SKRIPSI PTK PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DENGAN PENGGUNAAN TEKNIK TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (MATA PELAJARAN : SEJARAH) – (SMP KELAS VIII)
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan kegiatan yang berproses dan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Maka dari itu pemahaman yang benar mengenai arti pembelajaran dan hal-hal yang berkaitan dengannya mutlak diperlukan oleh para pengajar atau pendidik, seperti halnya dikemukakan oleh Said Hamid Hasan (2002:24) berikut ini:
Dalam menentukan cara belajar yang bagaimana, dikatakan guru memang memegang peranan yang menentukan. Dapat dikatakan bahwa cara belajar yang akan dialami oleh siswa sepenuhnya ditentukan oleh pertimbangan professional guru mengenai sifat, tujuan, materi, kemampuan awal siswa (entry behavior), sifat sumber materi dan suasana belajar.
Jika seorang pendidik mampu menguasai dan menentukan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa maka proses belajar mengajar di kelas akan berlangsung dengan baik. Hal tersebut juga akan berdampak baik terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Dengan demikian peranan seorang pendidik (guru) dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar tersebut sangat ditentukan oleh kreativitas guru dalam mengemas suatu mata pelajaran sehingga dapat menarik minat siswa untuk lebih mendalami dan mempelajari mata pelajaran tersebut.
Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan penelitian di kelas VIII B SMP X. Sebelum melakukan penelitian, penulis malakukan wawancara dengan beberapa orang siswa di kelas VIII B SMP X untuk mengetahui kesan mereka terhadap mata pelajaran sejarah. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang kurang tertarik untuk belajar sejarah, sebagian besar siswa mengakui bahwa mereka tidak selalu memperhatikan guru ketika sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar sejarah di kelas. Hal tersebut membuktikan kurangnya motivasi siswa untuk belajar sejarah. Selain mewawancarai beberapa siswa, penulis juga mewawancarai guru mata pelajaran sejarah kelas VIII B SMP X, dari wawancara tersebut diketahui bahwa pada saat pembelajaran berlangsung, masih ada sebagian siswa yang tidak antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar sejarah.
Berdasarkan pengamatan peneliti, umumnya banyak siswa lebih tertarik untuk melakukan hal-hal lain selain belajar, seperti mengobrol dengan temannya atau keluar kelas daripada memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas. Siswa terlihat jenuh dan tidak tertarik untuk belajar. Hal tersebut karena bagi mereka sejarah identik dengan hapalan-hapalan saja, seperti halnya diungkapkan oleh Rochiati Wiriaatmadja (2002:133) dalam kutipan berikut ini:
Banyak siswa yang mengeluh bahwa pelajaran sejarah itu membosankan karena isinya hanya merupakan hafalan saja dari tahun ke tahun, tokoh dan peristiwa sejarah. Segudang informasi dijejelkan begitu saja kepada siswa dan siswa tinggal menghafalkannya diluar kepala. Memang "menghafal" atau "mengingat" adalah salah satu cara belajar seperti halnya menirukan {iminating atau copyng) mencoba-coba dengan trial and error, kadang-kadang juga kita berfikir atau merenungkan apa yang kita lihat dan kita alami dengan hasil yang berbeda-beda.
Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka akan berdampak buruk terhadap hasil belajar siswa. Jika hasil belajar siswa masih jauh dari yang diharapkan maka hal tersebut membuktikan tujuan pembelajaran sejarah belum dapat diwujudkan. Pembelajaran sejarah dapat dikatakan berhasil apabila adanya perubahan perilaku dan pola pikir yang lebih baik pada siswa. Banyak makna dan nilai-nilai positif yang sesungguhnya terkandung dalam sejarah yang dapat diambil hikmahnya dan dijadikan pedoman dalam manghadapi masalah-masalah, baik yang terjadi di masa kini maupun di masa yang akan datang, seperti halnya diungkapkan oleh Said Hamid Hasan (2000:8) berikut ini:
Pengalaman yang diharapkan ada pada siswa setelah pembelajaran sejarah adalah kemampuan berpikir kritis yang dapat digunakan untuk mengkaji dan memanfaatkan pengetahuan sejarah, keterampilan sejarah dan nilai suatu peristiwa sejarah dalam membina kehidupan memerlukan banyak keputusan kritis, serta terampil dalam memahami berbagai peristiwa sosial, politik, ekonomi dan budaya yang terjadi disekitarnya. Disamping itu kemampuan menyaring nilai-nilai yang ada, memilih dan mengembangkan nilai positif dan menarik pelajaran dari nilai negatif, serta meniru keteladanan dari para pelaku sejarah.
Masalah tersebut merupakan tantangan bagi para guru sejarah untuk mengembangkan keterampilan dan kreatifitasnya, sehingga mampu mengubah kesan negatif siswa terhadap pelajaran sejarah agar siswa dapat memberikan respon yang positif terhadap pelajaran sejarah dan memperoleh hasil belajar yang baik, seperti yang dikemukakan oleh Said Hamid Hasan (1999:2) berikut ini:
Dalam praktek di kelas guru sejarah adalah orang yang harus dapat menjelaskan bahan pelajaran, melatih siswa dalam menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai, menjadi inovator, serta memberi kemudahan untuk berlangsungnya interaksi siswa dengan guru dalam kegiatan belajar mengajar, menghadirkan peristiwa atau kisah masa lalu dihadapan para siswa sebagai kekhasan sejarah dan lain-lain.
Atas dasar hal tersebut, penulis ingin menyumbangkan sebuah gagasan baru dalam teknik pembelajaran sejarah sebagai bagian dari metode pembelajaran, sejarah agar siswa dapat lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah, serta mempermudah siswa untuk menyerap berbagai informasi penting yang terkandung dalam pelajaran sejarah.
Dalam penelitian ini penulis menerapkan penggunaan teknik teka-teki silang dalam pembelajaran sejarah dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun alasan penulis memilih teknik ini adalah, untuk mengurangi rasa jenuh yang dialami siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar sejarah di kelas. Dengan menggunakan teknik teka-teki silang dalam pembelajaran sejarah, siswa akan merasakan suasana yang berbeda ketika sedang belajar sejarah. Siswa tidak lagi hanya duduk, diam dan mendengarkan cerita dari guru saja, tetapi mereka akan dilibatkan dalam sebuah permainan namun permainan tersebut bersifat mendidik, karena selain akan mengasah kemampuan berfikir juga akan mempermudah siswa untuk memahami konsep-konsep yang terkandung dalam mated pelajaran sejarah, seperti juga diungkapkan oleh Suyatno. (2008). Mengajar dengan Teka-Teki Silang (TTS). [Online]. Tersedia: http://www.garduguru.blogspot.com.alm.html/2008. [13 Oktober 2008] cobalah teka-teki silang digunakan untuk pembelajaran di kelas terutama untuk menguatkan pencantolan konsep ke dalam memori.
Di samping itu, dengan menggunakan teknik teka-teki silang dalam pembelajaran sejarah dapat melatih kemandirian siswa dalam menggali informasi mengenai sejarah dari berbagai sumber sehingga siswa akan menjadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah, peningkatan aktifitas belajar tersebut akan berdampak pula pada peningkatan hasil belajar siswa, hal senada diungkapkan oleh Ardy widyarso. (2008). (http://www.smk3ae.wordpress.com.alm.html/16-10-2008) yang menjelaskan bahwa dengan menggunakan teka-teki silang, persentase keterlibatan siswa dalam belajar akan menjadi tinggi, karena guru mencoba membangun pemahaman siswa dari pengalaman belajarnya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pembelajaran dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan, siswa mencoba menemukan dan mencari, sehingga terjadi perpindahan dari mengamati menjadi memahami, menemukan jawaban dengan berpikir kritis melalui keterampilan belajarnya.
B. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah "Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah melalui penggunaan teknik teka-teki silang". Secara lebih khusus, fokus permasalahan yang akan diteliti terdapat dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPS-sejarah melalui penggunaan teknik teka-teki silang di kelas VIII B SMP X?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS-sejarah melalui penggunaan teknik teka-teki silang di kelas VIII B SMP X?
3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPS-sejarah melalui penggunaan teknik teka-teki silang di kelas VIII B SMP X?
4. Bagaimana hasil belajar dengan menggunakan teknik teka-teki silang di kelas VIII B SMP X?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran sejarah dengan penggunaan teknik teka-teki silang dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPS-sejarah melalui penggunaan teknik teka-teki silang di kelas VIII B SMP X.
2. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran IPS-sejarah melalui penggunaan teknik teka-teki silang di kelas VIII B SMP X.
3. Menemukan kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPS-sejarah melalui penggunaan teknik teka-teki silang serta upaya-upaya untuk mengatasinya di kelas VIII B SMP X.
4. Mengetahui hasil belajar IPS-sejarah dengan menggunakan teknik teka-teki silang di kelas VIII B SMP X.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teori, melalui pembelajaran sejarah dengan penggunaan teknik teka-teki silang, diharapkan dapat menggali segala potensi yang dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran sejarah sehingga akan meningkatkan mutu dan efektifitas pembelajaran sejarah di sekolah.
2. Bagi siswa untuk mengembangkan daya pikir siswa dalam memahami pelajaran sejarah dan meningkatkan minat siswa dalam mendalami mata pelajaran sejarah melalui penggunaan teknik teka-teki silang.
3. Bagi guru sejarah, dengan penggunaan teknik teka-teki silang dalam pembelajaran sejarah diharapkan dapat memberikan suatu alternatif dalam metode pembelajaran sejarah di kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dengan baik.
4. Bagi peneliti/dosen, akan berdampak pada pengembangan kualitas diri dan profesionalitas, untuk terus meningkatkan keilmuan, khususnya pengembangan proses pembelajaran dan pendidikan sejarah.
5. Bagi lembaga Universitas Pendidikan Indonesia akan meningkatkan prestasi dan nama baik dengan memberikan sumbangan bagi peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di tingkat sekolah.
Post a Comment