mana baca tulis Arab adalah melihat serta memahami (baik dengan lisan maupun dalam hati) bentuk huruf/bentuk tulis atau bacaan yang terbuat dari Bahasa Arab (berbentuk bahasa Arab). Karena penulis beralasan bahwa Al-Qur’an adalah berbentuk bahasa Arab.
4. Peserta didik/anak didik adalah Peserta didik atau bisa juga disebut anak didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
F. Sistematika Pembahasan
BAB I : Pendahuluan, yang berisi pokok-pokok pemikiran yang melatar belakangi penulisan skripsi ini, yaitu terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian.
BAB II : Kajian pustaka, berisi mengenai tinjauan tentang guru Pendidikan Agama Islam, tinjauan upaya guru sebagai tenaga pengajar, tinjauan tentang kemampuan baca tulis Al-Qur’an dan tinjauan tentang peserta didik.
BAB III : Metodologi Penelitian, yang meliputi : pendekatan dan jenis penelitian, metode penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik penelitian, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV : Laporan Hasil Penelitian, yakni memaparkan data-data yang akurat tentang gambaran umum lokasi penelitian, gambaran umum identitas/deskripsi responden, dan deskripsi hasil penelitian.
BAB V : Pembahasan hasil Penelitian meliputi : deskripsi data, interpretasi data tentang upaya atau usaha guru dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an anak didik, interpretasi pembahasan penelitian.
BAB VI : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
Post a Comment