Cari Kategori

DWISATYA, DWIDARMA, TRISATYA DAN DASADARMA PRAMUKA ; KODE KEHORMATAN

Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya Pramuka dan ketentuan moral yang disebut Darma Pramuka.

Satya Pramuka diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon pengurus Gerakan Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus. Satya Pramuka dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya untuk diamalkan; dan dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.


Kemudian Darma Pramuka adalah nilai dasar untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia, Darma Pramuka juga merupakan, Darma Pramuka menjadi sistem nilai yang harus dihayati, dimiliki, dan diamalkan dalam kehidupan anggota Gerakan Pramuka di masyarakat, serta sebagai landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan kepramukaan yang diwujudkan dalam kegiatan untuk mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong; dan sebagai kode etik bagi organisasi dan anggota Gerakan Pramuka.

Kode Kehormatan Pramuka adalah budaya organisasi yang melandasi sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka. Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan golongan usia

dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka, yaitu:

Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga

Janji dan komitmen diri yang disebut Dwisatya, selengkapnya berbunyi:

Dwisatya :

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :

Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga, setiap hari berbuat kebaikan.

Ketentuan moral adalah darma pramuka selanjutnya di sebut Dwidarma, selengkapnya berbunyi:

Dwidarma :

1.   Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya.
2.   Siaga berani dan tidak putus asa.

Kode kehormatan bagi Pramuka Penggalang

Janji dan komitmen diri yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi:

Trisatya :

”Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, dan mempersiapkan diri membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma”.

Ketentuan moral adalah darma pramuka selanjutnya di sebut Dasadarma selengkapnya berbunyi:

Dasadarma :

1.     Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.     Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3.     Patriot yang sopan dan kesatria.
4.     Patuh dan suka bermusyawarah.
5.     Rela menolong dan tabah.
6.     Rajin, terampil, dan gembira.
7.     Hemat, cermat, dan bersahaja.
8.     Disiplin, berani, dan setia.
9.     Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10.  Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Kode kehormatan bagi Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan Anggota Dewasa

Janji dan komitmen diri yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi:

Trisatya :

”Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, dan ikut serta membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma”.

Ketentuan moral adalah darma pramuka selanjutnya di sebut Dasadarma selengkapnya berbunyi:

Dasadarma :

1.     Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.     Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3.     Patriot yang sopan dan kesatria.
4.     Patuh dan suka bermusyawarah.
5.     Rela menolong dan tabah.
6.     Rajin, terampil, dan gembira.
7.     Hemat, cermat, dan bersahaja.
8.     Disiplin, berani, dan setia.
9.     Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10.  Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 11:50:00

SISTEM PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN, TUJUAN GERAKAN PRAMUKA DAN PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DI INDONESIA

Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Sistem pendidikan keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur, dan terarah, dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, agar terbentuk kepribadian dan watak yang berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, serta memiliki kecakapan hidup.

Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Pendidikan kepramukaan merupakan proses pembinaan dan pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warganegara yang berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional dan pendidikan kepramukaan secara luas diartikan sebagai proses pembinaan yang berkesinambungan bagi kaum muda, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar menjadi :

a.   manusia yang memiliki :

1)  kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa;

2)     kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3)     jasmani yang sehat dan kuat; dan

4)     kepedulian terhadap lingkungan hidup.

b. warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara.

Prinsip Dasar Kepramukaan

Nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup setiap anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan tenaga pendidik, sehingga pengamalannya dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, setiap anggota Gerakan Pramuka wajib menerima nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan.

Pengamalan nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan dilaksanakan dalam bentuk :

(1)   menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya;

(2) memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara persaudaraan dan perdamaian di masyarakat, memperkokoh persatuan, serta mempertahankan Pancasila, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan kebhinekaan;

(3)   melestarikan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang dan memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup masyarakat;

(4)  mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama berdasarkan prinsip peri-kemanusiaan yang adil dan beradab;

(5)  memahami potensi diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas guna kepentingan masa depannya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan

(6)   mengamalkan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 11:37:00

Penetapan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendali Biaya Produksi

Judul : Skripsi Penetapan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendali Biaya Produksi

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PERSETUJUAN, HALAMAN PENGESAHAN, HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, ABSTRAKSI, BAB I PENDAHULUAN, 1.1. Latar Belakang Masalah, 1.2. Perumusan Masalah, 1.3. Pembatasan Masalah, 1.4. Tujuan Penelitian, 1.5. Manfaat Penelitian, BAB II TINJAUAN PUSTAKA, 2.1. Pengertian Biaya Dan Penggolongan Biaya, 2.1.1. Pengertian Biaya, 2.1.2. Penggolongan Biaya, 2.2. Pengertian Akuntansi Biaya Dan Tujuan Akuntansi Biaya, 2.2.1. Pengertian Akuntansi Biaya, 2.2.2. Tujuan Akuntansi Biaya, 2.3. Biaya Produksi, 2.3.1. Pengertian Biaya Produksi, 2.3.2. Penggolongan Biaya Produksi, 2.4. Biaya Standar, 2.4.1. Pengertian Biaya Standar, 2.4.2. Jenis Standar, 2.4.3. Penentuan Biaya Standar, 2.5. Analisis Selisih Biaya Produksi, 2.6. Pengendalian Biaya Produksi, 2.6.1. Pengertian Pengendalian Biaya Produksi, 2.6.2. Tujuan Pengendalian Biaya Produksi, 2.6.3. Alat Pengendalian Biaya Produksi, BAB III METODOLOGI PENELITIAN, 3.1. Definisi Penelitian, 3.2. Lokasi Penelitian, 3.3. Jenis Penelitian, 3.4. Jenis Dan Sumber Data, 3.5. Teknik Pengumpulan Data, 3.6. Teknik Analisis Data, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, 4.1. Hasil Penelitian, 4.1.1. Sejarah Perusahaan, 4.1.2. Lokasi Perusahaan, 4.1.3. Struktur Organisasi, 4.1.4. Proses Produksi, 4.1.5. Pemasaran, 4.1.6. Tujuan Perusahaan, 4.1.7. Informasi Akuntansi, 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian, 4.2.1. Permasalahan, 4.2.2. Bukti Masalah, 4.2.3. Perhitungan, 4.2.4. Sebab Masalah, 4.2.5. Akibat Masalah, 4.2.6. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, 5.1. Kesimpulan, 5.2. Saran, DAFTAR PUSTAKA, LAMPIRAN.



Rangkuman :

ABSTRAKSI

Dalam upaya pengendalian terhadap penggunaan faktor-faktor produksi diperlukan suatu pedoman yang telah ditetapkan terlebih dahulu, yang digunakan sebagai dasar untuk menilai dan menentukan langkah apa yang selanjutnya akan ditentukan. Pedoman atau standar merupakan pedoman yang ditentukan di muka seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan atau yang dibutuhkan dalam memproses bahan baku menjadi produk yang siap dijual dan merupakan pedoman di dalam pelaksanaan sesungguhnya. Dengan membandingkan biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya yang distandarkan akan diketahui suatu perbedaan atau penyimpangan didalam pembiayaan. Penyimpangan yang terjadi tersebut dikatakan sebagai selisih yang dapat dinilai apakah selisih tersebut efisien atau tidak, yang pada akhirnya dapat diketahui pula apakah biaya produksi efisien atau tidak.

Analisis selisih perlu dilakukan agar dapat diketahui sebab terjadinya penyimpangan terhadap penggunaan biaya produksi. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan telah menetapkan biaya standar dan melakukan selisih secara berkelanjutan. Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) PG. Toelangan Sidoarjo adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang kegiatan proses produksinya dapat menghasilkan produk gula SHS IA.

Pengeluaran biaya produksi terus meningkat dari tahun 2003 sampai 2006 disebabkan karena fluktuasi harga bahan baku, penggunaan mutu bahan baku yang jelek, ketidak-efisienan tenaga kerja, pembayaran tarif upah yang tidak sesuai, semakin tinggi jam berhenti mesin. Perusahaan berusaha untuk mengendalikan biaya produksi tersebut dengan membuat anggaran yang berpedoman pada realisasi tahun sebelumnya tanpa diimbangi dengan menganalisa penyebab timbulnya selisih yang terjadi sehingga tidak diketahui penyebab dan akibat penyimpangannya. Akibatnya terjadi peningkatan harga pokok produksi yang berdampak pada penurunan laba perusahaan. Efisiensi biaya produksi dapat dicapai perusahaan dengan mengetahui terlebih dahulu berapa biaya produksi yang digunakan pada suatu produk tertentu, yaitu dengan menetapkan biaya standar. Biaya produksi standar tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk mengendalikan biaya produksi yang terjadi dalam operasi pabrik.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 13:01:00

Analisis Konteks Wacana Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika

Skripsi Analisis Konteks Wacana Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa pada hakekatnya merupakan suatu sistem simbol yang tidak hanya merupakan urutan bunyi-bunyi secara empiris, melainkan memiliki makna yang sifatnya nonempiris. Dengan demikian bahasa merupakan suatu simbol yang memiliki makna, merupakan alat komunikasi manusia, penuangan emosi manusia serta merupakan sarana dalam menuangkan pikiran manusia dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam mencari kebenaran dalam kehidupannya (Kaelan, 2002 : 7-8). Bahasa juga memiliki tataran yang terdiri atas fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana, istilah wacana mempunyai acuan yang lebih luas dari sekedar bacaan, wacana merupakan satuan bahasa yang paling besar dan digunakan dalam komunikasi. Wacana digunakan sebagai dasar pemahaman suatu teks sangat diperlukan oleh setiap orang berbahasa dalam berkomunikasi dan saling bertukar informasi. Wacana harus dipertimbangkan dari segi isi dan unsur-unsur pendukungnya sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kegiatan berkomunikasi. Secara berurutan, rangkaian bunyi membentuk kata, rangkaian kata membentuk frase, dan rangkaian frase membentuk kalimat. Akhirnya rangkaian kalimat membentuk wacana (Rani dkk, 2006:3).

Konteks merupakan acuan umum semua hal menyertai sebuah wacana. Istilah konteks tidak hanya terdapat dalam sebuah wacana tetapi juga terjadi dalam kegiatan atau peristiwa tutur. Seorang penganalisis sebuah wacana harus mempertimbangkan konteks tempat terdapatnya bagian wacana agar lebih mudah dalam memahami isi sebuah wacana. Ada teks dan teks lain yang menyertainya, teks menyertai teks itu adalah konteks (Halliday dan Hasan, 1992:6).

Konteks memegang peranan penting dalam wacana karena konteks dapat mambantu pembaca untuk lebih mudah dalam memahami isi wacana. Konteks dapat mengandung sebuah pesan atau informasi yang terkandung dalam sebuah wacana.

Konteks wacana dibentuk oleh berbagai unsur, dan unsur-unsur dalam konteks itu berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi bahasa. Sehingga unsur-unsur dalam konteks itu mempunyai peranan penting dalam proses atau kegiatan komunikasi. Unsur-unsur dalam konteks dapat memberi tanda keterangan bagi eksistensi dalam hubungannya dengan pembicara yang memperkenalkan pada suatu percakapan (Djajasudarma,1994:29&37).

Analisis wacana merupakan cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar dari kalimat (Purwo,1993:21). Dengan analisis wacana, kita jadi lebih mengetahui tentang unsur-unsur suatu wacana sehingga kita lebih mudah dalam memahami isi suatu wacana. Data yang dipakai dalam analisis wacana harus mencerminkan hal-hal khusus yang menarik bagi penganalisis. Data yang dipelajari pada analisis wacana merupakan penggalan (bagian) wacana dalam penganalisis wacana selalu memutuskan permulaan dan akhir dari bagian dari wacana tersebut.
Novel merupakan modifikasi dunia modern yang paling logis dan merupakan kelanjutan dari dunia epik. Eksistensi suatu novel disebabkan oleh perhatian manusia dimana saja, sepanjang masa yang tercurah pada manusia (laki-laki dan perempuan) serta gambaran yang kompleks tentang hasrat dan tingkah laku manusia, passion and action. Kebebasan suatu karakter didalam novel mencerminkan kebebasan pandangan pengarang, tanpa dibuat-buat. Sebuah novel akan menjadi lebih logis sepanjang batas yang melengkapi kebenaran puitik karena suatu kenyataan dan kelogisan menunjukkan tingkat konsentrasi pengarangnya. Di dalam sebuah novel terdapat suatu fase di mana antara dialog dan karakter-karakter tertentu mengalami konfrontasi dan dikonfrontasikan pengarangnya (Atmaja, 1986:44-60). Novel dan cerpen sebagai karya fiksi yang mempunyai perbedaan terletak pada segi panjang cerita. Cerita pada novel lebih panjang daripada cerpen. Oleh karena itu, novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas menyajikan sesuatu secara lebih rinci, lebih detail dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks, mencakup berbagai unsur cerita yang membangun novel tersebut (Nurgiyantoro, 1994:4-10).

Peneliti tertarik untuk mengkaji novel karena novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas dan lebih kompleks isi dan permasalahannya dan lebih rinci. Menurut Fielding dalam Atmaja(1986:44) novel merupakan modifikasi dunia modern yang paling logis dan novel relevan untuk situasi kini.

Peneliti memilih novel yang berjudul Dadaisme dengan alasan novel ini merupakan karya pertama Dewi Sartika dan novel ini menjadi pemenang pertama dalam sayembara novel tahun 2003. Alasan lain yang membuat peneliti tertarik adalah tentang isi cerita yang menarik untuk dibaca dan dipahami konteks wacananya.

Dewi Sartika adalah penulis muda berbakat yang menulis novel Dadaisme ketika masih menuntut ilmu di perguruan tinggi. Hasil karya yang cemerlang dan memenangkan sayembara novel membuat peneliti tertarik untuk mengkaji novelnya.

Peneliti mengambil judul ”Analisis Konteks Wacana dalam Novel Dadaisme” karena setelah peneliti membaca novel Dadaisme peneliti tertarik untuk mendiskusikan dan mengkaji konteks wacana dalam novel Dadaisme.

Konteks memegang peranan penting dalam suatu wacana karena konteks itu dapat memberikan sebuah informasi atau pesan.

1.2 Ruang Lingkup
Bahasa memiliki tataran yaang terdiri atas fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.Wacana adalah satuan bahasa yang paling besar dan digunakan dalam komunikasi (Djajasudarma,1994:2). Konteks adalah bagian dari wacana yang dibentuk oleh berbagai unsur seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk, amanat, kode, dan situasi. Analisis wacana adalah cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar dari kalimat (Purwo,1993:21).

1.3 Batasan Masalah
Konteks wacana dibentuk oleh berbagai unsur seperti penutur, pendengar, topik, kode, saluran (channel), latar, pesan, dan peristiwa. Latar dapat berupa tempat, waktu, gerak tubuh, dan roman muka.Pesan mempunyai sifat informatif, persuasif, dan koersif. Sedangkan peristiwa mempunyai faktor yang menandai terjadinya peristiwa yaitu setting, participan, end, act key, instrumen, norma, dan genre. Dalam penelitian ini Peneliti hanya akan meneliti latar (setting), pesan (massage), dan peristiwa (event) yang ada dalam cerita novel Dadaisme karena dari semua unsur konteks, ketiga unsur ini adalah yang paling penting dan paling mendominasi dalam novel Dadaisme.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
a) Bagaimana latar (setting) dalam novel Dadaisme ?
b) Bagaimana pesan (massage) dalam novel Dadaisme?
c) Bagaimana peristiwa (event) dalam novel Dadaisme?

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan latar (setting), pesan (massage), dan peristiwa (event) dalam novel Dadaisme.

1.6 Manfaat Penelitian
Semua kegiatan pasti akan mempunyai manfaat, begitu juga dalam penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.6.1 Pembaca
Manfaat bagi pembaca adalah untuk memberikan ilmu tambahan dan wawasan tentang konteks wacana dalam novel Dadaisme.
1.6.2 Pengarang
Manfaat bagi pengarang yaitu dapat menjadi novel Dadaisme lebih populer dan menjadi novel best seller.
1.6.3 Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk memberi pemahaman tentang konteks wacana dalam novel Dadaisme dengan baik dan benar. Selain itu, memberi pengalaman bagi peneliti yang dapat digunakan dalam pemahaman sebuah wacana.

1.7 Penjelasan Judul
Untuk mempermudah pemahaman terhadap konteks wacana dalam novel Dadaisme karya Dewi Sartika akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna/situasi yang ada hubungan dengan suatu kejadian.
2. Wacana adalah ucapan, tutur/satuan bahasa terlengkap yang realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, atau artikel.
3. Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 13:00:00

DOWNLOAD BUKU KURIKULUM 2013 SMP KELAS 8 EDISI REVISI TERBARU 2014 LENGKAP

Links Download Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas VIII SMP Edisi Revisi 2014:

1.       Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Bahasa Indonesia
2.       Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Bahasa Inggris
3.       Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP IPA
4.       Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP IPS                      
5.       Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Matematika
6.       Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
7.       Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
8.       Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
9.       Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
10.    Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti
11.    Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
12.    Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Penjaskes
13.    Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP PPKn
14.    Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Prakarya
15.    Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Seni Budaya

Links Download Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas VIII SMP Edisi Revisi 2014:

1.       Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Bahasa Indonesia
2.       Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Bahasa Inggris
3.       Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP IPA Semester 1
4.       Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP IPA Semester 2
5.       Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP IPS                    
6.       Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Matematika Semester 1
7.       Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Matematika Semester 2
8.       Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
9.       Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
10.    Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
11.    Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
12.    Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti
13.    Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
14.    Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Penjaskes
15.    Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP PPKn
16.    Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Prakarya
17.    Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 8 SMP Seni Budaya

Sumber links file : http://bse.mahoni.com

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 12:59:00

DOWNLOAD BUKU KURIKULUM 2013 SD KELAS 5 EDISI REVISI TERBARU 2014 UNTUK PEGANGAN GURU DAN PEMBELAJARAN SISWA

Links Download Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas V SD Edisi Revisi 2014:

1.       Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
2.       Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
3.       Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
4.       Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
5.       Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti
6.       Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
7.       Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 1. Benda-benda di Lingkungan Sekitar
8.       Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 2. Peristiwa dalam Kehidupan
9.       Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 3. Kerukunan dalam Bermasyarakat
10.    Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 4. Sehat Itu Penting
11.    Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
12.    Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan
13.    Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 7. Sejarah Peradaban Manusia
14.    Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 8. Ekosistem
15.    Buku Guru Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 9. Lingkungan Sahabat Kita

Links Download Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas V SD Edisi Revisi 2014:

1.       Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
2.       Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
3.       Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
4.       Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
5.       Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti
6.       Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
7.       Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 1. Benda-benda di Lingkungan Sekitar
8.       Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 2. Peristiwa dalam Kehidupan
9.       Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 3. Kerukunan dalam Bermasyarakat
10.    Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 4. Sehat Itu Penting
11.    Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
12.    Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan
13.    Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 7. Sejarah Peradaban Manusia
14.    Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 8. Ekosistem
15.    Buku Siswa Kurikulum 2013 SD Kelas 5 Tema 9. Lingkungan Sahabat Kita

Untuk download Buku Kurikulum 2013 SD Tematik edisi revisi terbaru 2014 lainnya, silahkan klik pada links di bawah :


Sumber links file : http://bse.mahoni.com

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 12:58:00

Penyakit Alzheimer dan Cara Penanggulangannya

Judul : Makalah Penyakit Alzheimer dan Cara Penanggulangannya

Daftar Isi :
HALAMAN JUDUL, LEMBAR PERSETUJUAN, MOTTO, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan dan Manfaat, D. Metode, E. Sistematika Penulisan, BAB II KAJIAN TEORI, A. Insidensi Alzheimer, B. Etiologi Alzheimer, C. Faktor Penyebab Alzheimer, D. Gejala Alzheimer, E. Kriteria Diagnosa, F. Pemeriksaan Penunjang, BAB III PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH, A. Pencegahan Penyakit Alzheimer, B. Pengobatan Penyakit Alzheimer, BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN, A. Kesimpulan, B. Saran, DAFTAR PUSTAKA.




Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli Psikiatri dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservasi seorang wanita berumur 51 tahun, yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta tidak mengetahui kembali ke tempat tinggalnya, sedangkan wanita itu tidak mengalami gangguan anggota gerak, koordinasi dan reflek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang difus dan simetri, dan secara nikroskopik tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque dan degenerasi neurofibrillary.

Secara epidemiologi dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup pada berbagai populasi, maka jumlah orang berusia lanjut akan semakin meningkat. Di lain pihak akan menimbulkan masalah serius dalam bidang sosial ekonomi dan kesehatan, sehingga akan semakin banyak yang berkonsultasi dengan seorang neurolog karena orang tua tersebut yang tadinya sehat, akan mulai kehilangan kemampuannya secara efektif sebagai pekerja atau sebagai anggota keluarga. Hal ini menunjukkan munculnya penyakit degeneratif otak, tumor, multiple stroke, subdural hematoma atau penyakit depresi, yang merupakan penyebab utama demensia.

Istilah demensia digunakan untuk menggambarkan sindroma klinis dengan gejala menurunnya daya ingat dan hilangnya fungsi intelek lainnya. Defenisi demensia menurut Unit Neurobehavior pada Boston Veterans Administration Medical Center (BVAMC) adalah kelainan fungsi intelek yang didapat dan bersifat menetap, dengan adanya gangguan paling sedikit 3 dari 5 komponen fungsi luhur yaitu gangguan bahasa, memori, visuospasial, emosi dan kognisi.

Penyebab pertama penderita demensia adalah penyakit alzheimer (50- 60%) dan kedua oleh cerebrovaskuler (20%). Diperkirakan penderita demensia terutama penderita alzheimer pada abad terakhir ini semakin meningkat jumlah kasusnya sehingga akan mungkin menjadi epidemi seperti di Amerika dengan insidensi demensia 187 populasi/100.000/tahun dan penderita alzheimer 123/100.000/tahun serta penyebab kematian keempat atau kelima.

Penyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang secara epidemiologi terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 58 tahun disebut sebagai early onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun disebut sebagai late onset. Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah berusia 40 tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan insidensi berdasarkan umur: 4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000 pada usia > 80 tahun. Angka prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi sekitar 300 pada kelompok usia 60-69 tahun, 3200 pada kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada usia 80 tahun. Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit alzheimer. Sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlah usia lanjut berkisar, 18,5 juta orang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit alzheimer belum diketahui dengan pasti.

Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih banyak tiga kali dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup wanita lebih lama dibandingkan laki-laki. Dari beberapa penelitian tidak ada perbedaan terhadap jenis kelamin.

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 07:17:00