Cari Kategori

KETENTUAN PELAKSANAAN PROSES DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

PERSYARATAN PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

1.  Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran

a.   SD/MI : 35 menit

b.   SMP/MTs : 40 menit

c.   SMA/MA : 45 menit

d.   SMK/MAK : 45 menit

2.  Buku Teks Pelajaran

Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

3. Pengelolaan Kelas

a.   Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.

b.   Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.

c.   Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

d.   Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.

e.   Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.

f.    Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

g.   Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.

h.   Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.

i.    Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata pelajaran; dan

j.    Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a.   menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

b.   memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;

c.   mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

d.   menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan

e.   menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (projectbased learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

a. Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tersebut.

b. Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).

Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

c. Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

a.   seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;

b.   memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

c.   melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan

d.   menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 15:14:00

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN SEKOLAH EFEKTIF

Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan dianggap sebagai suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani. Kebesaran suatu bangsa seringkali diukur dari sejauhmana masyarakatnya mengenyam pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh suatu masyarakat, maka semakin majulah bangsa tersebut. Kualitas pendidikan tidak saja dilihat dari kemegahan fasilitas pendidikan yang dimiliki, tetapi sejauhmana output (lulusan) yang dihasilkan oleh suatu lembaga pendidikan dapat memenuhi harapan, baik itu harapan peserta didik, harapan orang tua, harapan masyarakat, maupun harapan bangsa.

Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuan dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku peserta didik. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum memenuhi harapan. Hal ini dirasakan banyak lulusan pendidikan formal yang belum dapat memenuhi kriteria tuntutan lapangan kerja yang tersedia, apalagi menciptakan lapangan kerja baru sebagai presentase penguasaan ilmu yang diperolehnya dari lembaga pendidikan. Kondisi ini merupakan gambaran rendahnya kualitas pendidikan kita.

Banyak pihak berpendapat bahwa rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi tuntutan pembangunan bangsa di berbagai bidang. Rendahnya mutu pendidikan terkait dengan skenario yang digunakan oleh pemerintah dalam membangun pendidikan yang selama ini lebih menekankan pada pendekatan input dan output.

Pemerintah berkeyakinan bahwa dengan meningkatkan mutu input maka dengan sendirinya akan dapat meningkatkan mutu output. Dengan keyakinan tersebut, kebijakan dan upaya yang ditempuh pemerintah adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan guru, menatar para guru, dan menyediakan dana operasional pendidikan secara lebih memadai. Kenyataan tersebut memberi gambaran umum bahwa pendekatan input dan output secara makro belum menjamin peningkatan mutu sekolah dalam rangka meningkatkan dan meratakan mutu pendidikan.

Pendekatan input dan output yang bersifat makro tersebut kurang memperhatikan aspek yang bersifat mikro yaitu proses yang terjadi di sekolah. Dengan kata lain, dalam membangun pendidikan, selain menggunakan pendekatan makro juga perlu memperhatikan pendekatan mikro yaitu dengan memberi fokus secara lebih luas pada institusi sekolah yang berkenaan dengan kondisi keseluruhan sekolah seperti iklim sekolah dan individu-individu yang terlibat di sekolah baik guru, siswa, dan kepala sekolah serta peranannya masing-masing dan hubungan yang terjadi satu sama lain. Input sekolah memang penting tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana mendayagunakan input tersebut yang terkait dengan individu-individu di sekolah.

Jenis studi yang banyak mengkaji keberadaan sekolah pada tingkat mikro adalah studi mengenai keefektifan sekolah yang melihat faktor input, proses, dan output atau outcome sekolah secara keseluruhan serta bagaimana hubungan yang terjadi antara input dan proses dengan output atau outcome sekolah. Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa studi keefektifan sekolah telah banyak membantu dalam memecahkan masalah pendidikan dalam kaitan dengan peningkatan mutu pendidikan. Pemahaman terhadap institusi sekolah secara menyeluruh sangat penting karena basis utama pendidikan adalah sekolah. Keberhasilan sekolah merupakan ukuran bersifat mikro yang didasarkan pada tujuan dan sasaran pendidikan pada tingkat sekolah sejalan dengan tujuan pendidikan nasional serta sejauhmana tujuan itu dapat dicapai pada periode tertentu sesuai dengan lamanya pendidikan yang berlangsung di sekolah.

Berdasarkan sudut pandang keberhasilan sekolah tersebut, kemudian dikenal sekolah efektif dan efisien yang mengacu pada sejauhmana sekolah dapat mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yag telah ditetapkan. Dengan kata lain, sekolah disebut efektif jika sekolah tersebut dapat mencapai apa yang telah direncanakan. Pengertian umum sekolah efektif juga berkaitan dengan perumusan apa yang harus dikerjakan dengan apa yang telah dicapai. Sehingga suatu sekolah akan disebut efektif jika terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah dimmuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah.

Suatu asas yang paling penting dalam pengertian sekolah efektif adalah bagaimana masyarakat secara merata tanpa pandang bulu dapat mengenyam pendidikan secara layak. Dalam artian bagaimana murid dapat belajar. Aan Komariah dan Cepi Triatna (2008 : 33) mengatakan, "asas penting dan menjadi landasan bergerak dalam pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif adalah pernyataan bahwa semua anak dapat belajar". Hal ini mengisyaratkan pada kita bahwa sekolah merupakan wahana yang menyediakan tempat yang terbaik bagi anak untuk belajar.

Ukuran sekolah efektif yaitu sejauh mana sasaran dan tujuan (kuantitas, kualitas, waktu dapat dicapai sesuai standar. Prestasi yang diharapkan pada sekolah efektif tidak saja pada siswa tetapi pada semua komponen yang berada pada sistem lembaga tersebut. Sedangkan kualitas yang diharapkan adalah terkait dengan prestasi lembaga secara keseluruhan dan prestasi belajar siswa.

Dengan demikian sekolah efektif adalah sekolah yang menjalankan funsinya sebagai tempat belajar yang paling baik dengan menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu bagi siswa. Hasil belajar yang memuaskan bagi semua pihak ditandai dengan komprehensifnya hasil belajar yang diperoleh siswa atau sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja yang diinginkan dalam penyelenggaraan proses belajar dengan menunjukkan hasil belajar yang bermutu pada peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Jika memperhatikan deskripsi sekolah efektif seperti dikemukakan di atas, di Kecamatan X Kabupaten X, khususnya pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar belum dapat mengimplementasikan pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif. Sekolah Dasar yang berada di wilayah Kecamatan X Kabupaten X belum menjalankan funsinya sebagai tempat belajar yang paling baik dengan menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu bagi siswa. Para penyelenggara pendidikan di Kecamatan X Kabupaten X belum memperhatikan berbagai aspek yang berkenaan dengan penyelenggaraan sekolah efektif. Tujuan sekolah belum dinyatakan secara jelas dan spesifik sehingga para pelaku pendidikan yang ada di sekolah kebingungan tujuan apa yang semestinya dicapai oleh sekolah seperti iklim di sekolah tidak kondusif, tidak ada kerja sama kemitraan yang baik antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, individu-individu yang terlibat di sekolah seperti guru, siswa, dan kepala sekolah belum menjalankan peranannya sesuai dengan fungsinya masing-masing serta belum mampu menjalin hubungan yang yang baik satu sama lain. Sedangkan dalam membangun pendidikan dan mengelola sekolah secara efektif dan efisien selain menggunakan pendekatan makro juga perlu memperhatikan pendekatan mikro, yaitu dengan memberi fokus secara lebih luas pada institusi sekolah yang berkenaan dengan kondisi keseluruhan sekolah seperti iklim sekolah dan individu-individu yang terlibat di sekolah baik guru, siswa, dan kepala sekolah serta peranannya masing-masing dan hubungan yang terjadi satu sama lain. Dalam kaitan ini bahwa input sekolah memang penting, tetapi jauh lebih penting bagaimana mendayagunakan input tersebut yang terkait dengan individu-individu di sekolah maupun dengan individu-individu di luar sekolah, seperti komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat yang berada di sekitarnya.

Sekolah merupakan suatu institusi yang paling kompleks bila dibandingkan dengan institusi yang lain, karena di dalam sistemnya terdapat berbagai kegiatan serta proses yang tidak semua orang bisa melakukannya. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan program-progamnya untuk mewujudkan sekolah efektif perlu didukung oleh semua pihak, baik kepala sekolah, guru, penjaga sekolah, komite sekolah, dan masyarakat. Kepemimpinan kepala sekolah yang profesional dan kompeten, iklim organisasi sekolah, staf sekolah yang kreatif serta lingkungan yang mendukung akan membuat sekolah itu berjalan seperti yang diharapkan. Tanpa kerjasama yang baik dalam suatu sistem yang terpadu maka hasilnya akan mengecewakan semua pihak. Dengan demikian iklim organisasi sekolah akan benar-benar kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga terwujudlah sekolah efektif. Tanpa mengabaikan berbagai faktor yang mempengaruhi dalam mengimplementasikan sekolah efektif seperti sarana prasarana, staf sekolah, dana operasional pendidikan lebih memadai, iklim sosial, dan budaya di lingkungan sekolah kurang mendukung, dan lainnya diduga kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasai sekolah berpengaruh yang signifikan terhadap implementasi sekolah efektif pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X. Sehingga menjadi masalah yang berdampak buruk terhadap kualitas pendidikan di Kecamatan X Kabupaten X. Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul "Kapasitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah dalam Mengimplementasikan Sekolah Efektif (Studi Deskriptif Pengaruh Kapasitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Sekolah Dalam Mengimplementasikan Sekolah Efektif Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan X Kabupaten X)".

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Jika memperhatikan esensi dari sekolah efektif ditemukan banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi sekolah efektif sehingga perlu pembenahan agar penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dalam arti memperoleh hasil yang optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mengimplementasikan sekolah efektif tersebut seperti lingkungan sekolah, kebijakan pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah, visi sekolah, sumber daya, kualitas guru, siswa, iklim organisasi sekolah, kurikulum, PBM, hasil belajar.
Dari beberapa faktor tersebut, faktor kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah diduga lebih banyak memberikan pengaruh pada keberhasilan implementasi sekolah efektif pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah.

C. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran kapasitas kepemimpinan kepala sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X?
2. Bagaimana gambaran iklim organisasi sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X?
3. Bagaimana gambaran implementasi sekolah efektif pada Sekolah Dasar diKecamatan X Kabupaten X?
4. Bagaimana pengaruh kapasitas kepemimpinan kepala sekolah dalam mengimplementasikan sekolah efektif pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X?
5. Bagaimana pengaruh iklim organisasi sekolah dalam mengimplementasikan sekolah efektif pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X?
6. Bagaimana pengaruh kapasitas kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah secara bersama-sama dalam mengimplementasikan sekolah efektif pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji masalah-masalah yang telah dirumuskan, yaitu untuk mengetahui pengaruh kapasitas kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah dalam mengimplementasikan sekolah efektif pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini untuk :
1. Mengatahui gambaran kapasitas kepemimpinan kepala Sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X.
2. Mengatahui gambaran iklim organisasi sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X.
3. Mengatahui gambaran implementasi sekolah efektif pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X.
4. Mengatahui pengaruh kapasitas kepemimpinan kepala sekolah dalam mengimplementasikan sekolah efektif pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X.
5. Mengatahui pengaruh iklim organisasi sekolah dalam mengimplementasikan sekolah efektif pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X.
6. Mengatahui pengaruh kapasitas kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah secara bersama-sama dalam mengimplementasikan sekolah efektif pada Sekolah Dasar di Kecamatan X Kabupaten X.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini antara lain :
a. Dapat dijadikan sebagai kajian untuk mendalami dan mengembangkan konsep-konsep administrasi pendidikan terutama tentang konsep-konsep kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan implementasi sekolah efektif.
b. Memberikan pengaruh yang berdaya guna secara teoritis, metodologis, dan empiris bagi kepentingan akademis dalam bidang ilmu pendidikan, khususnya administrasi pendidikan terutama pada kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan sekolah efektif.
c. Dapat dijadikan suatu pola dan strategi dalam meningkatkan sekolah efektif di tingkat satuan pendidikan yang profesional.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat hasil penelitian ini antara lain :
a. Diharapkan akan bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca lainnya untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan dalam menganalisis kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi sekolah, dan implementasi sekolah efektif di Kecamatan X Kabupaten X.
b. Diharapkan dapat memberi masukan informasi bagi UPTD Pendidikan Kecamatan X Kabupaten X dalam melakukan pengawasan serta mengevaluasi kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan implementasi sekolah efektif.
c. Diharapkan dapat memberi masukan informasi bagi kepala sekolah dan guru se-Kecamatan X kabupaten X untuk dijadikan pertimbangan secara kontekstual dan konseptual operasional dalam merumuskan pola implementasi sekolah efektif.
d. Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam upaya melaksanakan perbaikan dan peningkatan sekolah efektif, khususnya di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan X Kabupaten X.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 15:13:00

PENILAIAN PEMBELAJARAN DAN PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.



Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.

Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.

1. Prinsip Pengawasan

Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan mutu secara berkelanjutan dan menetapkan peringkat akreditasi.

2. Sistem dan Entitas Pengawasan

Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.

a.   Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
b.   Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi akademik dan supervisi manajerial.

Pengawasan yang dilakukan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan diwujudkan dalam bentuk Evaluasi Diri Sekolah.

3. Proses Pengawasan

a. Pemantauan

Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.

b. Supervisi

Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.

c. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.

d. Tindak Lanjut

Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:

1)   penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; dan

2)   pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 19:10:00

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

DEFINISI/KONSEP MODEL  PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT  BASED LEARNING)

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning = PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek / kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.


Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquirydimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK :

a.   Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

b.   Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

c.   Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

d.   Meningkatkan kolaborasi.

e.   Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

f.    Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.

g.   Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

h.   Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

i.    Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

j.    Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

KELEMAHAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK :

a.   Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

b.   Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

c.   Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.

d.   Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

e.   Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

f.    Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

g.   Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

SISTEM PENILAIAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT  BASED LEARNING)

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode / waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

1.   Kemampuan pengelolaan. Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

2.   Relevansi. Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

3.   Keaslian. Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik. 

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 19:09:00