PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM SARAF (BIOLOGI KELAS IX)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi anggota masyarakat yang mandiri. Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang secara mandiri mampu berpikir, menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta menemukan cara pemecahan baru yang bernalar dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada, serta mampu melakukan perubahan dan menciptakan sesuatu yang baru.
Pencapaian pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah interaksi guru dan peserta didik dalam pembelajaran. Guru adalah subjek yang sangat berperan dalam membelajarkan dan mendidik peserta didik sedangkan peserta didik merupakan subjek yang menjadi sasaran pendidikan.
Sejalan dengan pikiran di atas, maka tugas guru biologi adalah membimbing peserta didik memiliki pengetahuan dan nilai biologi, serta menumbuhkan rasa senang dan cinta belajar biologi di kalangan peserta didik. Namun selama ini biologi masih dianggap sebagai pelajaran yang identik dengan hafalan semata. Padahal sesungguhnya biologi mempelajari tentang diri dan makhluk hidup lain yang melekat dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu maka pembelajaran biologi perlu dikemas sedemikian rupa, sehingga membuat peserta didik menyukai pelajaran biologi. Salah satu materi yang dianggap sulit dan tidak di sukai oleh peserta didik adalah materi sistem saraf pada manusia.
Materi sistem saraf pada manusia merupakan materi yang tergolong abstrak dan memiliki isi materi yang banyak, hal ini dikarenakan materi tersebut mempelajari tentang mekanisme proses kerja organ yang ada di dalam tubuh yang tidak dapat diamati secara langsung. Dalam mempelajari materi ini dibutuhkan pemahaman konsep yang memadai, sehingga dapat menjelaskan keabstrakannya. Penyelesaian masalah yang dibutuhkan pada materi ini adalah peserta didik memiliki gambaran dalam benaknya mengenai mekanisme proses kerja organ tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA Terpadu kelas IX MTSN X menjelaskan bahwa guru mengalami beberapa kendala dalam mengajarkan materi pokok sistem saraf pada manusia antara lain :
1. Peserta didik masih sulit mendeskripsikan struktur sel saraf serta fungsinya.
2. Peserta didik mengalami kesulitan dalam membedakan sel saraf berdasar fungsinya
3. Peserta didik mengalami kesulitan dalam membedakan mekanisme gerak refleks dan gerak biasa.
4. Peserta didik mengalami kesulitan dalam menyebutkan bagian-bagian sistem saraf beserta fungsinya.
Sehingga nilai peserta didik di sekolah itu masih banyak yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63. Ketuntasan klasikal 43% dan rata-rata kelas 47.
Kendala-kendala yang dialami peserta didik di atas dikarenakan peserta didik kurang mempunyai pemahaman konsep dalam mempelajari materi sistem saraf pada manusia. Untuk mencapai pemahaman di atas dirasa akan mudah tercapai dengan proses pembelajaran yang interaktif, menyenangkan. Interaktif disini diartikan sebagai proses pembelajaran yang berusaha memberdayakan peserta didik dan memperhatikan serta mempengaruhi emosi peserta didik. Hal ini agar materi sistem saraf yang banyak dapat dipelajari dengan mudah dan tidak jenuh. Peserta didik diberi keleluasaan untuk mengkonstruksikan pengetahuannya mereka dengan cara menjalani proses pencarian sendiri. Salah satunya adalah menggunakan model pembelajaran kuantum (quantum teaching).
Model pembelajaran kuantum (quantum teaching) merupakan salah satu model pembelajaran yang mengembangkan lingkungan belajar yang saling memberdayakan, menghargai dan senantiasa menjaga motivasi belajar. Dalam pembelajaran ini menghendaki peserta didik dapat terlibat langsung dalam memahami konsep dan mengkonstruksikan pengetahuan mereka untuk menyelesaikan masalah sehingga tercapai pemahaman konsep yang memadai. Dalam kerangka pembelajaran kuantum yaitu dalam akronim TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan).
Pembelajaran kuantum (quantum teaching) mengkondisikan agar peserta didik terlibat aktif dalam proses belajar yaitu dengan mengalami dan mendapatkan pengetahuannya sendiri. Selain itu, peserta didik juga mendapat pengakuan dalam belajar, hal ini karena dalam pembelajaran peserta didik memperoleh kesempatan mengungkapkan pengetahuan yang telah diperoleh-nya dan memberikan umpan balik berupa perayaan dan penghargaan atas prestasi yang diperoleh selama proses pembelajaran. Model tersebut memberikan situasi yang interaktif dan menyenangkan serta melibatkan kondisi emosional peserta didik Sehingga mereka akan lebih termotivasi dalam belajar. Dengan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) diharapkan peserta didik dalam pembelajaran mendapatkan pemahaman konsep yang memadai dengan cara yang menyenangkan untuk memahami materi sistem saraf pada manusia.
Dengan demikian peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul ’’PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM SARAF PADA MANUSIA KELAS IX MTSN X".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran materi sistem saraf pada manusia melalui model pembelajaran kuantum (quantum teaching) di kelas IX MTSN X ?
2. Apakah hasil belajar Biologi peserta didik kelas IX MTSN X materi sistem saraf pada manusia dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kuantum (quantum teaching) ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran materi sistem saraf pada manusia melalui model pembelajaran kuantum (quantum teaching) di kelas IX MTSN X.
2. Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX MTSN X materi sistem saraf pada manusia melalui penerapan model pembelajaran kuantum (quantum teaching).
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran dan hasil belajar Biologi di sekolah.
2. Bagi Guru
Diharapkan dapat sebagai masukan bagi guru mengenai model pembelajaran yang menyenangkan, memudahkan peserta didik, dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Peserta Didik
Diharapkan peserta didik akan termotivasi dalam proses pembelajaran Biologi, memudahkan dalam memahami materi pelajaran, serta mengenal-kan kepada peserta didik bagaimana cara belajar dan memahami suatu materi pelajaran dengan menyenangkan sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.
4. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang baru baik dalam bidang model pembelajaran maupun dalam penguasaan kelas dan penguasaan materi yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di masa mendatang.
Post a Comment