PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR (FISIKA KELAS VIII)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada jaman sekarang merupakan suatu rangkaian peristiwa yang sangat penting bagi semua orang. Peristiwa tersebut diawali dengan interaksi antar manusia yang sedang belajar untuk mendapatkan sesuatu. Dalam proses belajar, dibutuhkan seorang pengajar untuk membantu proses belajar tersebut. Sebagai seorang pengajar jika berbicara tentang belajar maka tidak dapat lepas dari kegiatan mengajar. Karena belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan strategi pembelajaran yang diharapkan mampu memperbaiki sistem pendidikan yang telah berlangsung selama ini. Salah satu tolok ukur keberhasilan guru adalah bila dalam pembelajaran mencapai hasil yang optimal. Keberhasilan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru untuk mengelola proses belajar mengajar. Komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam proses belajar mengajar, demi tercapainya interaksi belajar yang optimal, yang pada akhirnya membawa kepada pencapaian sasaran hasil belajar yang maksimal. Untuk mencapai kondisi yang demikian maka perlu adanya fasilitator yaitu guru, yang memiliki kemampuan untuk menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa secara aktif sekaligus membangun motivasi siswa.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara dengan guru Fisika di SMPN X, diketahui bahwa siswa cenderung pasif dalam menerima pelajaran. Hasil belajar siswa juga kurang dari nilai KKM yang telah ditentukan di SMPN X. Hal tersebut mungkin terjadi karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi. Kebanyakan para guru menggunakan model pembelajaran ceramah dan diskusi kelas saja. Sehingga memungkinkan siswa akan mempunyai dampak yang negatif, seperti :
1. Siswa menjadi pasif, hanya menerima apa saja yang dijelaskan oleh guru.
2. Siswa sering bosan sehingga terjadi keramaian di kelas.
3. Siswa kurang berinteraksi dengan teman yang lain ketika membahas pelajaran, sehingga tidak ada rasa kebersamaan antar siswa yang nilainya diatas nilai KKM dengan siswa yang nilainya di bawah nilai KKM.
4. Siswa banyak yang kurang paham.
Dari kemungkinan dampak negatif tersebut, para guru di SMPN X telah melakukan upaya tersendiri seperti memberikan tugas rumah setiap akhir pertemuan, mengajak siswa untuk berdiskusi bersama di kelas. Siswa membutuhkan metode pengajaran yang berbeda dari biasanya untuk membuat siswa lebih aktif dan tidak bosan selama pelajaran berlangsung. Metode-metode pembelajaran yang masih menampilkan guru sebagai tokoh sentral di muka kelas seharusnya ditinggalkan, selain itu pembelajaran tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa juga bisa saling mengajari dengan sesama siswa lainnya, dengan melibatkan siswa yang berprestasi tinggi (tutor sebaya) dalam kelompok-kelompok belajar di kelas untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Salah satu aspek penting pembelajaran kooperatif selain membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif yang lebih baik diantara siswa, juga membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Pembelajaran dengan tutor sebaya juga dapat melatih siswa untuk saling membantu satu sama lain. Siswa yang sebenarnya tidak paham dengan pelajaran yang dijelaskan guru, dapat bertanya dengan teman sebayanya.
Ada berbagai model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah : STAD (Student Team Achievement Division), Jigsaw, Investigasi Kelompok, TGT (Teams Game Tournament), dan sebagainya. STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang heterogen, beranggotakan 4-5 orang, dengan memperhatikan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan sebagainya. Siswa mempelajari materi bersama-sama melalui tutorial dan diskusi kemudian dilakukan kuis secara individual. Kuis diskor dan tiap siswa diberi skor perkembangan, kemudian berdasarkan skor perkembangan setiap anggota didapat skor tim sehingga dapat digunakan untuk menentukan kategori tim untuk tiap kuis.
Hasil penelitian Ong Eng Tek (1997) menyatakan bahwa model pembelajaran STAD mampu meningkatkan prestasi siswa di kelas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berupaya menerapkan model pembelajaran STAD dengan modifikasi tutor sebaya agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penerapan model pembelajaran tipe STAD dengan tutor sebaya diharapkan agar siswa mampu memperoleh suatu pengetahuan baru yang dapat memotivasi siswa untuk mengasah kemampuan yang dimiliki. Selain itu, model ini juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN X terhadap mata pelajaran Fisika. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tutor sebaya tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul ‘’PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DEVISION) DENGAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMPN X".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana proses tindakan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tutor sebaya ?
2. apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu
1. Untuk mengetahui proses tindakan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tutor sebaya
2. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tutor sebaya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Guru
a. Sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa.
b. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memilih metode serta model pembelajaran yang bervariasi.
c. Memperbaiki kinerja guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
2. Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dalam pembelajaran bagi peneliti selain digunakan untuk menyelesaikan tugas pembelajaran.
3. Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Fisika.
b. Menambah rasa percaya diri dalam menyelesaikan soal-soal.
c. Menumbuhkan kemampuan dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengembangkan keterampilan berpikir yang tinggi.
4. Sekolah
a. Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Memberi masukan yang baik bagi sekolah untuk pembaharuan pembelajaran berikutnya.
c. Dapat dipertimbangkan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas para siswa.
E. Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu : bagian awal, bagian isi dan bagian akhir yang masing-masing diuraikan sebagai berikut.
1. Bagian awal skripsi
Berisi judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian isi skripsi
a. Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
b. Bab II Landasan Teori
Berisi uraian teoritis, atau teori-teori yang mendasari pemecahan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan judul skripsi
c. Bab III Metode Penelitian
Berisi tentang populasi, sampel penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan metode analisis data.
d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi semua hasil penelitian dan pembahasannya.
e. Bab V Penutup
Berisi simpulan dan saran-saran.
3. Bagian akhir skripsi
Berisi daftar pustaka untuk memberikan informasi tentang semua buku sumber dan literatur lainnya yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dan lampiran-lampiran dari hasil perhitungan-perhitungan statistik, ijin penelitian, dan instrumen penelitian
Post a Comment