Cari Kategori

CONTOH SK PEMBAGIAN TUGAS MENGAJAR BAGI GURU FORMAT TERBARU

Dalam pelaksanaan tugas guru diperlukan adanya SK Pembagian Tugas mengajar bagi guru yang dibuat oleh kepala sekolah sebagai dasar pelaksanaan tugas mengajar, berikut contoh SK Pembagian Tugas Mengajar Bagi guru dengan format terbaru, yakni adanya penambahan jumlah pada masing-masing Rombel yang diampu. File contoh SK ini saya share sekaligus untuk memenuhi permintaan dari beberapa rekan PTK pengunjung situs personal saya ini.


Untuk links download contoh SK Pembagian Tugas Mengajar serta tugas tambahan bagi Guru ini, dapat diunduh / download langsung dari links berikut. Silahkan disesuaikan dengan keadaan sekolah Anda, dan cetak pada kertas HVS ukuran F4. Semoga bermanfaat dan terimakasih…

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 10:20:00

SOLUSI BAGI SEKOLAH YANG PESANAN BUKU KURIKULUM 2013-NYA BELUM DATANG UNTUK KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI HARI EFEKTIF MULAI 4 AGUSTUS 2014

Pada tahun pelajaran 2014/2015 yang akan mulai dilaksanakan kegiatan proses belajar-mengajar (hari efektif) pada tanggal 4 Agustus 2014 setelah libur Idul Fitri 1435 H. Dan belum tersedianya buku versi cetak yang telah dipesan oleh sekolah belum sampai, ini tentu akan menyebabkan proses KBM nantinya kurang optimal, oleh karenanya bagi sekolah-sekolah dihimbau untuk mempersiapkan buku Kurikulum 2013 dengan mencetak sebagian dengan dianggarkan dari dana BOS tahun 2014.


Solusi pertama seperti di sampaikan oleh Bpk. Yusuf Rokhmat Ditjen Dikdas, Kemdikbud yang ditujukan kepada seluruh Kepala SD/SMP untuk memenuhi proses pembelajaran 2014/2015, sekolah yang belum menerima buku kurikukum 2013 sampai tanggal 31 Juli 2014 agar memfotokopi halaman 1-16 setiap buku tema/mapel dari CD buku yang dikirim melalui dinas pendidikan dengan menggunakan BOS, sambil menunggu kiriman buku dari penyedia.

Keterlambatan pengiriman buku pesanan ini disebabkan adanya beberapa kendala, dalam distribusi buku. Salah satu kendala yang disebutkan Mendikbud adalah kemacetan lalu lintas yang bersamaan dengan arus mudik menjelang hari raya Idul Fitri 1435 H.

Kemudian, seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarat Kemendikbud, Ibnu Hammad mengungkapkan bahwa CD tersebut dapat dicetak sembari menunggu tersedianya buku kurikulum 2013. Sekolah tak perlu mencetak seluruhnya, cukup sebagian saja, karena distribusi hanya diperkirakan terlambat satu bulan, maka buku bisa dicetak satu tema. 

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 19:31:00

makalah peran fisika medik dalam kedokteran nuklir

makalah peran fisika medik dalam kedokteran nuklir

Daftar Isi :
HALAMAN JUDUL, MOTTO, LEMBAR PERSETUJUAN, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan dan Manfaat, D. Metode Penelitian, E. Sistematika Pembahasan, BAB II PEMBAHASAN, A. Fisika Medik, B. Kedokteran Nuklir, C. Tugas dan Tanggung jawab Fisikawan Medik, BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMECAHAN MASALAH, A. Penyajian Data, B. Pemecahan Masalah, BAB IV PENUTUP, A. Kesimpulan, B. Saran, DAFTAR PUSTAKA.


Sekilas Isi :
Radioterapi adalah pengobatan penyakit kanker dengan menggunakan radiasi pengion. Terapi berkas eksternal dengan menggunakan radiasi gamma dari pesawat teleterapi memakai sumber radiasi aktivitas tinggi, sinar-X, elektron, atau partikel-partikel lain dari akselerator. 

Perkembangan akselerator dan aplikasinya dalam radioterapi telah banyak dibahas. Brakiterapi menggunakan sumber radiasi terbungkus berukuran kecil yang diaplikasikan secara internal dan sangat dekat, baik intracavitary, interstitial, ataupun implant. Sumber radiasi terbuka juga dimanfaatkan secara langsung untuk beberapa kondisi pengobatan.

Fisikawan Medik telah memberikan sumbangan yang sangat berharga terhadap perkembangan radioterapi sejak lebih dari 60 tahun. Mereka telah dapat secara presisi dan sesuai dengan standar akurasi yang harus dipenuhi untuk kesuksesan pengobatan ditinjau secara klinis. 

Sumbangan tersebut terus berjalan dan berkembang secara baik dalam peningkatan kualitas pengobatan sampai saat ini. Dalam sebuah instalasi radioterapi, secara tegas fisikawan medik harus ada dan jumlahnya tergantung besar kecilnya instalasi tersebut. Mereka harus memahami proses-proses fisika, memberikan secara rinci saran dan sumbangan terhadap berfungsinya tim radioterapi yang multi disiplin. Radiasi pengion secara potensial berbahaya. Fisikawan medik memiliki tanggung jawab yang dominan untuk mengurangi dan memperkecil resiko yang berkaitan dengannya. Tugas dan peran Fisikawan Medik dalam radioterapi bervariasi sehubungan dengan kondisi dan fasilitas yang dimiliki oleh instalasi radioterapi. 

Fisika medik pada dasarnya merupakan satu cabang dari disiplin ilmu Fisika Terapan yang berkaitan dengan aplikasi energi fisika, konsep dan metode untuk mendiagnosa dan melakukan terapi penyakit pada manusia. Bahasan lebih lanjut secara umum fisika medik, baik dalam perspektif sejarah dan ruang lingkupnya telah diuraikan dalam tulisan sebelumnya.

Kedokteran nuklir mencakup pemanfaatan radionuklida dan radiofarmaka untuk diagnosa dan terapi medis, akan tetapi saat ini diagnosa medis merupakan kerja kedokteran nuklir yang lebih dominan dibandingkan dengan terapi medis. Beberapa diagnosa medis ini meliputi pencitraan in-vivo dari distribusi radionuklida dan radiofarmaka dengan menggunakan kamera gamma dan sistem komputer. Beberapa studi memerlukan pengolahan data citra dan pengukuran kuantitatif fungsi organ. Fisika medik merupakan disiplin ilmu yang mampu menangani masalah tersebut di atas secara efektif. Sehingga kedokteran nuklir merupakan aktivitas multi disiplin ilmu dari para dokter, fisika medik, dokter spesialis radiolog (DSR), teknisi, radiografer, radiofarmasi, perawat dan lain sebagainya. Tugas dari fisikawan medik sangat bervariasi dan sangat tergantung kondisi fasilitas kedokteran nuklir yang ada, di antaranya :


Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 08:21:00

CARA LOGIN SISWA DAN ORANG TUA / WALI PADAMU NEGERI 2014 UNTUK MENGISI EDS SISWA

Fasilitas baru layanan online SIAP Siswa dan SIAP Ortu/Wali  yang difasilitasi oleh Telkom SIAP Online untuk mendukung Layanan Padamu Negeri hasil kerjasama antara BPSDMPK-PMP Kemdikbud dengan PT. Telkom Indonesia. Beragam fitur yang tersedia digunakan sebagai salah satu media komunikasi dan kolaborasi antara sekolah dengan para siswa dan ortu/walinya secara online Internet.

Partisipasi aktif dari orang tua siswa sangat diharapkan untuk mendampingi para siswa dalam mengisi kuisoner EDS (Evaluasi Diri Sekolah) dan Portofolio Siswa melalui situs http://siswa.siap.id.

Berikut cara login siswa yang perlu diketahui oleh orang tua / wali siswa untuk berpartisipasi juga, sebagai berikut :

1.   Pada beranda Padamu Negeri, pilih “Login Siswa”.


2.   Input “Siswa ID” sebagai Username dan “Password” sesuai dengan yang tertera pada Surat Akun Login Siswa dari admin / operator sekolah masing-masing, kemudian klik “Masuk”.


3.   Setelah berhasil masuk dalam dasbor akun siap siswa, silahkan pilih “Siap Siswa”.


4.   Klik pada “Isi Angket Siswa”, selesaikan seluruh isian angket tersebut.


5.   Selesai.

Sedangkan untuk aktivasi akun siap orang tua siswa dapat berpartisipasi aktif di Siap Orang Tua melalui http://aktivasi.siap.web.id/ortudengan memasukkan Siswa ID anaknya dengan password dari Kode Akses Ortu/Wali yang tertera pada Surat Akun Login Siswa dari admin sekolah anak bersangkutan kemudian klik tombol "Aktifkan".


Demikian tutorial singkat mengenai cara login EDS Siswa Padamu Negeri beserta aktivasi akun siap orang tua / wali dengan menggunakan “Surat Akun Login Siswa” Semoga bermanfaat dan terimakasih…

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 03:59:00

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING /CTL)

Pembelajaran Kontekstual mengasumsikan bahwa secara natural pikiran mencari makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang melalui pencarian hubungan masuk akal dan bermanfaat.

Melalui pemaduan materi yang dipelajari dengan pengalaman keseharian siswa akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam. Siswa akan mampu menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah baru dan belum pernah dihadapinya dengan peningkatan pengalaman dan pengetahuannya. Siswa diharapkan dapat membangun pengetahuannya yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan memadukan materi pelajaran yang telah diterimanya di sekolah.


Pembelajaran Kontekstual merupakan satu konsepsi pengajaran dan pembelajaran yang membantu guru mengaitkan bahan subjek yang dipelajari dengan situasi dunia sebenarnya dan memotivasikan pembelajar untuk membuat kaitan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan harian mereka sebagai ahli keluarga, warga masyarakat, dan pekerja.

Pembelajaran Kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya (Elaine B. Johnson, 2007:14).

Dalam Pembelajaran Kontekstual, ada delapan komponen yang harus ditempuh, yaitu:

1.   Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna,
2.   Melakukan pekerjaan yang berarti,
3.   Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri,
4.   Bekerja sama,
5.   Berpikir kritis dan kreatif,
6.   Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang,
7.   Mencapai standar yang tinggi, dan
8.   Menggunakan penilaian otentik (Elaine B. Johnson, 2007: 65-66).

Berdasarkan pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa Pembelajaran Kontekstual adalah mempraktikkan konsep belajar yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa. Siswa secara bersama-sama membentuk suatu sistem yang memungkinkan mereka melihat makna di dalamnya.

Pembelajaran Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu para guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

Pembelajaran Kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan meraka (Sanjaya, 2005:109).

Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami :

Pertama, Pembelajaran Kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi. Artinya, proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks Pembelajaran Kontekstual tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.

Kedua, Pembelajaran Kontekstual mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Artinya, siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengkorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, materi yang dipelajarinya itu akan bermakna secara fungsional dan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak akan mudah terlupakan.

Ketiga, Pembelajaran Kontekstual mendorong siswa untuk dapat menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan. Artinya, Pembelajaran Kontekstual tidak hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, tetapi bagaimana materi itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks Pembelajaran Kontekstual tidak untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, tetapi sebagai bekal bagi mereka dalam kehidupan nyata.

Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan Kontekstual:

a.   Dalam Pembelajaran Kontekstual pembelajaran merupa kan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge). Artinya, apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari. Dengan demikian, pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
b.   Pembelajaran yang kontekstual adalah pembelajaran dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu dapat diperoleh dengan cara deduktif. Artinya, pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan kemudian memperhatikan detailnya.
c.   Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) berarti pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal, melainkan untuk dipahami dan diyakini.
d.   Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge). Artinya, pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
e.   Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

Di sisi lain, Hernowo (2005:93) menawarkan langkah-langkah praktis menggunakan strategi pebelajaran Kontekstual/Contextual Teaching Learning:

1.   Kaitkan setiap mata pelajaran dengan seorang tokoh yang sukses dalam menerapkan mata pelajaran tersebut.
2.   Kisahkan terlebih dahulu riwayat hidup sang tokoh atau temukan cara-cara sukses yang ditempuh sang tokoh dalam menerapkan ilmu yang dimilikinya.
3.   Rumuskan dan tunjukkan manfaat yang jelas dan spesifik kepada anak didik berkaitan dengan ilmu (mata pelajaran) yang diajarkan kepada mereka.
4.   Upayakan agar ilmu-ilmu yang dipelajari di sekolah dapat memotivasi anak didik untuk mengulang dan mengaitkannya dengan kehidupan keseharian mereka.
5.   Berikan kebebasan kepada setiap anak didik untuk mengkonstruksi ilmu yang diterimanya secara subjektif sehingga anak didik dapat menemukan sendiri cara belajar alamiah yang cocok dengan dirinya. f. Galilah kekayaan emosi yang ada pada diri setiap anak didik dan biarkan mereka mengekspresikannya dengan bebas. g. Bimbing mereka untuk menggunakan emosi dalam setiap pembelajaran sehingga anak didik penuh arti (tidak sia-sia dalam belajar di sekolah).

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 01:41:00

Makalah Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia (Sifat Fisika dan Sifat Kimia)

Makalah Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia (Sifat Fisika dan Sifat Kimia)

Daftar Isi :
A. PERUBAHAN FISIKA, 1. Beberapa Perubahan Fisika di Sekitar Kita, 2. Sebab-sebab Terjadinya Perubahan Fisika, B. PERUBAHAN KIMIA, 1. Beberapa Perubahan Kimia di Sekitar Kita, a. Pembentukan gas, b. Pembentukan endapan, c. Perubahan warna, d. Perubahan energi, 2. Sebab-sebab Terjadinya Perubahan Kimia, C. CIRI-CIRI PERUBAHAN FISIKA DAN KIMIA, D. SIFAT MATERI : SIFAT FISIKA DAN SIFAT KIMIA.


Sekilas Isi :
A. PERUBAHAN FISIKA
Perubahan fisika dapat diamati pada lingkungan di sekitar kita. Apa contoh perubahan fisika tersebut? Untuk mendapatkan jawabannya, mari kita simak pembahasan berikut :

1. Beberapa Perubahan Fisika di Sekitar Kita
Mungkin di daerahmu terdapat sungai yang memiliki batuan dari berbagai ukuran. Batuan tersebut ada yang besar, ada pula yang kecil. Arus sungai yang deras menerpa dan menghanyutkan batuan tersebut sehingga pecah menjadi batuan-batuan yang lebih kecil. Pecahan-pecahan batuan ini memiliki sifat yang sama dengan batuan semula. Sebagai contoh, pecahan batuan dan batuan semula tetap keras, serta bahan penyusunnya pun sama. Peristiwa pecahnya batuan tergolong perubahan fisika.

Udara yang kita hirup setiap hari merupakan hasil perubahan fisika. Udara terdiri dari berbagai macam gas, misalnya gas oksigen, nitrogen, dan argon. Gas-gas ini bercampur secara fisika membentuk udara. Udara yang telah terbentuk dapat diuraikan menjadi zat penyusunnya melalui proses destilasi.

Ketika kamu menjemur pakaian juga terjadi perubahan fisika. Pakaian yang semula basah lama-kelamaan kering karena mendapat panas matahari. Panas matahari menguapkan air yang terdapat pada pakaian. Perubahan dari air menjadi uap air tergolong perubahan fisika.

Ketika kita membuat minuman teh juga terjadi perubahan fisika. Pada saat itu kita mencampur gula dengan air teh. Setelah diaduk beberapa lama, butiran gula menghilang dan timbul rasa manis. Adanya rasa manis menunjukkan bahwa zat gula sebenarnya tidak hilang, melainkan masih terdapat dalam air teh.

Perubahan fisika juga dapat diamati ketika kita merebus air, membuat es batu, air mengalami perubahan wujud dari cairan menjadi padatan. Ketika kita menggoreng masakan dengan margarine, terjadi perubahan wujud dari padatan menjadi cairan.

2. Sebab-sebab Terjadinya Perubahan Fisika
Perhatikan kembali beberapa contoh perubahan fisika yang sudah dibahas di atas. Ternyata, perubahan fisika dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Pertama, perubahan fisika berupa perubahan wujud. Kedua, perubahan fisika karena pencampuran benda. Ketiga, perubahan fisika karena benda dipotong atau dibelah.
Perubahan wujud mencakup perubahan dari padat ke cair (disebut mencair atau meleleh), cair ke gas (menguap), gas ke cair (mengembun), cair ke padat (membeku), dan padat ke gas (menyublim). Semua perubahan wujud ini terjadi karena benda menerima atau melepaskan panas. Mencair (misalnya, es menjadi air), menguap (air menjadi uap air), dan menyublim (kapur barus menjadi gas) terjadi karena benda menerima panas. Sebaliknya, membeku (air menjadi es batu) dan mengembun (uap air menjadi air) terjadi karena benda melepaskan panas.


Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 14:15:00

TIM PENILAI DAN LEMBAR CATATAN FAKTA PENILAIAN KINERJA GURU

Diinformasikan perihal Tim Penilai PKG, sebagaimana tertulis di Buku 2 Pedoman PK Guru dengan ikhtisar, sebagai berikut:

a.   Kepala Sekolah otomatis sebagai penilai yang dibatasi maksimal 10 guru.
b.   Apabila jumlah Guru di sekolah > 10 orang, maka perlu tambahan petugas Penilai.
c.   Setiap satu orang penilai dibatasi minimal 5 dan maksimal 10 guru yang dapat dinilai per tahun.
d.   Khusus PK Kepala Sekolah dilakukan oleh Pengawas Sekolah.
e.   Berlaku kriteria - kriteria khusus sebagai penilai.
f.    Berlaku sanksi - sanksi bagi penilai dan guru jika melanggar prinsip penilaian kinerja guru.

Detil penjelasan sebagai berikut:

 Penilaian kinerja guru dilakukan di sekolah oleh Kepala Sekolah. Apabila Kepala Sekolah tidak dapat melaksanakan sendiri (misalnya karena jumlah guru yang dinilai > 10 Guru), maka Kepala Sekolah dapat menunjuk Guru Pembina atau Koordinator PKB sebagai penilai.  Penilaian kinerja Kepala Sekolah dilakukan oleh Pengawas Sekolah.
A. Kriteria Penilai

Penilai harus memiliki kriteria sebagai berikut:

1.   Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat guru/kepala sekolah yang dinilai.
2.   Memiliki Sertifikat Pendidik.
3.   Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dan menguasai bidang kajian
4.   Guru/Kepala Sekolah yang akan dinilai.
5.   Memiliki komitmen yang tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
6.   Memiliki integritas diri, jujur, adil, dan terbuka.
7.   Memahami PK GURU dan dinyatakan memiliki keahlian serta mampu untuk menilai kinerja Guru/Kepala Sekolah.

Dalam hal Kepala Sekolah, Pengawas, Guru Pembina, dan Koordinator PKB memiliki latar belakang bidang studi yang berbeda dengan guru yang akan dinilai maka penilaian dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau Guru Pembina/ Koordinator PKB dari Sekolah lain atau oleh Pengawas dari kabupaten/kota lain yang sudah memiliki sertifikat pendidik dan memahami PK GURU. Hal ini berlaku juga untuk memberikan penilaian kepada Guru Pembina.

B. Masa Kerja Penilai

Masa kerja tim penilai kinerja guru ditetapkan oleh Kepala Sekolah atau Dinas Pendidikan paling lama tiga (3) tahun. Kinerja penilai dievaluasi secara berkala oleh Kepala Sekolah atau Dinas Pendidikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yang berlaku. Untuk sekolah yang berada di daerah khusus, penilaian kinerja guru dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau Guru Pembina setempat. Jumlah guru yang dapat dinilai oleh seorang penilai adalah 5 sampai 10 guru per tahun.

C. Sanksi Penilai dan Guru

Penilai dan guru yang dinilai akan dikenakan sanksi apabila yang bersangkutan terbukti melanggar prinsip-prinsip pelaksanaan PK GURU, sehingga menyebabkan Penetapan Angka Kredit (PAK) diperoleh dengan cara melawan hukum. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut:

1.   Diberhentikan sebagai Guru atau Kepala Sekolah dan/atau Pengawas.
2.   Bagi penilai, wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan semua penghargaan yang pernah diterima sejak yang bersangkutan melakukan proses PK GURU.
3.  Bagi guru wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan semua penghargaan yang pernah diterima sejak yang bersangkutan memperoleh dan mempergunakan PAK yang dihasilkan dari PK GURU.

Lembar Catatan Fakta PKG

Fitur unggah laporan hasil PKG (S22a LAMPIRAN A dan LAMPIRAN B) yang dijadwalkan rilis minggu ini ditunda hingga minggu depan (tanggal akan diumumkan lebih lanjut). Penundaan ini berkaitan dengan adanya penyempuraan sistem dan tambahan kelengkapan dokumen lain yang perlu diunggah juga nantinya, yaitu:

Lembar Catatan Fakta : Hasil Pengamatan dan Pemantauan Proses Pembelajaran (ditulis tangan manual oleh Kepala Sekolah/Tim Penilai).

Fomat Lembar Catatan Fakta silakan unduh di:

Dipersilahkan kepada Kepala Sekolah/Tim Penilai untuk unduh formulir Lembar Catatan Pengamatan dan melengkapinya dengan tulis tangan manual untuk setiap guru yang dinilai, selanjutnya dipindai (scan) sebagai kelengkapan berkas tambahan selain S22a LAMPIRAN A dan LAMPIRAN B.

Salam Padamu Negeri Indonesiaku - Admin Pusat - BPSDMPK PMP Kemdikbud

Posted by: Admin Indeks Prestasi Updated at: 23:42:00