HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional bertugas dan ber-tanggung jawab untuk menghantar bangsa ini agar siap menyonsong dan mampu menghadapi terpaan gelombang dahsyat dengan adanya era globalisasi dan perubahan menjadi peluang dan kemudian mengelolanya menjadi kekuatan yang mampu meningkatkan kualitas hidup kehidupan bangsa dan negara di masa depan. Pendidikan perlu mengambil posisi dan peran nyata yang dinamis, proaktif, interaktif, serta berorientasi ke masa depan. artinya pendidikan harus mampu bergerak lugas dalam menghadapi rintangan-rintangan dan memanfaatkan peluang yang ada.
Dalam pendidikan perlu dikembangkan strategi-strategi yang tepat untuk mendayagunakan peluang yang dibuka oleh pemerintah dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi yang sudah digulirkan. Strategi pendidikan terarah pada pemanfaatan kondisi yang ada agar peserta didik mampu dan mau memecahkan sendiri permasalahan yang dihadapi dengan sumber-sumber yang tersedia dilingkungannya, sehingga pendidikan tidak dihindari masyarakat tetapi dicari karena kebermaknaannya. Pemerintah saat ini sedang berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat di segala bidang. Untuk mempercepat tercapainya usaha tersebut, kualitas sumber daya manusia memegang peran yang sangat penting. Dikatakan demikian karena dalam menghadapi tantangan kehidupan yang makin dinamis dan akseleratif, dibutuhkan insan pembangunan yang berkualitas dan handal.
Sumber daya manusia yang berkualitas, antara lain ditunjukkan oleh kinerja dan produktivitas yang tinggi. Kinerja seseorang berkaitan dengan kualitas perilaku yang berorientasi pada tugas dan pekerjaan. Demikian halnya dengan kinerja guru, yang mana kinerja guru ini dapat dilihat dari dua sudut administrasi dan pengembangan profesi. Secara administrasi kinerja guru dapat diketahui dari kemampuan dan kompetensi dalam : (1) semangat, (2) kreatif, (3) komunikatif dan (4) kompetensi paedagogis (kemampuan melaksanakan didaktik dan metodik).
Kedisiplinan berfungsi sebagai pendorong semangat kerja untuk mencapai tujuan dengan penuh rasa tanggung jawab, tanpa keluhan-keluhan yang berarti. Seorang guru, hendaknya senantiasa ada di tengah-tengah masyarakat dengan memberikan bimbingan, pengarahan, dan dorongan semangat.
Kehadiran Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan produk dari pelaksanaan pembangunan yang dinamis sesuai dengan pefkembangan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Untuk memacu potensi sumber daya manusia Indonesia yang terus bertambah jumlahnya, pemerintah telah menetapkan sistem pendidikan nasional. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sistem pendidikan merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan, dengan tujuan pembangunan nasional. Khususnya pelaksanaan pendidikan, mempunyai peranan dan posisi strategis terutama dalam mengoptimalkan potensi sumber daya manusia.
Sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, yang secara efektif dimulai tahun 2001, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidi kan nasional sehingga dapat diwujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan dan keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat. Salah satu strategi yang ditempuh adalah meningkatkan peran serta masyarakat dan pemerintah daerah dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan program-program pendidikan.
Namun demikian, masih terdapat kendala yang harus ditangani dalam pelaksanaan program pendidikan di Kabupaten X, yakni : (1) masih kurangnya jumlah dan mutu tenaga profesional guru dalam mengelola, mengembangkan, dan melembagakan pendidikan; (2) masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk menunjang penyelenggarakan pendidikan maupun proses belajar mengajar dalam rangka memperluas kesempatan, peningkatan mutu dan relevansi program pendidikan sesuai dengan kebutuhan pembangunan; (3) terselenggaranya kegiatan pendidikan di lapangan sangat dipengaruhi keberadaan tenaga sukarela yang tidak ada kaitan strutural dengan pemerintah.
Saat ini kinerja guru dirasakan masih rendah ini terbukti dengan tingkat disiplin yang masih rendah, frekuensi pelatihan yang bisa dibilang masih kurang. Dengan memperhatikan uraian tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kinerja guru tersebut. Kinerja guru dalam penelitian ini mencakup hal : penyusunan rencana belajar mengajar, pelaksanaan belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi dan analisis hasil evaluasi, pelaksanaan bimbingan, penyusunan laporan hasil belajar mengajar serta pengadministrasian berbagai kegiatan.
Gambaran umum atas kondisi kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan X yang menyertai uraian latar belakang masalah penelitian di atas, memberikan landasan bagi peningkatan kinerja guru yang menjadi obyek dalam penelitian ini. Penulis berniat untuk mengadakan penelitian terhadap kinerja guru yang berkaitan dengan kedisiplinan dan pelatihan. Dalam hal ini peneliti mengambil judul penelitian :
"HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN X".
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Apakah variabel Kedisiplinan dan Pelatihan secara bersama-sama/simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan X ?
2) Apakah variabel Kedisiplinan dan Pelatihan secara masing-masing/parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan X ?
3) Dari kedua variabel yang mempengaruhi kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan X, variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kinerja ?
C. Pembatasan Masalah
Masalah didalam dunia pendidikan sangatlah luas antara lain mencakup permasalahan guru, permasalahan siswa, permasalahan didalam proses kegiatan belajar-mengajar, adaptasi dengan lingkungan sekitar, kurikulum yang digunakan, dan lain sebagainya.
Agar cakupan masalah yang diteliti didalam penelitian ini tidak terlalu luas sehingga akan menimbulkan kesalahpahaman, maka permasalahan dalam penelitiaan ini perlu dibatasi dengan tujuan untuk lebih memperdalam masalah yang dikaji. Karena kualitas penelitiaan ilmiah tidak terletak pada keluasan masalah yang diteliti, namun lebih kepada kedalaman pengkajiaan didalam memecahkan permasalahan. Pembatasan masalah didalam penelitian ini adalah :
1. Tingkat disiplin guru yang masih rendah.
2. Frekuensi pelatihan yang masih kurang.
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh variabel Kedisiplinan Kerja dan Pelatihan secara bersama-sama/simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan X.
2) Untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh variabel Kedisiplinan Kerja dan Pelatihan masing-masing/parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan X.
3) Untuk mendeskripsikan variabel yang paling dominan terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan X.
Post a Comment