Cari Kategori

Pembentukan Perilaku dengan Pengertian


Pembentukan Perilaku dengan Pengertian

indeksprestasi.blogspot.com - Disamping pembentukan perilaku dengan kebiasaan atau kondisioning, pembentukan perilaku juga dapat di tempuh dengan cara pengertian atau insight, misalkan datang kuliah jangan sampai terlambat. Karena hal itu akan mengganggu teman-teman yang lain. Cara ini berdasarkan dengan teori belajar kognitf, yaitu belajar dengan disertai pengertian. Bila degan eksperimen Thorndike dalam blajar adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang terpenting adalah pengerttian atau insight. Kohler adalah salah satu tokoh dalam psikologi Gestalet dan termasuk aliran kognitif ( Hergenhahn 1976 : 57 ) dalam bukunya Bimo Walgito ( 2002:19 )

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 21:20:00

Pendekatan Hypnoteaching Dalam Pembelajaran


Pendekatan Hypnoteaching Dalam Pembelajaran

indeksprestasi.blogspot.com - Hipnosis tidak hanya berguna dalam mengatasi permasalahan yang menyangkut kondisi fisik maupun psikis, melainkan juga bisa dimanfaatkan dalam uapaya optimalisasi kegiatan belajar mengajar. Hipnosis jenis yang satu ini biasa disebut istilah hypnoteaching.

Hypnoteaching adalah salah satu pengembangan metode pembelajaran terbaru. Meskipun di Indonesia belum banyak yang menggunakan, tetapi hypnoteaching telah terbukti efektif dalam mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dengan munculnya metode hypnoteaching, diharapkan masalah-masalah siswa yang terkait dengan pembelajaran di sekolah mampu dipecahkan. Secara tidak langsung, hal tersebut menuntut guru disekolah bisa menguasai hypnoteahing, karena hanya bisa dilakukan oleh seorang guru di sekolah.

Hypnoteaching berasal dari dua kata, yaitu hypno dan teaching. Rudi Hariyono, dalam Kamus Lengkap 825 Miliard Inggris-Indonesia menulis kata hypnotic dimaknakan sebagai hal yang menyebabkan tidur. Dan, hypnotis berarti ahli hipnosis. Sementara teaching bermakna mengajar. Dengan pengertian ini, hypnoteaching berarti mengajar yang dapat menyebabkan tidur. Bila pengertian ini yang dikehendaki, berarti hypnoteaching sangat tidak berguna dalam mendukung pembelajaran di kelas, tetapi tidak demikian yang dimaksudkan. 

Menurut Heriyanto Nurcahyo (Ibnu Hajar, 2011: 75), secara harfiah, hypnoteaching berasal dari kata hypnosis dan teaching. Dari sini, kemudian bisa diartikan bahwa hypnoteaching adalah seni berkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar para siswa menjadi lebih cerdas. Dengan sugesti yang diberikan, diharapkan mereka tersadar dan tercerahkan  bahwa ada potensi luar biasa yang selama ini belum pernah mereka optimalkan dalam pembelajaran.

Muhammad Noer (2010: 118), mengartikan hypnoteaching sebagai proses pengajaran yang dapat memberikan sugesti kepada para siswa. Adapun makna tidur dalam pembelajaran hypnoteaching berarti menidurkan sejenak pikiran sadar dan mengaktifkan pikiran bawah sadar.

Hypnoteaching menekanan pada komunikasi alam bawah sadar siswa, baik yang dilakuka dalam kelas aupun luar kelas. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti afirmasi, sugesti, dan imajinasi. Afirmasi dan sugesti memiliki kekuatan luar biasa. Kemampuan aifrmasi dan sugesti yang terus terngiang dalam otak, mampu mengantarkan seseorang pada apa yang dipikirkan. Sedangkan imajinasi merupakan proses membayangkan sesuatu terlebih dahulu, baru melakukanya. Dalam hal ini guru harus mampu membiarkan siswa berekspresi dan berimajinasi.

Sebagaimana dikatakan Imam Bukhari (Ibnu Hajar,2011:77), pelaksanaan hypnoteaching harus diarahkan pada tujuan-tujuan positif yang membangun, yakni dengan memasukan kesan-kesan positif di alam bawah sadar siswa. Akan tetapi, dalam melaksanakan hypnoteaching, seorang guru harus berpenapilan rapih dan penuh percaya diri, sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Selain sebagai pengajar dan pendidik, seorang guru harus mempunyai rasa empati dan simpati kepada para siswa. Jika guru memilki rasa simpati kepada siswa, niscaya siswa pun akan mempunyai rasa simpati kepada guru. Selain itu, guru perlu menggunakan tutur kata yang baik dengan memilih kosakata yang enak didengar oleh siswanya.

Dalam hypnoteaching, sebagaimana yang terjadi pada hipnosis pada umumnya, penyajian materi pelajaranya menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar yang menimbulkan sugesti siswa untuk berkonsentrasi secara penuh pada ilmu yang disampaikan oleh guru. Intinya hypnoteaching lebih banyak mengambil peranan pikiran bawah sadar. Frekuensi gelombang otak yang dipakai adalah alpha dan theta yang akan memproduksi hormon serotonin dan endrofin. Otak akan mengeluarkan hormon melatonin, catecholamine, dan arginine-vasopressin yang menyebabkan seseorang akan merasa nyaman, pikiranya sangat hening dan khusyuk, hatinya merasa tenang, serta bahagia dalam hidupnya. Inilah salah satu manfaat dati hypnoteaching  (Muhammad Noer, 2010: 121).

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 21:20:00

Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi


Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi

indeksprestasi.blogspot.com - Prestasi belajar itu timbul dengan hasil belajar di sekolah yang tergantung pada siswa bisa meraih nilai dengan maksimal atau tidak. Jika prestasi belajar siswa terlalu tergantung pada faktor ekstrinsik, seperti dorongan dari orang tua, guru, atau teman, maka biasanya prestasi belajar cenderung tidak stabil dan mudah menjadi lemah. Jika menghadapi hambatan tertentu, seperti tidak ada dorongan dari orang lain, maka tidak ada kedisiplinan di sekolah.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 21:20:00

Pengertian Perilaku


Pengertian Perilaku

Indeksprestasi.blogspot.com - Perilaku adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang negatif atau pun positif yang di miliki dalam diri manusia yang timbul sebab adanya dorongan untuk melakukan sesuatu ( Horton B Paul 2008 : 198 ).

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 21:15:00

Pengertian Prestasi Belajar Menurut Para Ahli


Pengertian Prestasi Belajar Menurut Para Ahli

indeksprestasi.blogspot.com - Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Slameto, 2003:23).

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 21:13:00

Pengertian Perilaku


Pengertian Perilaku

indeksprestasi.blogspot.com - Perilaku adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang negatif atau pun positif yang di miliki dalam diri manusia yang timbul sebab adanya dorongan untuk melakukan sesuatu ( Horton B Paul 2008 : 198 ) . 

Perilaku manuasia tidak timbul dan ada begitu saja, perilaku manusia terbentuk karena adanya dorongan-dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan dan memutuskan sesuatu hal, didalam diri mereka masing-masing, perilaku manusiaantara satu dengan yang lain sangat lah berbeda hal ini di karnakan latar belakang kehidupan di dalam keluarga mereka berbeda-beda, karena keluarga adalah salah satu hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang,lingkungan yang sering memperlakukan anggota kelompok di dalam lingkungan itu dengan tidak baik maka hal ini menyebabkan dampak yang kurang baik pula, terhadap perilaku anak yang ada di lingkungan tersebut. 

Orang tua yang dimana sebagai vigur bagi anak-anak mereka akan di tiru dan di contoh oleh anaknya entah itu perilaku mereka baik dan buruk, seorang anak akan melihat bagai mana orang tua mereka berperilaku dan bagai mana mereka memperlakukan anaknya, tema sebaya sepermainan dominan dan berpengaruh sangat besar sekali terhadap perilaku seorang anak karena teman sebaya inilah dimana anak-anak bermain dan berinteraksi di lingkungan atau di sekolah mereka. 

Hubungan dengan orang tua atau pengasuhnya merupakan dasar bagi perkembangan emosional dan perilaku sosial anak ( Desmita 144 : 2010 ). Kasih sayang orang tua atau pengasuh di beberapa tahun pertama kehidupan merupakan kunci perilaku sosial anak, mengingatkan kemungkinan anak memiliki kopetensi secara sosial dan penyesuaian diri yang baik pada tahun-tahun pra sekolah dan sesudahnya.
Karena manusia adalah satukesatuan antara manusia satu dengan manusia yang lain, maka perkembangan dalam diri manusia itu akan tampak gejala-gejalanya sebagai gambaran tersebut. Gejala-gejala yang biasanya tampak sebagai gambaran berkembangnya berbagai aspek dalam diri individu itu adalah sebagai berikut :

1.    Aspek intelek
Gejala yang tampak sebagai perkembangan individu dalam aspek intelektual antara lain sebagai berikut : Perubahan kualitatif atau kuantitatif mengenai kemampuan seorang anak dalam mengatasi sebuah permasalahan dan bagai mana dalam bersikap terhadapnya, perubahan kauntitatif berarti semakin banyak masalah yang harus di atasi. Perubahan kualitatif berarti semakin banyak mengatasi hal-hal yang lebih sulit.
2.    Aspek Emosi

Gejala yang tampak dalam perkembangan emosi ini , antara lain :
1) ketidak setabilan perilaku yang di pengaruhi oleh emosi pada anak remaja
2) mudahnya menampakaan sikap dan perilaku emosi yang meluap-luap pada remaja,seperti mudah menangis, mudah marah, dan mudah tertawa terbahak-bahak
3) semakain mampu mengendalikan diri
c. Aspek sosial

Gejala yang tampak dalam perkembangan sosialnya di antaranya :
1) semakin berkembangnya sikap toleran, empati, dan memahami menerhima pendapat orang lain.
2) Semakin santun menyampaikan pendapat dan keritik pada orang lain


3) Adanya sikap dan perilaku ingin bergaul dan bekerjasama dengan orang lain
4) Suka menolong kepada siapa saja yang mebutuhkan
5) Kesediaan menerima suatu yang di butuhkan oleh orang lain
6) Bersikap dan berperilaku sopan,hormat dan menghargai pada orang lain

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 21:13:00

Penyesuain Diri dalam Memperoleh Hubungan Sosial


Penyesuain Diri dalam Memperoleh Hubungan Sosial

indeksprestasi.blogspot.com - Penyesuain diri dalam memperoleh hubungan sosial yang baik adalah salah satu cara atau pendekatan terhadap sosial masyarakat yang baik, penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah (adjustment) atau (personalt adjustment), penyesuaian diri di dalam sosial menurut Mohamad ali ( 2010 : 173 ) dapat di tinjau dalam 3 sudut pandang yaitu :
a.    Penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation)
b.    Penyesuaian diri sebagai konfromitas (confromity)
c.    Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)

Tiga sudut pandang tersebut sama-sama memaknai penyesuaian diri, akan tetapi sesuai dengan istilah dan konsep masing-masing mempunyai tekananyang berbeda-beda, penjelasan yang lebih rinci akan di jelaskan di bawah ini :

1.    Penyesuaian diri dalam adaptasi
Penyesuaian diri cenderung di artikan sebagai mempertahankan diri secara fisik (self-maintenance atau survival),oleh sebab itu jika penyesuaian diri di artikan dengan mempertahankan diri maka selaras dengan keadaan fisik saja, bukan penyesuain diri dalam arti psikologis akibatnyaadanya konpleksitas dalam diri individu serta adanya hubungan individu dengan lingkungannyamenjadi terbengkalai, padahal dalam penyesuaian diri bukan hanya di artikan dengan penyesuaian fisik saja, akan tetapi yang lebih kompleks dan yang lebih lagi adalah adanya keunikan dan perbedaan dalam diri individu dalam hubungan dengan lingkungan sosialnya
2.    Penyesuaian diri sebagai bentuk konfromitas (confromity)
Penyesuaian diri sebagai bentuk konfromitas menyiratkan bahwa disana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus dan mamapu menghindarkan diri dari penyesuaian perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.

Dalam keragaman pada diri individu menyebabkan penyesuaian diri tidak dapat di maknai sebagai usaha konformitas. Misalnya, pola perilaku pada anak-anak atau anak genius ada yang tidak berlaku dan tidak dapat diterima oleh anak yang mempunyai kemampuan biasa saja, namun dengan demikian mereka tidak dapat dikatakan bahwa mereka tidak mampu menyesuaikan diri, Norma sosial yang ada kadang-kadang terlalu kaku dan masuk akal pada anak-anak yang memiliki intelgensi yang tinggidan anak-anak yang berbakat, selain itu norma yang berlaku pada suatu masyarakat tidak sama dengan budaya yang ada pada masyarakat lainnya, sehingga tidak mungkin merumuskan serangkaian prinsip-perinsip penyesuaian diri berdasarkan budaya yang dapat sditerima ecara universal. Denagan demikian konsep penyesuaian diri bersipat dinamis dan tidak bersipat konfomitas sosial.


Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 21:11:00