STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA (PGTK)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum di Indonesia perkembangan anak TK tengah mendapatkan perhatian serius terutama dari pemerintah, karena disadari benar bahwa merekalah yang akan menjadi penerus generasi yang ada sekarang. Untuk mewujudkan generasi penerus yang tangguh dan mampu berkompetisi diperlukan upaya pengembangan anak yang sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya. Sebagaimana yang tertuang dalam hasil konferensi Jenewa tahun 1979 (Yudha, Saputra, dan Rudyanto, 2005 : 3) bahwa aspek-aspek yang perlu dikembangkan pada anak TK, yaitu : motorik, bahasa, kognitif, emosi, sosial, moral dan kepribadian. Agar semua aspek ini dapat berkembang dengan baik, maka diperlukan strategi pembelajaran khusus untuk anak.
Pembelajaran kooperatif yang memanfaatkan lingkungan dan disemaikan melalui dunia pendidikan tidak harus menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi disajikan lintas mata pelajaran melalui pokok-pokok bahasan yang relevan. Dengan kata lain, lingkungan alam tidak cukup hanya menjadi tanggung jawab guru Geografi atau IPA saja, tetapi harus menjadi tanggung jawab semua guru, termasuk guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Untuk menunjang peningkatan perkembangan sosial anak perlu adanya media yang nyata. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan mutlak di perlukan untuk memberikan informasi dan merupakan modal besar untuk dapat dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin. Ruang kelas bukan lagi menjadi satu-satunya pusat kegiatan belajar mengajar.
Hasil observasi awal terhadap perkembangan sosial siswa pada saat proses pembelajaran yang berlangsung di kelas B2 TK X menunjukkan bahwa perkembangan siswa masih banyak yang kurang dan siswa lebih banyak bersikap pasif pada saat pembelajaran berlangsung, kurang adanya interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain atau jarang bermain bersama-sama pada saat istirahat, kurang kerja sama antar siswa dalam menyelesaikan tugas, kurang saling membantu dan lebih nampak sikap individualisme siswa.
Pada saat kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan yang membutuhkan kerja sama hanya beberapa anak yang aktif bekerja sama melaksanakan tugas tersebut. Banyak anak yang terlihat diam dan bermain sendiri, bahkan pada saat ditanya "kenapa kalian tidak ikut bergabung dan mengerjakan tugas bersama ?". Mereka menjawab nggak mau, ada yang menggelengkan kepala, bahkan ada yang hanya diam saja. Hal ini menunjukkan adanya kurang keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak 2009 pada aspek perkembangan sosial emosional dan kemandirian pada indikator no 1 yang berbunyi "bersedia bermain dengan teman sebaya dan orang dewasa", indikator no 2 yang berbunyi "mengajak teman untuk bermain dan belajar", indikator no 3 yang berbunyi "bekerja sama dalam menyelesaikan tugas".
Dari pokok permasalahan yang diuraikan di atas, dapat didefinisikan penyebab timbulnya masalah yang ada. Timbulnya masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, pembelajaran yang dilakukan lebih banyak kegiatan di dalam kelas, kurang bervariasi dan kurang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sehingga pembelajaran kurang menarik minat siswa, selain itu interaksi di dalam kelas belum optimal, kerjasama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain kurang, serta siswa kurang saling membantu dan lebih nampak sikap individualisme.
Strategi pembelajaran ada bermacam-macam, misalnya eksplorasi, pemecahan masalah, diskusi, demokrasi, kooperatif dan masih banyak lagi. Strategi pembelajaran identik dengan teknik penyajian. Pada dasarnya tidak ada strategi pembelajaran yang dianggap paling baik dibandingkan strategi pembelajaran yang lain. Setiap strategi pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Strategi pembelajaran dikatakan relevan jika dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan melalui pengajaran.
Pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar akan memberikan pengalaman nyata kepada anak. Dengan melihat dan mengalami secara langsung serta berinteraksi dengan makhluk hidup maupun benda mati, menjadikan anak memiliki kesadaran, berkreasi, memiliki rasa ingin tahu, dan selanjutnya dapat memberikan apresiasi yang semestinya terhadap benda dan makhluk yang dihadapinya.
Lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat siswa mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan pasti siswa ingin menceritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Agar hasil penemuannya tersebut diketahui oleh teman-temannya, siswa tersebut mencoba mendekati siswa yang lain sehingga terjadilah proses interaksi dan kerja sama di antara mereka.
Pembelajaran kooperatif banyak digunakan pada pembelajaran anak usia dini karena dianggap sesuai untuk melatih sosial dan kemampuan bekerja sama. Dalam konteks tanggung jawab kelompok, umpan balik dan komunikasi akan lebih realistik dan karakternya akan berbeda dari pola pembelajaran secara individual yang biasa diterapkan. Dalam pembelajaran kooperatif akan mendorong siswa untuk belajar lebih banyak materi pelajaran merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk belajar, memiliki kemampuan yang baik untuk berpikir secara kritis, menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam bekerja sama dan mampu menerima perbedaan yang ada di antara teman satu kelompok.
Memperhatikan pentingnya strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan perkembangan sosial siswa, maka perlu dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Zainal Aqib, dkk., 2009 : 3)
Pengertian kelas dalam penelitian tindakan kelas ini tidak hanya terbatas pada kelas yang sedang aktif melangsungkan pembelajaran di dalam sebuah ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang tidak aktif belajar, yaitu ketika sedang melakukan karyawisata di obyek wisata, laboratorium, rumah, atau di tempat lain, ketika siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan sebagainya. Dengan lokasi bukan kelas ini, yang diamati harus berupa kegiatan yang dilakukan oleh anak (Suharsimi Arikunto, 2006 : 101).
Dengan melihat paparan di atas, maka dilakukan penelitian pada kelas B2 di TK X dengan judul "STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL (STUDI PADA TK X)".
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : masih seringnya guru melaksanakan pembelajaran di dalam kelas dan tidak memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sehingga tidak dapat meningkatkan perkembangan sosial siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan perkembangan sosial siswa di TK X ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan perkembangan sosial siswa di TK X.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Anak
Dapat membantu perkembangan anak didik dari biasa belajar pasif menjadi belajar aktif sehingga dapat bersosialisasi dengan teman-temannya.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu memahami tentang hakikat pembelajaran kooperatif pada anak yang sedang menempuh pendidikan TK.
3. Bagi Guru
Diharapkan dapat membimbing guru dalam menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat melatih anak untuk berpikir lebih kreatif dan meningkatkan keterampilan hidup anak TK.
Post a Comment