Cari Kategori

TESIS PTK PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME ASSISTED LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI

Posted by Indeks Prestasi

(KODE PTK-0006X) : TESIS PTK PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME ASSISTED LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA)


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan komunikasi tertulis saat ini secara umum dapat dikatakan mengalami gejala penurunan. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi seperti teknologi telepon seluler dan semakin berkembangnya internet hingga ke daerah-daerah pedesaan. Karena itu pulalah perusahaan jasa seperti kantor pos juga mulai mengalami penurunan pendapatan. Kemudahan komunikasi dengan adanya teknologi komunikasi yang modern menyebabkan orang lebih memilih untuk berkomunikasi secara langsung melalui sarana telepon. Selain dapat dikatakan secara lebih jelas, pembicaraan secara langsung melalui pesawat telepon dapat dilakukan secara timbal balik. Pembicaraan yang dilakukan secara langsung memungkinkan bila ada keinginan dari komunikator yang belum dapat dipahami oleh komunikan, akan dapat ditanyakan secara langsung. Dengan demikian, komunikasi melalui telepon dilakukan secara dialog.
Perkembangan teknologi komunikasi ternyata masih belum mampu menggeser penuh kegiatan komunikasi secara tertulis. Salah satunya adalah di lembaga pemerintahan. Lembaga pemerintah merupakan lembaga resmi atau sering disebut dengan lembaga formal, dalam kegiatannya masih menggunakan sarana komunikasi yang memiliki kekuatan hukum. Hal ini tentu sangat logis karena kegiatan lembaga pemerintah harus memiliki landasan yang kuat. Perlunya landasan yang kuat tersebut karena adanya tuntutan laporan pertanggung jawaban terhadap segala apa yang dilakukan oleh lembaga pemerintah. Termasuk pula dalam kegiatan komunikasi, baik antara individu dengan lembaga atau sebaliknya. Karena itulah maka kegiatan komunikasi secara tertulis tidak dapat ditinggalkan di lembaga pemerintahan.
Kegiatan komunikasi secara tertulis, apalagi komunikasi secara formal, memiliki etika dan aturan tersendiri. Karena itu, para pelaku komunikasi dalam kegiatan di lembaga pemerintah secara formal harus dapat mengikuti aturan yang ada. Kegiatan komunikasi secara formal di lembaga pemerintahan tidak dapat dilakukan sekehendak para pelaku komunikasi. Karena itu, para pelaku komunikasi dalam kegiatan komunikasi secara formal harus mempelajari aturan-aturan yang berlaku dalam komunikasi secara tertulis.
Salah satu pelajaran yang berkaitan dengan kegiatan komunikasi adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa sebagai alat komunikasi perlu dipelajari sejak dini agar dalam kehidupannya, seseorang dapat mengkomunikasikan gagasannya kepada orang lain dengan benar. Mengkomunikasikan gagasan dengan benar dapat menghindari salah pengertian yang dapat menyebabkan kesenjangan antar individu. Karena itulah, di sekolah dasar sudah diajarkan tentang komunikasi secara tertulis yang merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indonesia. Pada jenjang sekolah dasar, materi komunikasi secara tertulis termasuk bagian dari kurikulum sekolah dasar kelas VI pada pelajaran Bahasa Indonesia. Masuknya materi komunikasi pada jenjang sekolah dasar dimaksudkan agar siswa sejak dini mengenal cara komunikasi tertulis. Dengan pembekalan komunikasi sejak dini diharapkan siswa sudah mahir berkomunikasi ketika memasuki masa usia kerja.
Penggunaan komunikasi tertulis, terutama secara resmi masih dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi. Komunikasi tertulis tersebut dalam bentuk surat menyurat atau koresmpondensi. Selain fungsinya sebagai alat komunikasi, lembaga-atau organisasi menggunakan surat sebagai alat komunikasi juga digunakan sebagai alat dokumentasi. Dengan adanya surat yang dikomuntasikan, maka kegiatan organisasi dapat terpantau dengan baik. Apalagi bila berhubungan dengan organisasi lain, maka dokumentasi surat dapat dipergunakan sebagai alat bukti bahwa telah melakukan kegiatan komunikasi seperti transaksi, janji, atau penyerahan wewenang atau kekuasaan. Dengan demikian, urgensi surat resmi saat ini masih sangat penting dan diperlukan, meskipun perkembangan teknologi komunikasi sudah jauh lebih maju dan cepat.
Pembelajaran surat resmi di sekolah dasar termasuk bagian dari pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran surat resmi tersebut dimaksudkan agar sejak dini siswa sudah mengenal surat resmi. Pembelajaran surat menyurat bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis surat resmi. Dengan keterampilan menulis surat resmi, maka siswa dapat melakukan komunikasi tertulis dengan sebuah lembaga atau instansi baik negeri maupun swasta.
Sekolah Dasar Negeri X merupakan salah satu sekolah dasar yang telah membelajarkan tentang surat menyurat pada pelajaran Bahasa Indonesia pada siswanya yang duduk di kelas VI. Selain untuk memenuhi tuntutan kurikulum, Sekolah Dasar Negeri X ingin membekali siswanya tentang komunikasi, baik komunikasi tertulis maupun lisan. Namun pada kelas VI tahun pelajaran XXXX/XXXX hasil pembelajaran menulis surat belum menunjukkan keberhasilan.
Banyak siswa yang masih belum mampu mencapai nilai batas minimal yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 70. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes terhadap siswa Adanya fenomena tersebut tentunya perlu sekali diambil tindakan perbaikan agar siswa mampu menguasai pemahaman pada materi komunikasi tertulis dalam bentuk surat resmi. Kemampuan menulis surat resmi sangat diperlukan oleh siswa karena hampir semua orang akan berhubungan dengan pemerintah. Sehingga bila sewaktu-waktu memiliki keperluan dengan pemerintah dalam bentuk surat, maka ia akan dapat menulis surat secara resmi.
Sehubungan dengan hasil belajar menulis surat resmi yang belum mencapai batas minimal tersebut, maka diperlukan tindakan perbaikan agar hasil belajar siswa dapat meningkat dan memenuhi batas minimal yang telah ditentukan. Untuk itu diperlukan tindakan kelas dengan pembelajaran yang berbeda. Sesuai dengan hasil pengamatan, maka tindakan kelas dilakukan melalui tindakan kelas dengan pendekatan konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis konstruktivisme assisted learning. Dengan pendekatan konstruktivisme assisted learning diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman dari teman-temannya, orang yang lebih dewasa dan berpengalaman, serta lingkungannya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan pendekatan konstruktivisme assisted learning dalam pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis surat resmi siswa kelas VI SD Negeri X?
2. Apakah penerapan pendekatan konstruktivisme assisted learning dapat meningkatkan keterampilan menulis surat resmi pada siswa kelas VI SD Negeri X?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran menulis surat resmi melalui pendekatan konstruktivisme assisted learning siswa kelas VI SD Negeri X.
2. Meningkatkan keterampilan menulis surat resmi dengan pendekatan konstruktivisme assisted learning pada siswa kelas VI SD Negeri X.

D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan memiliki
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi pembaca, terutama bagi guru sehingga dapat meningkatkan kreativitas guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi peneliti yang akan datang dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan yang sama pada mata pelajaran yang berbeda.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, yaitu:
1) partisipasi dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar meningkat.
2) Keterampilan menulis surat resmi siswa meningkat.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru sehingga dapat menerapkan pendekatan konstruktivisme assisted learning, meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar, meningkatkan kemampuan guru dalam memberi penguatan, meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran, dan meningkatkan guru dalam mengadakan penelitian tindakan kelas.
c. Bagi sekolah
Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan prestasi sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa.

Related Post



Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 10:04:00

Post a Comment