Cari Kategori

MODEL PEMBELAJARAN KUASAI DALAM MENGEFEKTIFKAN DAYA INGAT PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Posted by Indeks Prestasi

Kehidupan masyarakat yang cenderung bersifat terbuka saat ini memberi kemungkinan munculnya berbagai pilihan bagi seseorang dalam menata dan merancang kehidupan masa depannya yang lebih baik. Keadaan ini juga memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi alam yang kompetitif, sehingga diyakini hanya manusia dengan kualitas unggul sajalah yang akan mampu survive.

Sejalan dengan itu, dalam bidang pendidikan, paradigma belajar sepanjang hayat semakin mengemuka dan menjadi penting, diyakini tanpa belajar manusia akan tertinggal. Ketika dunia berubah sangat cepat, adalah penting untuk mengikuti laju perubahan dunia yang demikian. Hal ini berarti kecepatan perubahan laju dunia menuntut kemampuan belajar yang lebih cepat. Kompleksitas dunia yang terus meningkat juga menuntut kemampuan yang setara untuk menganalisis setiap situasi secara logis, sehingga mampu memecahkan masalah secara kreatif. Untuk menguasai perubahan yang berlangsung cepat, dibutuhkan pula cara belajar cepat, dan kemampuan menyerap serta memahami informasi baru dengan cepat pula. Konsep belajar dan pembelajaran nampaknya harus pula berubah. Pada saat laju perubahan ibarat prahara yang selalu menantang, pengajaran dan cara belajar tradisional sulit dipertahankan. Orientasi pendidikan tidak lagi hanya tertuju pada upaya kemampuan berpikir, tetapi lebih dari itu, juga mencetak manusia yang mampu berbuat dan selalu berusaha meningkatkan kualitas kehidupannya.

Pada abad ke-20 ini terjadi perubahan besar mengenai konsep pendidikan dan pengajaran. Perubahan tersebut membawa perubahan pula dalam cara mengajar dan belajar di sekolah. Dari cara pengajaran lama dimana murid-murid harus diajar dengan diberi pengetahuan sebanyak mungkin dalam berbagai mata pelajaran, situasi pengajaran di sekolah lebih menonjolkan peranan guru dengan tujuan untuk penguasaan materi pelajaran yang direncanakan oleh guru, murid lebih bersifat pasif dan hanya tinggal menerima apa yang disuguhkan oleh guru, hal ini berangsur-angsur beralih menjadi pendidikan yang lebih memprioritaskan kepentingan siswa, guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa dan yang aktif dalam proses belajar mengajar adalah siswa itu sendiri.

Meskipun seorang pendidik hanya sebagai fasilitator, akan tetapi kehadiran pendidik dalam proses pembelajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan mereka belum dapat digantikan sepenuhnya oleh mesin, tape recorder atau oleh komputer yang paling canggih sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain, yang diharapkan merupakan hasil dari proses pembelajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. Di sinilah kelebihan unsur manusia dibandingkan hasil produk teknologi tersebut. Colin Rose menyatakan bahwa guru adalah anggota suatu masyarakat yang paling berharga. Nilai, tertinggi diberikan pada guru yang lebih suka membimbing daripada menggurui anak didiknya. Dan pada guru yang mampu merancang pengalaman-pengalaman yang mendorong pemikiran kreatif dengan berbagai masalah yang relevan untuk dipecahkan. Dalam belajar ada pembelajar yang cepat mencerna bahan, ada yang sedang dan ada yang lamban. Ketiga tipe belajar ini menghendaki agar setiap guru mampu mengatur strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya dan kemampuan belajar mereka.

Saat ini muncul satu konsep belajar yang menawarkan model belajar yang lebih efektif, yang dikenal dengan konsep "KUASAI" model pembelajaran baru ini diharapkan bisa membantu anak didik belajar lebih cepat dari sebelumnya dan siswa didik dapat mengingat materi yang disampaikan oleh pendidik dengan lebih efektif. Cara belajar dalam model "KUASAI" merupakan sebuah tawaran baru yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut, sebagai masukan terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini dan untuk masa yang akan datang, khususnya bagi pendidikan Islam.

Model pembelajaran "KUASAI" ini merupakan model pembelajaran yang terdiri dari enam tahapan, yaitu :
1. Kerangka pikiran untuk sukses : pikiran harus dalam keadaan kaya dan termotivasi
2. Uraikan faktanya : melibatkan fakta untuk disesuaikan dengan gaya belajar yang disukai
3. Apa maknanya : seseorang perlu menjelajahi hal yang sedang dipelajari
4. Sentakkan ingatan : berusaha mengingat informasi yang telah diterima.
5. Ajukan yang anda ketahui : untuk mengetahui bahwa seseorang telah paham dengan apa yang dipelajari.
6. Introspeksi : Seseorang perlu merefleksikan pengalaman belajarnya, bukan hanya pada apa yang telah dipelajari.

Pada model pembelajaran "KUASAI" ini, jika pendidik dapat menerapkannya pada proses belajar mengajar maka pendidik akan dapat membantu peserta didiknya untuk dapat mengingat materi-materi yang telah diajarkan dengan lebih baik.

Daya ingat merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap orang terutama bagi para siswa yang masih duduk di bangku sekolah, mengingat materi-materi yang disampaikan oleh guru-guru. Dan juga sudah menjadi tugas pendidik untuk membantu para peserta didik untuk dapat mengingat dengan baik materi-materi pelajaran yang dipelajari, karena dengan mengingat lebih baik para siswa juga akan lebih baik dan mudah selama proses belajar mengajar.

Untuk mempermudah proses pembelajaran dan siswa memiliki daya ingat yang baik maka guru dapat menggunakan model pembelajaran "KUASAI" ini, karena di dalam model pembelajaran "KUASAI" ini terdapat beberapa teknik yang mempermudah cara belajar siswa dan membantu ingatan siswa.

Salah satu sekolah yang menerapkan model pembelajaran "KUASAI" ini adalah SD X. Di sekolah tersebut gurunya selalu berusaha untuk membuat inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran agar para siswanya dapat menguasai materi belajar dengan baik. Adapun setelah guru di SD X tersebut menerapkan model pembelajaran "KUASAI" para siswanya memiliki daya ingat yang cukup baik.

Related Post



Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 13:26:00

Post a Comment