IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI TAMAN KANAK-KANAK
A. Latar belakang Masalah
Anak usia taman kanak-kanak adalah individu yang berusia empat sampai enam tahun yang sedang menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan fundamental dalam berbagai aspek yang meliputi motorik kasar, motorik halus, seni, kognitif, bahasa, serta social emosional. Semua aspek perkembangan ini harus dikembangkan sesuai dengan tahapannya.
Pembelajaran pada anak usia dini bertujuan untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar yang bermakna bagi kehidupan anak agar mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Konsep-konsep tersebut sebaiknya diperkenalkan melalui kegiatan yang berorientasi pada kegiatan bermain karena melalui kegiatan yang berorientasi pada kegiatan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan berbagai hal yang ditemui dalam kehidupan dengan cara yang menyenangkan. Salah satu konsep dasar yang dipelajari di TK adalah matematika.
Matematika bagi anak usia dini merupakn salah satu cara bagi anak untuk memahami dunia dan pengalaman-pengalaman yang dilakukannya serta upaya untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ditemuinya setiap hari (Nining Sriningsih, 2008).
Pembelajaran matematika di Taman Kanak-kanak menurut Hiebert & Linquist (Kellough, 1996 : 189), adalah pengetahuan yang diperoleh berdasarkan intuisi, persepsi informasi, serta berbagai analisis sirtuasi sehari-hari yang dibangun secara alami berdasarkan interaksi anak dengan teman sebaya. Pembelajaran matematika di TK pada dasarnya adalah pembelajaran yang mengkaitkan berbagai aktivitas atau kegiatan sehari-hari anak yang dibawa ke dalam kelas.
Sebagai salah satu bidang pengembangan, matematika sangat berperan penting dalam menumbuh kembangkan kemampuan berfikir kritis logis dan sistematis. Kellough (1996) menyatakan bahwa kemampuan berfikir kritis logis dan sistemaits pada anak TK ditandai oleh :
(1) anak mengerti konsep matematika sederhana,
(2) anak memahami prosedur atau cara kerja matematika, (3) anak dapat mencari cara pemecahan masalah,
(4) anak mampu mengkomunikasikan persoalan-persoalan dalam matematika sederhana,
(5) anak dapat menginterpretasikan atau mengungkapkan kembali apa yang telah anak ketahui sesuai dengan pemahamannya.
Menurut Copley (2001), anak akan lebih efektif mempelajari berbagai konsep matematika bila anak dapat memanipulasi benda-benda baik itu benda dua dimensi maupun tiga dimensi. Jadi dalam memperkenalkan konsep matematika guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar dan pengalaman sehari-hari anak dan mengkaitkannya dengan kegiatan pembelajaran di kelas.
Salah satu kegiatan pembelajaran untuk anak yang dapat membantu mereka dalam mengenalkan konsep matematika yaitu berupa pemberian media puzzle. Puzzle merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak dalam merangkainya. Dengan terbiasa bermain puzzle, lambat laun mental anak juga akan terbiasa untuk bersikap tenang, tekun dan sabar dalam menyelesaikan sesuatu. Kepuasan yang didapat saat ia menyelesaikan puzzle pun merupakan salah satu pembangkit motivasi untuk mencoba hal-hal yang baru baginya. Dengan mencoba beberapa cara memasang kepingan berupa potongan-potongan gambar maka anak dilatih untuk berfikir kreatif dan mengasah ketekunan anak dalam memecahkan masalah (http : //www.ayahbunda.co.id).
Berkenaan dengan pembelajaran matematika dikembangkan pada anak taman kanak-kanak, berdasarkan penelitian di TK Islam Al Muawanah X, anak mengalami kesulitan dalam menyusun kepingan-kepingan puzzle yang diberikan, seperti pada saat ada warna puzzle yang berbeda dalam setiap kepingan anak menjadi bingung, serta pada saat ada bentuk geometri yang berbeda maka anak sering kali tidak dapat menyelesaikan puzzle tersebut. Hal ini berarti anak kurang mampu memahami konsep matematika yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, diperlukan suatu motivasi pada anak untuk lebih mengembangkan pembelajaran yang ada baik di sekolah, di rumah, maupun lingkungan sekitar.
Media puzzle memberikan pengalaman yang lebih baik jika dibandingkan dengan media pembelajaran matematika lainnya. Sebagaimana penelitian yang dilakukuan oleh Heni (2008) dengan judul penelitiannya, Penggunaan Puzzle Pada Pembelajaran Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Keterampilan Berhitung, telah dibuktikan bahwa penggunaan puzzle memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan media pembelajaran matematika lainnya.
Mencermati paparan sebelumnya, maka penelitian ini menitikberatkan pada implementasi penggunaan media puzzle dalam pembelajaran matematika di TK. Adapun judul penelitian uang diambil penulis adalah : "IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI TK ISLAM X"
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada pembahasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi penggunaan media puzzle dalam aspek perencanaan pada pembelajaran matematika di TK Islam X?
2. Bagaimana implementasi penggunaan media puzzle dalam aspek pelaksanaan pada pembelajaran matematika di TK Islam X?
3. Bagaimana implementasi penggunaan media puzzle dalam aspek penilaian pada pembelajaran matematika di TK Islam X?
4. Apa kendala yang dihadapi guru TK Islam X pada implementasi penggunaan media puzzle dalam pembelajaran matematika?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk :
1. Mendeskripsikan perencanaan implementasi penggunaan media puzzle dalam pembelajaran matematika di TK Islam X.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan implementasi penggunaan media puzzle dalam pembelajaran matematika di TK Islam X.
3. Mendeskripsikan penilaian implementasi penggunaan media puzzle dalam pembelajaran matematika di TK Islam X.
4. Mengungkap kendala yang dihadapi guru TK Islam X pada implementasi penggunaan media puzzle dalam pembelajaran matematika.
D. Manfaat Penelitian
Secara rinci manfaat penelitian ini dipaparkan sebagai berikut :
1. Bagi para guru Taman Kanak-kanak tempat dilangsungkannya penelitian untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menggunaan media pembelajaran yang dapat digunakan di Taman Kanak-kanak khususnya dalam pembelajaran matematika anak usia 4-6 tahun.
2. Bagi pihak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) khususnya pada program Pendidikan Anak Usia Dini (PGAUD) sebagai rujukan dalam penggunaan media pembelajaran yang efektif dalam dunia pendidikan Anak Usia Dini.
E. Definisi Operasional
1. Media Puzzle adalah media pembelajaran matematika yang berupa kepingan yang di dalamnya terdapat teka-teki yang harus anak selesaikan.
2. Pembelajaran matematika di taman kanak-kanak merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berfikir anak, untuk mengembangkan berbagai potensi intelektual yang dimilikinya, serta dapat dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan berbagai sikap dan perilaku positif dalam rangka meletakan dasar-dasar kepribadian sedini mungkin (Sriningsih, 2008).
F. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan bagian dari penelitian kualitatif. Adapun tujuan dari penelitian kualitatif sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara sistematis dan akurat dari fenomena-fenomena yang ada, atau hubungan-hubungan antara fenomena yang diteliti apa adanya tanpa perlakuan-perlakuan khusus. Berkaitan dengan hal tersebut, alasan peneliti menggunakan metode deskriptif ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai implementasi penggunaan media puzzle dalm pembelajaran matematika di TK islam X secara mendalam, terperinci dan utuh. Dalam penelitian deskriptif ini, jenis data yang diambil adalah jenis data kualitatif, dimana data diambil dari pengamatan langsung oleh peneliti mengenai implementasi penggunaan media puzzle dalam pembelajaran matematika yang belangsung di TK Islam X seacara alamiah tanpa ada intervensi peneliti
G. Subjek Penelitian
Dalam penelitian derkriptif ini yang diambil sebagai subjek penelitian adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab, benar-benar mengetahui, menguasai, dan banyak terlibat dalam kegiatan pembelajaran, yaitu : Guru kelompok A yang betanggung jawab langsung terhadap penmbelajaran di kelas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, serta anak kelompok A sebanyak 18 orang.
H. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data, yaitu :
1. Studi Pustaka
Studi Pustaka dalam penelitian ini dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dari berbagai literature dengan tujuan mendapatkan teori dan konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti mempelajari sejumlah buku referensi, laporan tugas akhir, skripsi, thesis, website yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif (Syaodih, 2007 : 216).
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti untuk melihat data-data yang ada serta pendokumentasian hasil penelitian di lapangan. Dokumentasi yang dilakukan adalah hasil data yang dikumpulkan, foto-foto selama penelitian.
4. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Penelitian ini menggunakan observasi sistematis yang dilakukan pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan (Arikunto, 2002 : 133).
I. Sistematika Penulisan
Laporan hasil penelitian ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan sistematika penelitian
Bab II Kajian Pustaka/Kerangka teoritis
Merupakan kajian kepustakaan sebagai gambaran padat menyeluruh sekaligus petunjuk untuk penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian
Memaparkan tentang metode penelitian yang akan dipakai, dalam bab ini dijelaskan pengumpulan data yang akan dilakukan di lapangan dan mengumpulkan dokumen yang mendukung.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Masalah
Merupakan pokok bahasan implementasi penggunaan media puzzle dalam pembelajaran matematika.
Bab V Kesimpulan dan rekomendasi
Merupakan bab penutup dan kesimpulan akhir dari penelitian yang telah dilakukan, serta berisikan rekomendasi yang diharapkan dapat bermanfaat.
Post a Comment