(Kode ILMU-KOM-0018) : Skripsi Strategi Motivasi dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja di PT. X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi dan ketatnya persaingan saat ini menjadi sebuah tantangan yang wajib dihadapi setiap perusahaan untuk mempertahankan eksistensi dan kehidupannya. Perusahaan yang kalah dalam persaingan adalah perusahaan yang lamban dalam merespon situasi pasar dan keadaan intern perusahaan, sehingga hasil produksi menurun. Hal ini akan memicu menurutnya penilaian publik, baik internal maupun eksternal yang bisa saja berakibat pada gulung tikarnya sebuah perusahaan.
Menurutnya hasil produksi ini kemungkinan besar bermuara dari sumberdaya manusia yang mana memiliki andil penting sebagai divisi penghasil produk. Dengan kata lain, meningkatnya hasil produksi (produktivitas) tergantung pada sumber daya manusianya. Maka dari itu seyogyanya dalam peningkatan hasil produksi perusahaan memberikan fokus khusus pada sumberdaya manusia (karyawan) termasuk aspek-aspek yang berkenaan dengannya.
Pemeliharaan komunikasi yang baik antara karyawan dan pimpinan melalui persamaan dan penyetaraan mutu dan misi bersama menjadi media yang tepat dan akan menciptakan iklim yang kondusif dalam lingkungan kerja (perusahaan) sehingga pada akhirnya terjalin hubungan baik antara karyawan dan pimpinan, serta mampu memicu timbulnya rasa sense of belonging pada perusahaan dalam diri karyawan. Selain itu, dalam pertukaran informasi dari karyawan dan pimpinan, harapan karyawan dan kemauan pimpinan melebur menjadi satu untuk menciptakan persamaan persepsi, visi, dan misi perusahaan.
Bentuk keterlibatan karyawan baik kegiatan formal maupun kegiatan nonformal (gathering) merupakan sebuah aspek dalam peningkatan mutu kehidupan berkarya. Berbagai teknik dipergunakan pada intinya berkisar pada peningkatan partisipasi karyawan dalam keputusan yang menyangkut pekerjaan mereka dan hubungannya dengan perusahaan. Dengan demikian, bukan hanya rasa tanggung jawab karyawan yang ditingkatkan akan tetapi yang sesungguhnya diharapkan terjadi adalah timbulnya rasa memiliki perusahaan. Sudah barang tentu adanya rasa memiliki akan berakibat pada keberhasilan perusahaan. Karena para anggota organisasi akan berusaha menghindari perilaku yang disfungsional dan dengan demikian bekerja dengan lebih produktif
Dengan adanya rasa memiliki perusahaan karyawan tidak akan lagi bekerja sesuai dengan perintah atau berdasarkan gaji melainkan berdasarkan kemauan sendiri dan panggilan hati nurani untuk menjaga stabilitas perusahaan yang menaunginya, dengan meningkatkan hasil produksi perusahaan. Pertemuan memenuhi kebutuhan inti manusia. George Kelly, John Dewey, Martin Buber, dan komentator -komentator lain tentang kondisi manusia, telah mengamati bahwa pertemuan tatap muka bisa menjaga persatuan dunia realitas manusia. Bersama-sama orang membangun bahasa, sistem nilai dan kode tingkah laku yang mendefinisikan ‘dunia’ dengan kata lain, pertemuan memberikan kesempatan bagi pembentukan struktur kolektif, struktur kolektif bermanfaat untuk menyatukan nilai-nilai dan tujuan-tujuan individu dengan orang lain yang ada dalam lingkup perusahaan.
Beberapa pertemuan sengaja didesain sebagai acara informal semisal perayaan hari besar agama, nasional. Bahkan manajemen membuat acara spesial seperti ulang tahun perusahaan. Semua staf dan karyawan berkumpul, hal ini bertujuan untuk menjalin hubungan dan komunikasi antar keduanya. Celah yang dapat diambil oleh manajemen adalah pemberian motivasi pada karyawan. Bisa ditelaah bahwa dalam keadaan seperti itu ada tujuan-tujuan khusus yang nantinya akan menjadi pondasi kuat dalam perusahaan untuk menjaga kehidupan perusahaan, Tujuan itu adalah Motivasi.
Pada dasarnya, motivasi yang dilakukan oleh perusahaan melalui media gathering adalah kiat untuk meningkatkan hasil produksi perusahaan. Dengan adanya gathering ini karyawan akan merasa ada di perusahaan dan merasa dihargai sehingga rasa disfungsi tidak timbul dalam diri karyawan dan pada akhirnya akan memunculkan sikap atau tindakan produktivitas dalam perusahaan yang berdasarkan pada sense of belonging.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka peneliti dapat membuat Fokus penelitian :
Bagaimana motivasi yang dilakukan untuk meningkatkan produktifitas kerja?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran mengenai strategi motivasi yang dilakukan guna meningkatkan produktivitas kerja.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Diharapkan dapat berguna serta dapat memberi sumbangan pemikiran dan sebagai pengembangan pengetahuan tentang Motivasi di kalangan akademisi, serta diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Serta menjadi tambahan acuan penerapan motivasi di PT. X.
2. Secara Praktis
Untuk dijadikan acuan atau sebagai sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat berguna dalam menunjang keberhasilan peningkatan hasil produksi. Dan juga sebagai bahan pertimbangan akan pentingnya strategi motivasi dalam persaingan global saat ini, sehingga tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai dengan baik dan sesuai tujuan.
E. Definisi Konsep
Konsep atau pengertian, adalah unsur pokok dari suatu penelitian. Konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari kelompok fakta dan gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian. Jika masalah dan kerangka teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui pula fakta yang mengenai gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian, dan suatu konsep sebenarnya adalah sesuatu definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala itu.
Agar tidak terjadi kekeliruan makna mengenai motivasi, maka penulis akan memberikan gambaran dari beberapa teori yang ada hubungannya dengan penelitian, diantaranya adalah:
1. Strategi
Strategi menurut bahasa adalah untuk mencapai suatu maksud. Jadi strategi adalah rangkaian keputusan dan tindakan untuk mencapai suatu maksud dalam pencapaian tujuan organisasi.
Menurut siagian dalam bukunya manajemen strategik, bahwa strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan implementasi oleh seluruh jajaran atau organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Menurut Philip Kotler strategi adalah wujud rencana yang terarah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan menurut Basu Swasta strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan. Strategi juga didefinisikan sebagai suatu proses yang menentukan arah yang perlu dituju oleh organisasi untuk memenuhi misinya.
2. Motivasi
Adalah tindakan untuk melakukan sebuah dorongan dengan melalui berbagai cara, cara yang biasa ditempuh dalam motivasi adalah pemenuhan kebutuhan.
Motivasi menyangkut soal perilaku manusia dan merupakan elemen vital di dalam suatu elemen manajemen. Motivasi dapat diartikan sebagai mengusahakan supaya seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan semangat karena ingin melaksanakannya. Sedangkan tugas manajer dalam kasus motivasi ini adalah menciptakan kondisi-kondisi kerja yang kondusif sehingga mampu membangkitkan dan mempertahankan keinginan untuk bersemangat tersebut.
3. Produktivitas Kerja
Adalah aktivitas yang ada dalam perusahaan dengan indikasi kenaikan hasil produksi. Kedisiplinan, dan iklim kerja yang kondusif dalam perusahaan. L. Greenberg mendifinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selam periode tersebut.
Produktivitas juga diartikan sebagai berikut :
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil
b. Perbandingan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu satuan unit umum.
Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.
Namun demikian terjadi kerugian karena adanya pembatasan bahwa perbandingan produktivitas antara perusahaan dapat keliru, jika perusahaan tersebut memiliki tenaga kerja dan peningkatan modal yang berbeda.
Produktivitas kadang-kadang sebagai penggunaan lebih intensif terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan mesin yang jika diukur secara tepat akan benar-benar menunjukkan suatu penampilan atau efisiensi. Namun dengan demikian mungkin serikat buruh tidak seluruhnya menyetujui definisi ini. A. Bluchor dan E. Kapustin nampaknya berpegangan pada pendapat yang memisahkan produktivitas dengan intensitas tenaga kerja, karena ketika produktivitas mencerminkan manfaat tenaga kerja, intensitas menunjukkan jumlah atau ketegangan kerja dan dapat dianggap sebagai “percepatan” kerja.
Persoalan pencapaian suatu definisi produktivitas yang mendetail bukanlah masalah produktivitas itu sendiri, namun suatu masalah di luar produktivitas yang merupakan tujuan dan sasaran-sasaran manajemen dalam sistem dan organisasi, dimana tujuan yang berbeda memerlukan pendekatan berbeda pula untuk mendifinisikan produktivitas.
Jadi definisi produktivitas bukanlah hanya satu masalah teknik maupun manajerial tetapi merupakan satu masalah yang komplek, merupakan masalah yang berkenaan dengan badan-badan pemerintahan, serikat buruh, dan lembaga-lembaga sosial yang lain. Yang semakin berbeda tujuannya akan semakin berbeda pula definisi produktivitasnya.
F. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan yang bertujuan untuk mempermudah penelitian. Langkah-langkah pembahasan dalam laporan adalah sebagai berikut:
BAB I : Yaitu PENDAHULUAN. Pada bab ini terdiri dari enam sub bab, antara lain yaitu, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian , definisi konsep, sistematika pembahasan.
BAB II : Yaitu PERSPEKTIF TEORITIS. Pada bab ini terdiri dari satu sub bab yaitu, konseptual.
BAB III : Yaitu METODE PENELITIAN. Pada bab ini terdiri dari tujuh sub bab yaitu, pendekatan dan jenis penelitian, subyek dan sasaran penelitian, jenis dan sumber data, data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik keabsahan data.
BAB IV : Yaitu PENYAJIAN DATA. Pada bab ini terdiri dari dua sub bab yaitu, tentang deskripsi umum obyek penelitian dan deskripsi hasil penelitian.
BAB V : Yaitu ANALISIS DATA. Terdiri dari sub bab pertama yang mengupas temuan dan sebab tentang konfirmasi temuan teori.
BAB VI : Yaitu PENUTUP. Terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
Home » All posts
Skripsi Strategi Motivasi dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja di PT. X
Skripsi Strategi Public Relations PT Telkom Divisi Regional V Jawa Timur Dalam Membangun Brand Image Melalui Promo Produk
(Kode ILMU-KOM-0019) : Skripsi Strategi Public Relations PT Telkom Divisi Regional V Jawa Timur Dalam Membangun Brand Image Melalui Promo Produk
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga tempat kerja, pasar, masyarakat, atau dimanapun manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi.
Begitu pentingnya komunkasi dalam kehidupan manusia, dan harus diakui bahwa manusia tidak akan bisa hidup tanpa komunikasi karena, manusia adalah mahkluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dengan berkomunikasi secara efektif maka, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia bisa berjalan dengan baik. Tanpa adanya komunikasi yang baik mengakibatkan ketidak teraturan dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik itu di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada.
Adapun pengertian komunikasi itu sendiri menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, mangatakan ; komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian perasaan atau perasaan oleh komuikator kepada komunikan.1 Brent D. Ruben yang dikutip oleh Arni Muhammad, mengatakan komunikasi adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya dalam kelompok, dalam organisasi, dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasikan lingkungannya dengan orang lain.2 Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan sesama manusia melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku itu.3 Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan untuk mengubah perilaku orang lain.
Perkembangan komunikasi berjalan dengan pesat dan cepat, sehingga banyak dijumpai bidang dalam komunikasi. Salah satu bidang komunikasi yang menyangkut kehidupan sosial adalah komunikasi organisasional/manajemen (organizational/management communication ). Public relations (PR) atau hubungan masyarakat (Humas), merupakan perkembangan komunikasi. Humas atau PR merupakan suatu lembaga yang bertugas menjalin dan menjaga hubungan baik dengan public internal, eksternal, dan stakholder perusahaan.
Public relations (PR) atau hubungan masyarakat (Humas) menurut J.C. seidel yang menjabat sebagai Direktur PR. Division of Housing, State New York mengatakan PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manejemen untuk memperoleh good will (kemauan baik) dan pengertian dari pelanggan, pegawai dan publik yang lebih luas. Ke dalam mengadakan analisis dan perbaikan diri sendiri, sedangkan ke luar memberikan pernyataan-pernyataan.4 Edward L. Bernays menyatakan PR mempunyai tiga arti yaitu ; (1) pengertian kepada masyarakat, (2) persuasi untuk mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat, (3) usaha untuk menginterpretasikan sikap dan pebuatan suatu badan dengan sikap perbuatan masyarakat dan sebaliknya.5 Jadi PR adalah suatu lembaga atau perorangan yang bertugas melakukan hubungan baik ke dalam dan ke luar perusahan untuk memperoleh pengertian, kepercayaan, dan good will dari masyarakat dengan menggunakan strategi yang dimiliki. PR berfungsi menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga/organisasi dengan publiknya baik interen maupun ekstern dalam pencapaian pengertian, menumbuhkan motivasi publiknya. Adapun PR secara mendasar menjadi tanggung jawab dari pimpinan puncak (top management) PR diharapkan bisa menjadi mata, telinga, dan tangan kanan pimpinan puncak perusahaan.
Dan peranan PR yang sangat penting yaitu sebagai wahana keluar dan ke dalam perusahaan. Saat ini hampir setiap Departemen pemerintahan atau lembagalembaga sosial telah mempunyai badan atau bagian humas. Bidang ini semakin terkenal setelah perang dunia II, karena tempat pendapat masyarakat semakin dihargai demi kemajuan dan kepercayaan bagi masing-masing badan atau lembaga, misalnya pemerintahan atau perusahaan tertentu. PT Telkom Divre V merupakan salah satu perusahaan terbesar yang bergerak dibidang produksi dan jasa telekomunikasi yang sampai saat ini terus berkembang. Untuk membangun brand image yang positif kepada masyarakat maka PT Telkom Divre V mengambil langkah salah satunya melalui promosi produk yang telah dihasilkan dengan strategi public relations.
Memasuki era globalisasi teknologi informasi pada abad ke-21 ini peranan PT Telkom Indonesia semakin penting. Telkom Indonesia berperan sebagai media komunikasi dalam pergaulan masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia dan untuk mempersatukan bangsa. Melalui media ini bangsa Indonesia tidak saja mampu berhubunga n cepat dan efisien, akan tetapi juga dapat menikmati berbagai macam hiburan yang disajikan oleh media massa mulai dari media cetak sampai dengan media elektronik seperti televisi.
Mengingat saat ini perusahaan-perusahaan banyak mengeluarkan produk dengan merek baru dan berbagai fasilitas yang dapat menggiurkan konsumen. Baik itu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun perusahaan swasta yang bergerak dibidang jasa ataupun bidang produksi. PT Telkom Divre V yang merupakan objek dalam penelitian ini merupakan salah satu BUMN yang bergerak dibidang jasa layanan informasi dan telekomunikasi yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Di PT Telkom yang mempunyai banyak produk dan layanan yang disediakan di antaranya adalah ; telepon rumah, Telkomnet instant, Speedy, produk yang terbaru handphone (hp) flexi dan masih banyak produk yang lainnya.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan bisnis saat ini tak ketinggalan di Indonesia maka semakin banyak pula persaingan produk alat komunikasi dengan me rek baru terutama alat komunikasi sebut saja handphone, handphone saat ini bukan lagi menjadi barang mewah seperti dulu tapi saat ini hp sudah menjadi barang yang biasa dan dimiliki oleh siapapun karena ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk memeperlancar bisnis ataupun komunikasinya dengan rekan yang berada di luar jawa atau bahkan di luar negeri. Saat ini hp yang terbaru ditawarkan dengan harga yang cukup dapat dijangkau oleh masyarakat dengan memberikan fasilitas, bonus, dan fitur-fitur yang bisa di gunakan oleh konsumen, misalkan bisa di buat untuk internet, bloototh, MMS, MP3, masih banyak lagi yang lain.
Disinilah peranan public relations dibutuhkan untuk membantu membangun brand image PT Telkom mengingat semakin banyaknya alat telekomunikasi dengan berbagai macam merek dan fasilitas. Salah satu caranya yaitu melalui promo produk yang telah dihasilkan. Dengan strategi yang dimiliki oleh public relations, maka kegiatan dalam membangun brand image bisa lebih mudah. Karena strategi public relations bisa dilakukan dengan promosi public relations. Yang mana suatu perusahaan adalah merupakan suatu produk atau jasa dalam kegiatan produksi atau pemasaran yang dilakukan oleh produsen baik produsen aktif maupun statis, maka dari itu keberadaanya disesuaikan dengan tempat jual beli. 7 Inilah salah satu manfaat adanya praktisi public relations.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah diantaranya yaitu :
1. Bagaimana langkah-langkah Public Relations PT Telkom Divre V dalam membangun brand image melalui promo produk.
2. Apa saja hambatan-hambatan Public Relations PT Telkom Divre V dalam membangun brand image melalui promo produk.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah Public Relations PT Telkom Divre V dalam membangun brand image melalui promo produk.
2. Untuk mendeskripsikan hambatan-hambatan Public Relations PT Telkom Divre V dalam membangun brand image melalui promo produk.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah hazanah keilmuan bagi program studi ilmu komunikasi khususnya dalam dunia public relations, serta hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan evaluasi bagi PT Telkom Divre V.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi PT Telkom Divre V, serta bagi saya sendiri untuk mengetahui benar bagaimana strategi public relations yang sesungguhnya.
Skripsi Strategi Komunikasi Customer Relations Dalam Meningkatkan Kepuasan Tamu Hotel Novotel Di Kota X
(Kode ILMU-KOM-0016) : Skripsi Strategi Komunikasi Customer Relations Dalam Meningkatkan Kepuasan Tamu Hotel Novotel Di Kota X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan kebijakan pemerintahan yang sentralis menjadi otonomi daerah dirasakan sebagai suatu kesempatan bagi masyarakat di suatu kotamadya atau kebupaten. Melalui otonomi daerah. aset-aset daerah seperti perekonomian. kebudayaan dan pariwisata dapat dikelola bersama antara pemerintah daerah dan masyarakat guna meningkatkan produktivitas daerahnya. Segi kehidupan mana yang paling menarik bisa terus diolah agar mampu sebagai keunggulan dan bidang yang lain akan dengan sendirinya akan mengikuti.
Seperti yang terjadi di X. berawal dari tahun XXXX geliat perekomomian mulai terasa. Dimana dibangun tenpat-tempat perdagangan mulai dari Grandmall hingga tempat grosir terbesar di Jawa Tengah. Tentunya ini menunjang semua segi. Orang-orang dari luar kota mulai berduyun-duyun datang ke X. selain untuk berbelanja mereka yang bisa disebut wisatawan ini juga ingin merasakan keindahan wisata serta Panganan Khas X. Maka tidaklah heran. sektor jasa telah mulai berkembang pada pertengahan XXXX. bahkan dapat digunakan sebagai andalan pendapatan daerah. Dimulai dari perkembangan usaha perhotelan dan property. Diharapkan usaha ini tidak hanya sebagai tempat hunian tetapi juga mampu mengakomodasi para wisatawan ini menikmati perjalanan wisatanya senyaman mungkin dengan tersedianya berbagai fasilitas yang mempermudah perjalanannya.
Usaha hotel dapat dikatakan sebagai suatu usaha komersial tertua di dunia. Hal ini dibuktikan penginapan yang pertama yaitu penginapan yang berbentuk Inn pada tahun 3000 B.C yang kemudian berkembang dengan pengelolaan hotel modern. Dan di Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia di Jakarta pada tahun 1962. Meski pada pemerintahan Belanda terdapat usaha akomodasi yang dikelola secara komersial dengan diawali dibangunnya Hotel Savoy Homan di Bandung pada tahun 1888 yang kemudian mulai merebak ke daerah-daerah lain seperti Medan dan Yogyakarta. Pada waktu itu fungsi hotel yang utama hanya terbatas melayani tamu-tamu atau penumpang kapal yang baru datang dari negeri Belanda ataupun negara eropa-eropa lainnya. Ketika itu belum ada kendaraan bermotor. sehingga penumpang dibawa dengan menggunakan kereta dari pelabuhan. Menginjak abad ke-20 barulah melai pendirian hotel berkembang dari perkotaan ke pedalaman dengan menajemen modern. Sesuai dengan perkembangan jaman dan peningkatan kebutuhan manusia akan fasilitas perjalanan wisata maka berdirilah hotel-hotel kecil yang merupakan losmen atau penginapan biasa. Semenjak itulah fungsi hotel mulai dikenal oleh masyarakat luas dan menggunakan fasilitas yang ada sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
Melihat sejarahnya di Indonesia. tentunya kontribusi usaha yang bergerak di bidang jasa pelayanan terutama pariwisata ini telah mampu memberikan penambahan bagi devisa negara. Di X sendiri bisnis perhotelan semakin marak. Berikut ini daftar hotel berdasarkan fasilitas yang disediakan setiap hotel.
Tabel 1
** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN **
Dari data diatas. tentunya persaingan hotel semakin kompetitif dalam memberikan pelayanan kepada konsumen yang berkualitas dan memuaskan. Sehingga mampu mencapai keuntungan yang ditargetkan. Namun. nyatanya tuntutannya bukan hanya sekedar mencari keuntungan tetapi menjalin relation dengan konsumen juga harus diwujudkan. Relation bisa diwujudkan dengan melibatkan konsumen terhadap segala bentuk pengenalan perusahaan. melibatkan pelanggan dalam kegiatan komunikasi terutama berkaitan dengan keluhan konsumen.
Para praktisi PR berkomunikasi dengan seluruh publik internal dan eksternal ynag terkait dalam menciptakan consistency antara tujuan-tujuan organisasi (perusahaan) dan harapan-harapan masyarakat (Social expectations). Salah satu publik eksternal yang dihadapi organisasi adalah konsumen. Sedangkan publik internal adalah karyawan atau supervisor. Dua pihak publik diatas merupakan komunitas penting yang layak mendapat perhatian dari perusahaan. Hubungan antara perusahaan dengan keduanya bukan hanya sekedar atasan dengan bawahan atau konsep “jual-beli” belaka. Namun. perlu terjalin hubungan yang sehat antara manajemen perusahaan dengan kedua komunitasnya agar tercipta kondisi yang dinamis. Karena itu. hubungan antara perusahaan dengan konsumennya lebih tepat dipandang sebagai wujud tanggung jawab sosial organisasi.
Tuntutan tanggung jawab sosial ini dipicu adanya empat (4) hal. seperti yang diungkapkan Komisi Masyarakat eropa. Pertama, Adanya kepedulian dan harapan baru dari masyarakat. konsumen. otoritas publik dan investor dalam konteks globalisasi dan perubahan industri berskala besar.Kedua. Kriteria sosial memberi pengaruh besar dalam pengambilan keputusan investasi individu dan isntitusi baik sebagai konsumen maupun investor. Ketiga. Meningkatnya kepedulian pada kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan ekonomi. dan keempat. Perlunya transparansi kegiatan bisnis akibat perkembangan media dan teknologi komunikasi dan informasi modern.
Selain dari sisi masyarakat terhadap keberadaan suatu perusahaan. sekitar tahun 1970-an banyak usaha modern yang mulai memperhitungkan lingkungan internal dan lingkungan eksternal usahanya. Pendekatan Manajemen Strategis yang diterapkan berdampak terhadap cara pandang usaha modern bahwa masyarakat bukan lagi dipandang sekedar sekumpulan konsumen yang menggunakan produk yang mereka hasilkan. melainkan juga menjadi mitra bagi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya.
Komunitas tebentuk karena adanya persamaan persepsi konsumen terhadap sebuah merek. Dalam pembentukannya konsumen harus dijadikan subyek. bukan obyek dari produsen. Karena dengan sendirinya konsumen dapat berperan sebagai promotor image perusahaan. Mengingat akan menjadikan promosi low budget karena penyebarannya dilakukan secara word of mouth. Kedua. melalui komunitas pemasar dapat melihat karakteristik konsumennya.
Prinsip kerja Costumer Relations adalah mengharmoniskan hubungan antara manajemen perusahaan dengan konsumennya dalam jangka panjang. Costumer Relations merupakan suatu konsep kemitraan yang mendekatkan perusahaan kepada konsumen untuk berinteraksi dengan Brand secara langsung. Selain itu. juga memiliki peran untuk melatih para pimpinan mendidik tenaga kerja mampu memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen. Baik konsumen loyal maupun tidak. keduanya merupakan aset usaha non-finansial yang sangat berharga. Karena kedua kelompok ini akan memberikan input yang sangat positif dalam pengembangan produk dan penciptaan citra perusahaan.
Menurut Berry ada lima faktor dimensi pelayanan yang terdiri atas Reliability (keandalan). merupakan kemampuan pelayanan untuk memberikan jasa sesuai yang dijanjikan.Responsiveness (daya tanggap) kemauan dari pelayan dan penguasa untuk membantu pelanggan memberikan jasa yang tepat. Yang dapat diwujudkan dengan terus menjaga selera pelanggan atas produk yang diminatinya. Assurance (kepastian) kemampuan pelayan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap promosi yang dikemukakan pelanggan. Keempat. Empathy (empati) kesediaan pelayanan dan pengusaha untuk lebih memperhatikan pelanggan. Kelima. Tangiable (wujud fisik). berupa penampilan pegawai. sarana fasilitas fisik beserta prasarananya. Dapat dikatakan tidak hanya melalui kekuatan produk Image perusahaan dapat terus terjaga melainkan dukungan dari setiap aspek yang ada dalam perusahaan tersebut. Kelima hal yang diungkapkan diatas guna menciptakan kualitas serta pelayanan yang memungkinkan konsumen merasakan pelayanan yang melebihi dari apa yang diharapkan konsumen. karena konsumen merupakan prioritas utama perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan.
B. Perumusan Masalah
Berangkat dari fenomena mengenai pentingnya perencanaan komunikasi dalam pemanfaatan komunitas internal maupun eksternal untuk peningkatan usaha perhotelan dan bagi perkembangan komunitas itu sendiri. maka permasalahan penelitian yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan Costumer Relations di Hotel Novotel X ?
2. Bagaimana tingkat kepuasan tamu hotel Novotel X dengan adanya pelaksanaan customer relations ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian ini menjadi lebih terarah secara jelas maka perlu ditetapkan tujuannya sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui secara lengkap pelaksanaan Costumer Relations yang dilakukan Manajemen Hotel Novotel X
2. Ingin mengetahui secara jelas bagaimana tingkat kepuasan tamu dengan adanya pelaksanaan customer relations di hotel Novotel X.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut dapat diungkapkan bahwa penelitian ini memiliki kegunaan :
1. Secara praktis memberikan kontribusi berupa saran tentang perencanaan komunikasi yang tepat untuk membangun relations yang baik antara perusahaan dengan konsumen .
2. Secara teoritik penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi baik dalam hal menguatkan atau menolak pernyataan asumsi teori.
Skripsi Strategi Komunikasi Dalam Mensosialisasikan Budaya Perusahaan Di Kalangan Karyawan (Di Hotel X Kota X)
(Kode ILMU-KOM-0017) : Skripsi Strategi Komunikasi Dalam Mensosialisasikan Budaya Perusahaan Di Kalangan Karyawan (Di Hotel X Kota X)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bisnis perhotelan di X memiliki keunikan tersendiri. Pada saat pelaku bisnis serupa dikota-kota lain Indonesia mengeluh karena tingkat hunian turun, X justru sebaliknya. Pada tahun XXXX, tingkat hunian atau okupansi hotel berbintang di X rata-rata bisa mencapai 75 % bahkan lebih. Bahkan pada saat peak season (musim ramai tamu) selalu fully booked (http://www.suaramerdeka.com/harian/0407/08/eko6. htm). Tidak mengherankan jika kemudian banyak investor melirik X sebagai lokasi potensial untuk mendirikan hotel. Kehadiran pemain baru hotel berbintang membuat suatu persaingan dalam dunia perhotelan dan pemain lama tidak tinggal diam. Berbagai persiapan sudah dilakukan paling tidak berusaha mempertahankan pasarnya. Meskipun pangsa pasar pada kenyataannya masih luas, jika tidak diperhatikan bukan tidak mungkin konsumen akan memilih hotel lain yang menawarkan pelayanan lebih baik.
Hotel X sebagai salah satu hotel berbintang 5 (lima) di kota X dan memasuki tahun yang ke-10 di tahun XXXX yang lalu tetap berupaya meningkatkan kualitas layanan melalui penentuan strategi pengelolaan untuk dapat mempengaruhi dan membuktikan kepada tamu tentang keistimewaan produk atau layanan yang dihasilkan oleh hotelnya sehingga mampu tetap unggul dalam persaingan.
Pengelolaan usaha hotel tidak akan terlepas dari pelaksanaan strategi, yaitu suatu pendekatan untuk menggunakan segala sumber daya yang tersedia didalam kendala iklim kompetitif untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh hotel (Sulastiyono, 2002:15). Strategi pengelolaan usaha hotel dapat dilakukan melalui strategi manajemen yang hanya membatasi sampai pada pengertian yang analog dengan manajemen operasional, yaitu sebagai pendekatan menyeluruh pengelolaan semua aspek usaha hotel (fasilitas-fasilitas, kebijakan, karakteristik produk dan sumber daya manusia).
A.B Susanto, Managing Partner The Jakarta Consulting Group dan Wagiono Ismangil, Senior Consultant The Jakarta Consulting Group dalam http://www.glorianet.org/absusanto/absucorp.html menyatakan bahwa Sumber Daya Manusia dalam sebuah organisasi dapat diandaikan sekumpulan tombak Sumber Daya Manusia yang kompeten arahnya tidak teratur. Tugas budaya perusahaan adalah mengikat mereka dalam satu arah, sehingga mempunyai daya ‘ dobrak ‘ yang tinggi dalam persaingan.
Bob Widyahartono, Pengamat Ekonomi dan Dosen FE Usakti melalui artikelnya tentang Filosofi Melandasi Budaya Perusahaan yang Operasional dalam http://www.ama-sby.com/71-artikel_filosofi.htm menyatakan bahwa setiap organisasi terdiri atas berbagai ragam manusia dengan sifat dan perilaku masing masing. Sekalipun demikian setiap organisasi memiliki kesadaran diri atau tata nilai yang mendasari gerak operasinya. Dengan adanya kesadaran itu maka suatu filosofi dapat merupakan sarana yang paling berguna untuk mempersatukan kegiatan para karyawan melalui suatu pengertian bersama akan sasaran dan tata nilai (goals and values).
Lebih lanjut Bob Widyahartono (http://www.ama-sby.com/71-artikel_filosofi.htm) memberikan pendapatnya bahwa peranan manajemen puncak yang mengalir melalui menengah adalah membekali segenap karyawan secara kontinu nilai nilai konseptual yang "menjelaskan tujuan hidup (purpose of life). Manajemen puncak tidak hanya membekali nilai nilai tersebut, tapi juga dasar pendapat nilai (value premise for decision making) dan bukannya dasar pendapat factual.
Agar dapat mempertahankan posisinya sebagai hotel berbintang lima di X dan memenangkan strategi bisnis di tahun XXXX, pada bulan Oktober tahun XXXX, Manajemen Hotel X menelaah kembali tujuan perusahaan yang diawali dengan suatu rangkaian tata nilai dan keyakinan mendasar yang secara internal terpadu dan terkait dengan lingkungan eksternal. Dengan pola berpikir yang filosofis itu, manajemen Hotel X menetapkan Misi dan Visi Perusahaan yaitu : Misi Perusahaan, We Care More For Our Customer, Staff, Shareholder/owner, Community dan Visi Perusahaan, Being Market Leader and Trend Setter. Hal tersebut bertujuan untuk membangun budaya perusahaan yang kredibel dan operasional melalui lima komponen Corporate Culture yaitu INTEGRITY, PROFESSIONAL, TEAM WORK, INNOVATIVE, HELPFUL & FRIENDLY .
Melalui penetapan Corporate Culture, Hotel X semakin menyadari pentingnya peran budaya perusahaan bagi perusahaan. Lebih lanjut AB Susanto menyatakan bahwa dahulu budaya perusahaan hanya dipandang sebagai salah satu alasan kenapa perusahaan mencapai sukses. Tetapi pandangan tentang budaya perusahaan sekarang menjadi salah satu tema sentral dalam pengembangan perusahaan. Budaya perusahaan bukan hanya dipandang sebagai warisan masa lalu belaka, tetapi juga harus direkayasa dan ditempatkan sebagai strategic tools untuk mencapai tujuan perusahaan dan sebagai andalan daya saing. Hampir semua aspek pengembangan perusahaan selalu terkait dengan budaya perusahaan (http://www.glorianet.org/absusanto/absucorp.html).
Budaya melakukan sejumlah fungsi untuk mengatasi permasalahan anggota organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya yaitu dengan memperkuat pemahaman anggota organisasi, kemampuan untuk merealisir, terhadap misi dan strategi, tujuan, cara, ukuran dan evaluasi. Budaya juga berfungsi untuk mengatasi permasalahan integrasi internal dengan meningkatkan pemahaman dan kemampuan anggota organisasi untuk berbahasa, berkomunikasi, kesepakatan atau consensus internal, kekuasaan dan aturannya, hubungan anggota organisasi (karyawan), serta imbalan dan sangsi (Schein, 1991 : 52-66)
Charles Hampden dan Turner dalam bukunya Corporate Culture (Yudipiatkus Ltd. London, 1994), menampilkan beberapa karakteristik dalam budaya organisasi (http://www.csps-ugm.or.id/artikel/polbibit.htm) : • Individu membentuk budaya organisasi, dimana seseorang dapat melaksanakan gagasan-gagasan , perasaan dan informasi yang konsisten dengan keyakinannya.
• Budaya organisasi dapat menjalin keunggulan yang didapatkan (rewarding excellence), dimana budaya organisasi dapat mewujudkan kebutuhan dan organisasi anggota-anggotanya.
• Budaya organisasi merupakan kerangka peneasan (a set of affirmations), tidak ada organisasi yang mulai dari ketiadaan , anggota organisasi memerlukan diilhami dengan keyakinan dan penegasan tentang sesuatu.
• Penegasan budaya organisasi cenderung mengisi dirinya sendiri sebelum mewujudkan nilai-nilai dasar penyehatan kepada pelanggan.
• Budaya organisasi harus dapat dipahami dan merupakan kesamaan titik pandang dari segenap organisasi
• Budaya organisasi menyiapkan anggotanya dengan kontinuitas
• Budaya organisasi merupakan reciprocal value
• Budaya organisasi merupakan sebuah cybernetic system, dimana budaya organisasi secara tidak langsung dapat mengarahkan dirinya sendiri dan secara gigih mempertahankan arah yang dimilikinya walaupun banyak kendala dan gangguan
• Budaya adalah pola yang tidak memiliki sesuatu atau obyek khusus, tetapi melintasi seluruh waktu dan seluruh organisasi
• Budaya adalah sesuatu tentang komunikasi, yang dapat dijadikan alat untuk tukar menukar informasi dan pengalaman
• Budaya merupakan keterpaduan nilai-nilai yang dimili anggotanya dan lingkungan organisasi
• Hanya budaya dapat belajar dan organisasi harus belajar terhadap setiap perkembangan yang dihadapi organisasi.
Bob Widyahartono (http://www.ama-sby.com/71artikel_filosofi.htm) memberikan pengertian bahwa budaya organisasi merupakan suatu pola dan asumsi asumsi dasar yang ditemukan, digali dan dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu. Maksudnya adalah agar organisasi belajar dan terus melakukan pembelajaran menanggulangi masalah masalah akibat adaptasi dengan luar dan integarsi internal.
Dengan pemahaman tersebut, lebih lanjut Bob Widyahartono (http://www.ama-sby.com/71-artikel_filosofi.htm) menambahkan bahwa budaya organisasi mempunyai peranan sebagai sarana untuk menentukan arah organisasi, mengarahkan apa yang patut dan tidak patut dikerjakan , bagaimana mengalokasi sumber daya organisasional . Hal tersebut tercermin dalam nilai nilai fundamental organisasi seperti : 1. kepekaan terhadap kebutuhan pelanggan dan tenaga kerjanya , 2. kebebasan karyawan untuk memberikan ide-ide baru dengan mendasari dengan jawaban atas "mengapa"nya ide baru itu, 3. keberanian untuk menerima risiko yang mungkin saja terjadi, dan 4. keterbukaan untuk melakukan interaksi komunikasi dialogis secarabebas dan bertanggung jawab.
Dengan adanya perbedaan nilai nilai fundamental tersebut dapat mempengaruhi perbedaan kompetensi antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Selain itu budaya organisasi dapat memberikan kesadaran beridentitas para anggota untuk menyerap visi, misi dan menjadi bagian integral dari organisasi.
Hotel X melalui penetapan Misi Perusahaan : We Care More For Our Customer, Staff, Shareholder/owner, Community dan Visi Perusahaan : Being Market Leader and Trend Setter memiliki nilai-nilai budaya yang dapat menunjang misi dan visi tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya sosialisasi yang baik.
Susanto (1997 : 13-14) menyatakan bahwa keberhasilan proses sosialisasi (usaha organisasi membantu menyesuaikan dengan budaya yang ada), tergantung pada dua hal utama, yaitu : (1) Derajat keberhasilan mendapatkan kesesuaian dari nilai-nilai yang dimiliki oleh karyawan baru terhadap organisasi., (2) Metode sosialisasi yang dipilih oleh manajemen puncak didalam implementasinya.
Lebih lanjut Susanto (1997 : 14) menambahkan bahwa organisasi yang dibantu oleh manajemen puncak harus mampu melakukan sosialisasi terhadap sumber daya manusia agar hasil dari proses sosialisasi tersebut akan mempunyai dampak terhadap produktivitas, komitmen dan perputaran (turn over) dari sumber daya manusia yang ada, sehingga pada akhirnya setelah proses implementasi butir-budaya tersebut dapat dijalankan dengan baik, Budaya Perusahaan tersebut akan mendukung dan mendorong sumber daya manusia untuk mencapai sasaran yang diinginkan oleh organisasi.
Perusahaan yang memiliki budaya yang tertanam kuat akan memiliki karyawan bermotivasi dan berkomitmen tinggi, antara lain : rela berkorban demi kemajuan perusahaan, bersedia memberikan perhatian yang besar pada perkembangan perusahaan dan memiliki tekad yang kuat untuk menjaga eksistensi perusahaan (http://www.angelfire.com/id/akademika/rkstylemcs97.html) .Oleh karena itu strategi komunikasi yang dilaksanakan oleh manajemen Hotel X didalam penerapan dan sosialisasi budaya perusahaan harus disesuaikan dengan kekuatan internal dan eksternal perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Menyusul adanya rencana sejumlah pendirian hotel baru di ibu kota Jateng, hal tersebut menyebabkan semakin meningkatnya persaingan dalam bisnis perhotelan. Untuk bisa memenangi kompetisi bisnis ini diperlukan terobosan dan strategi yang berbeda agar bisa menarik tamu . Pengaruh yang dirasakan oleh Hotel X terutama pada pengorganisasian rencana atau strategi perusahaan untuk menghadapi perubahaan tersebut, diantaranya menetapkan budaya perusahaan sebagai prioritas dan modal utama perusahaan.
Budaya perusahaan berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Budaya yang kuat dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan mendorong pada peningkatan objective perusahaan. Budaya perusahaan sebagai dasar bagi berbagai hal dan berperan sebagai pedoman dalam bersikap, berperilaku mulai dari manajemen sampai karyawan ditingkat rendah dengan tujuan peningkatan produktivitas karyawan.
Sebuah organisasi yang berlandaskan filosofi yang mantap, budaya organisasi memiliki sejumlah peran strategis, yaitu menjadi “perekat” antar para yang terkait (stake holders) yang memiliki tujuan dan kepentingan kepentingan yang berbeda-beda. Sebagai sarana, ia membentuk “sense of belonging” (rasa ikut memiliki) dan “kebanggaan sebagai bagian dari organisasi” para pelaku organisasi. Sejalan dengan ekspektasi para yang terkait (stakeholders), budaya organisasi menggerakkan para karyawan untuk senantiasa segar dengan ide-ide barunya demi kepuasan pelanggan. Dengan menjiwai budaya para karyawan senantiasa membangun kemampuan menanamkan iklim organisasi yang harmonis dengan komunikasi yang senantiasa mencari perbaikan bersama.
Didalam sosialisasi terjadi proses komunikasi yang dapat menghasilkan hambatan atau permasalahan sehingga membutuhkan perhatian secara lebih agar menghasilkan kinerja yang optimal. Proses sosialisasi sebagai bentuk strategi komunikasi berkaitan erat dengan konsep care management yang mengutamakan kepedulian perusahaan, termasuk dari manajemen level atas, terhadap berbagai hal, permasalahan maupun kesejahteraan dari anggotanya dengan tetap berpedoman pada budaya perusahaan yang sudah ditetapkan.
Dipilihnya Hotel X disebabkan perusahaan tersebut sebagai pemain lama dalam bisnis perhotelan di kota X berusaha melakukan perubahan yang diperlukan untuk memposisikan diri agar lebih baik dalam menyikapi dan menjawab tantangan-tantangan bisnis baru, lingkungan usaha yang berubah secara cepat maupun keinginan-keinginan baru yang muncul dari dalam perusahaan. Perubahan dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan terhadap pola pikir, pola pandang dan pola tindak perusahaan, strategi bisnis, budaya perusahaan maupun perilaku dan kemampuan organisasi.
Permasalahan terkait dengan cara mengkomunikasikan budaya perusahaan menarik untuk diteliti, dilihat dari segi nilai budaya yang berlangsung dalam perusahaan, pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan dan proses sosialisasi yang terjadi didalamnya. Kiranya cukup relevan apabila penelitian ini ingin pula mengungkap permasalahan tentang bagaimanakah strategi komunikasi yang diterapkan dalam usaha mensosialisasikan budaya perusahaan dikalangan karyawan dan mengapa strategi tersebut digunakan.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan dalam mensosialisasikan budaya perusahaan dikalangan karyawan serta alur proses sosialisasi budaya perusahaan di Hotel X, selanjutnya diharapkan budaya perusahaaan dalam implementasinya berfungsi sebagai alat ukur dari kegiatan organisasi dan setiap anggota organisasi dalam hal ini karyawan dapat memberikan kontribusi terhadap keberadaan budaya perusahaan yang ada dengan memahami budaya perusahaan yang telah dibakukan dalam beberapa karakteristik didalamnya sebagai wujud nyata perusahaan yang dapat dirasakan keberadaanya oleh seluruh karyawan sehingga pada penerapannya akan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan.
Skripsi Pesan Motivasi Dalam Komunikasi Bisnis Di PT. X (Analisis Berdasarkan Kerangka Pemikiran Douglas McGregor)
(Kode ILMU-KOM-0015) : Skripsi Pesan Motivasi Dalam Komunikasi Bisnis Di PT. X (Analisis Berdasarkan Kerangka Pemikiran Douglas McGregor)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu tugas seorang pemimpin dalam suatu perusahaan adalah memberikan pesan yang inspiratif dan juga motivatif bagi orang-orang yang berada dibawah kepemimpinannya. Pesan yang inspiratif adalah pesan yang dapat memberikan pengarahan dan dapat menggerakkan karyawan untuk melakukan sesuatu tindakan berdasarkan apa yang dirasa dan dilihatnya. Sedangkan pesan motivatif memberikan pengertian sebagai pesan yang dapat memberikan stimulasi-stimulasi atau daya tarik kepada karyawan untuk lebih giat bekerja dan menjalankan pekerjaannya dengan mengoptimalkan seluruh kemampuan dan potensi yang dimiliki.
Pesan-pesan tersebut bisa berupa instruksi, pengarahan ataupun yang lainnya yang pada intinya adalah bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada bawahan untuk bertanggungjawab terhadap apa yang telah diinstruksikan kepadanya. Dalam hal ini, seorang pemimpin yang baik adalah yang memiliki kecakapan dalam memahami karakter, kemampuan dan potensi bawahannya, karena akan mempengaruhi tugas-tugas yang diberikan.
Namun, ketika karyawan melaksanakan instruksi dan pengarahan atau penjelasan pimpinan, mereka seringkali larut dengan pekerjaannya masingmasing, terfokus agar bisa segera menyelesaikan pekerjaan yang dimilikinya. Situasi seperti ini mempengaruhi suasana komunikasi di lingkungan suatu perusahaan. Aktivitas komunikasi menjadi sangat minim dan hanya akan berjalan ketika mereka membutuhkan keterangan atau masukan dari pihak lain. Seperti halnya yang terjadi di lokasi penelitian, yaitu di PT. X, yang dirasa suasana komunikasi seperti ini sering terjadi. Situasi seperti ini belum tentu membuat karyawan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan optimal dalam waktu yang tepat, terkadang malah membuat karyawan itu jenuh dan kehilangan semangatnya dalam mengerjakan pekerjaannya. Meskipun ada ungkapan pepatah yang mengatakan mengenai “sedikit bicara banyak bekerja”, bukan berarti menjadikan para karyawan mengabaikan fungsi komunikasi sebagai satusatunya alat berinteraksi antar sesama rekan kerjanya termasuk dengan pimpinan.
Disinilah urgensi pimpinan diperlukan dalam memberikan perannya meminimalisir permasalahan yang ada dan mengembalikan keseimbangan hidup karyawannya. Hal ini dapat dila kukan dengan memberikan pesan-pesan yang mengandung motif-motif tertentu demi menumbuhkan semangat kerja karyawan.
Berkaitan dengan pesan yang akan disampaikan pimpinan agar menciptakan suatu pesan yang inspiratif dan motivatif bagi karyawan, maka ada dua peran utama yang harus di lakoni oleh seorang pemimpin sesuai dengan karakter karyawan di PT. X ini, yaitu peran instruktor dan motivator.
Dalam hal ini, Thariq Muhammad al-Suwaidan berpendapat bahwa: Peran sebagai instruktor adalah mengarahkan para karyawan tentang bagaimana melaksanakan tugas-tugas, kapan, dan dimana. Sementara peran pengikut adalah mendengarkan dan melaksanakan tugasnya. Dan peran sebagai motivator adalah mendorong para karyawan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara mandiri, menyemangati dan membangkitkan rasa percaya diri mereka, juga mendengarkan pendapat dan memberikan kewenangan, serta menyertakan mereka dalam pengambilan keputusan.
Dari fenomena diatas dibutuhkan kepemimpinan situasional yang dapat menempatkan dirinya sesuai dengan karakter orang yang dihadapinya. Kemampuan seorang pemimpin seperti ini akan memudahkannya untuk menentukan pesan apa yang akan disampaikan yang dapat memberikan motifmotif tersendiri bagi penumbuhan semangat kerja demi kemajuan kinerja karyawan.
Berangkat dari paparan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengakaji pesan-pesan motivasi yang disampaikan pimpinan kepada karyawan dengan berdasarkan pada kerangka pemikiran Douglas Mc.Gregor melalui Teori yang dipopulerkannya , yaitu Teori X dan Teori Y-nya. Teori X dan Teori Y ini memberikan asumsi mengenai dua perilaku manusia yang berlawanan dan memberikan gambaran mengenai bagaimana membingkai pesan dalam memberikan perlakuan perlakuan motivasi bagi keduanya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses komunikasi bisnis antara pimpinan dan karyawan di PT. X?
2. Bagaimana pesan motivasi dalam komunikasi bisnis di PT. X jika dianalisis dalam kerangka pemikiran Douglas Mc. Gregor?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini diadakan dengan beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Memahami proses komunikasi bisnis antara pimpinan dan karyawan di PT. X.
2. Memahami pesan motivasi dalam komunikasi bisnis di PT. X dalam kerangka pemikiran Douglas Mc. Gregor.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis/Akademis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang studi Ilmu Komunikasi dan sebagai bahan pertimbangan bagi prodi komunikasi untuk bahan bacaan atau referensi bagi semua pihak. Kegiatan penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan baru bagi semua pihak khususnya bagi mahasiswa yang mengikuti organisasi intra dan ekstra dalam universitas sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam berorganisasi.
2. Secara Praktis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam bidang komunikasi khususnya komunikasi antara pimpinan dan bawahan dalam suatu perusahaan atau organisasi dimana pimpinan dapat menyampaikan pesan-pesan yang bermakna motivasi bagi bawahannya untuk berprestasi. Sedangkan untuk peneliti diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah daya kritis dan nalar serta mempertajam kondisi komunikasi organisasi yang terjadi dalam suatu perusahaan atau organisasi di lingkungan penelitian.
E. DEFINISI KONSEP
Pada dasarnya konsep merupakan pokok dari penelitian dan suatu konsep sebenarnya definisi singkat dari sejumlah fakta atau gejala yang ada.
Dalam merumuskan suatu hal haruslah dapat dijelaskan sesuai dengan maksud pemakaiannya, harus ditentukan dengan harapan agar orang lain yang membacanya dapat segera memahami maksudnya sesuai dengan maksud penulis menggunakan konsep tersebut. Karena konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal yang perlu dirumuskan. Untuk itu diperlukan penyederhanaan arti kata agar tidak terjadi kesimpangsiuran pemahaman. Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah:
1) Komunikasi Bisnis
Bernard Katz, dalam bukunya Komunikasi Bisnis Praktis berpendapat bahwa dalam makna sederhana, komunikasi adalah proses bertukar pengertian. Pengirim menyampaikan pesan kepada penerima. Sedangkan dalam bisnis, komunikasi berarti bertukar pesan yang berkaitan dengan pencapaian serangkaian tujuan komersial. Idealnya, pesan yang dikomunikasikan dapat diterima penerima dalam format dan dengan intensitas yang sama seperti ketika dikirim. 8
Dalam penelitian kali ini memberikan pengertian bahwa komunikasi bisnis adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan pimpinan kepada karyawan untuk melakukan tindakan pekerjaan tertentu sesuai dengan tujuan perusahaan PT. X.
2) Pesan Motivasi
Ibn Omer Shafrudin berpendapat bahwa Motif adalah faktor internal yang muncul, mengarahkan, dan mengintegrasikan perilaku seseorang. Hal ini tidak dapat disaksikan secara langsung, namum tersimpulkan dari tindakan. Oleh karena itu, motivasi merujuk pada semua usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku manusia terhadap pelaksanaan tujuan organisasional.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pesan motivasi adalah penggunaan simbol-simbol, baik verbal maupun nonverbal yang dilakukan pimpinan untuk menumbuhkan semangat karyawan PT. X dalam menjalankan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Adapun sistematika pembahasan dalam laporan penelitian ini adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.
BAB II : KERANGKA TEORITIS
Bab ini berisi tentang kajian kepustakaan konseptual yang sesuai dengan focus kajian penelitian yang dilakukan dan kerangka teoritik dari teori motivasi Douglas Mc.Gregor.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam Bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, subyek penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik pemeriksaan keabsahan data.
BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini meliputi setting penelitian, penyajian data, analisis data dan pembahasan penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab terakhir ini meliputi kesimpulan dan rekomendasi serta kritik dan saran dari penulis, dan pada bagian akhir skripsi ini disertakan lampiran-lampiran yang mendukung penelitian dilapangan.
Skripsi Peran Humas Untuk Mengangkat Citra Pemerintah Kota X
(Kode ILMU-KOM-0010) : Skripsi Peran Humas Untuk Mengangkat Citra Pemerintah Kota X
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Paradigma baru saat ini meliputi globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang, maka dengan perkembangan itulah banyak pula persaingan diberbagai aspek kehidupan misalnya di dunia kerja untuk mencapai sesuatu yang berbeda dan yang terbaik, maka di dunia kerja kita dituntut untuk memiliki ketrampilan, ilmu dan kemampuan. Oleh karena itu untuk mencapainya kinerja yang maksimal salah satu Lembaga pendidikan yaitu Perguruan Tinggi harus mampu mencetak Sumber Daya Manusianya yang mampu bersaing dan mapan, untuk mempersiapkan itu semua maka Universitas X Fakultas Ilmu Sosial dan Politik mewajibkan para mahasiswanya mengadakan pelatihan magang di Instansi Pemerintahan maupun Istansi Swasta, agar dapat menerapkan dan mempraktekan ilmu yang pernah di dapat selama kuliah dengan kenyataan di dunia kerja.
Membahas tentang Komunikasi dan Public Relation dalam melaksanakan fungsi dan kegiatannya Public Relation berpusat pada komunikasi. Berarti bahwa tidak ada aktifitas tanpa ada komunikasi secara langsung maupun tidak lansung, verbal maupun non verbal dengan bentuk apapun, karena dengan komunikasi kita bisa menciptakan persamaan pengertian mengenai informasi, ide, pemikiran, dan sikap kita terhadap rang lain, sehingga menumbuhkan terciptanya persamaan mengenai pesan tertentu sehingga mendapatkan suatu pengertian.
Dalam proses komunikasi ada komponen-komponen yang terlibat diantaranya sumber, pesan, saluran, dan komunikasi. Bahwa saat ini perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi kita untuk menutup-nutupi suatu fakta. Maka dengan komunikasi itu menjadi muncul adanya saling pengertian dan kepercayaan.
Dewasa ini Humas dituntut untuk manghadapi dan mempunyai fungsi yang beragam, tentunya dengan bersikap professional. Bersikap professional, yaitu berfikir secara meluas, orientasi bertanggungjawab kepada masyarakat, pemahaman dan realisasi. Sehingga Public Relation secara continue meminimalisasi munculnya keluhan, konflik, isu-isu dan sebagainya. Fungsi Public Relation yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi atau perusahaan, suasana kerja yang kondusif, peka terhadap karyawan yang perlu pendekatan khusus, perlu dimotivasi dalam meningkatkan kerjanya. Itu semua menunjukan bahwa Public Relation berakar pola pikir pragmatis dan harmonis, terutama dalam meminimalkan konflik, dengan menggunakan pendekatan, komunikasi timbal balik akan sangat membantu menemukan srategi bagaimana mengatasi konflik yang terjadi.
Humas dalam lembaga pemerintahan merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka tugas penyebaran informasi dan kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan lembaga pemerintahan dan kepada masyarakat. Terutama di Indonesia lembaga kehumasan sangatlah diperlukan. Humas ini merupakan kelanjutan dari proses penetapan kebijakan pemerintah, pemberi layanan informasi kepada masyarakat, sehingga humas itu berada memperoleh kepercayaan dari publiknya, yaitu masyarakat dalam arti luas. Maka dari itu sikap dan pelayanan yang baik sangat penting demi terciptanya Citra yang baik.
Sedangkan keberadaan dari Humas dan Protokol di Pemerintah Kota ini bertujuan menyampaikan informasi dan komunikasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mampu mengembangkan dukungan masyarakat terhadap kebijakan pada masyarakat. Sehingga Humas di Pemerintah harus melakukan penyesuaian-penyesuaian peran dan fungsinya dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, supaya Humas Pemerintah mampu membangun Citra Pemerintah yang baik.
Untuk masyarakat sekarang ini peran dan pengaruh Humas dan Protokol sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan di dalam dan oleh masyarakat yang tidak memerlukan pemberitaan. Karena berita sudah menjadi kebutuhan utama. Berdasarkan hal tersebut mendorong minat penulis untuk melakukan Kuliah Kerja Media di Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota X yang beralamatkan di Jl. Jenderal Sudirman No. 2 yang merupakan salah satu Instansi Pemerintah yang tentunya tidak terlepas dari sorotan masyarakat luas mulai dari kinerja, kebijakan, maupun nama baik Pemerintah Kota sendiri. Komunikasi tidak akan terjadi bila tidak ada masyarakat, dan juga manusia tidak dapat hidup dan berkembangkan dengan sempurna tanpa komunikasi.
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Khusus
a. Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu teorotis yang telah didapat di bangku kuliah ke dalam praktik yang sesungguhnya.
b. Membuka interaksi antar dunia akademisi dan dunia usaha dalam simbiosis mutualisme (saling menguntungkan)
c. Mendapat pengalaman tentang kerja di bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota X yang sesungguhnya sehingga akan didapat gambaran nyata tentang berbagai hal mengenai dunia kerja yang aplikatif.
d. Mengetahui pola kerja dan perilaku pekerja di bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota X dengan harapan dapat memiliki pengalaman dan belajar dari pengalaman tersebut.
e. Membuka wawasan baru tentang suatu Instansi Pemerintahan dan aktivitas kerja Instansi tersebut.
2. Tujuan Umum
Untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa Diploma III Komunikasi Terapan dengan minat utama Public Relation Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas X dalam memperoleh gelar Profesional Ahli Madya di bidang Public Relation.
Skripsi Pesan Moral Islami Dalam Film Ayat-Ayat Cinta (Kajian Analisis Semiotik Model Roland Barthes dan Model Wacana Van Dijk)
(Kode ILMU-KOM-0014) : Skripsi Pesan Moral Islami Dalam Film Ayat-Ayat Cinta (Kajian Analisis Semiotik Model Roland Barthes dan Model Wacana Van Dijk)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Film Indonesia sekarang ini adalah kelanjutan dari tradisi tontonan rakyat sejak masa tradisional, dan masa penjajahan sampai masa kemerdekaan. Untuk meningkatkan apresiasi penonton film Indonesia adalah dengan menyempurnakan permainan trik-trik serealistis dan sehalus mungkin, seni akting yang lebih nyata, pembenahan struktur cerita, pembenahan setting budaya yang lebih dapat dipertanggung jawabkan, penyuguhan gambar yang lebih estetis dan sebagainya.
Menurut Onong Uchjana, “film adalah cerita singkat yang ditampilkan dalam bentuk gambar dan suara yang dikemas sedemikian rupa dengan permainan kamera, teknik editing, dan scenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona”1.
Film sendiri merupakan gambar hidup, yang juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang lain dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, atau oleh animasi.
Dalam perkembangannya film tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan semata tetapi juga digunakan sebagai alat propaganda, terutama menyangkut tujuan sosial atau nasional. Berdasarkan pada pencapaiannya yang menggambarkan realitas, film dapat memberikan imbas secara emosional dan popularitas. Karena film mempunyai pengaruh besar terhadap jiwa manusia, sehubungan dengan ilmu jiwa sosial terdapat gejala apa yang disebut identifikasi psikologis. Kekuatan dan kemampuan sebuah film menjangkau banyak segmen sosial, membuat film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayak. Film merupakan dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas yang mewakili realitas kelompok masyarakat. Baik realitas bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenar nya. Perkembangan film begitu cepat dan tidak terprediksi, membuat film kini disadari sebagai fenomena budaya yang progresif.
Penayangan film Ayat-Ayat Cinta di studio 21 menjadi magnet yang begitu dahsyat. Sejak awal penayangannya 28 Februari XXXX, ribuan pengunjung dari kalangan tua maupun muda larut dalam penasaran kedahsyatan film yang sarat pesan moral islami. Bahkan di hari pertama hingga keempat penayangan film ini, para penonton telah memesan tiket terlebih dulu, baru bisa menonton. Itu pun mereka harus menunggu pada penayangan selanjutnya. Diperkirakan 700-1000 orang menyaksikan film yang mengadopsi novel karangan Habiburrahman El-Shirazy.
Memang jika dibandingkan dengan film-film produksi Indonesia lainnya, film ini sangat bagus untuk standarisasi film nasional, film Ayat-Ayat Cinta sudah bisa dikatakan membawa sebuah warna baru dalam industri perfilman di Indonesia.
Berawal dari Novel Ayat-ayat Cinta yang ditulis oleh seorang novelis sekaligus sarjana lulusan Universitas Al Azhar, Habiburrahman El Shirazy, adalah sebuah novel roman Islami yang menyajikan nilai-nilai ajaran Islam dengan gaya artistik yang sangat berbeda dengan novel Islami yang selama ini telah banyak dihasilkan. Novel setebal 411 yang diterbitkan pertama kali pada bulan Desember 2004 dan cetakan keduanya menyusul pada Januari 2005.
Ayat-Ayat Cinta, adalah sebuah film yang sarat pesan moral islami. Banyak hal yang bisa penonton temukan dalam film tersebut. Antara lain nilai-nilai ajaran agama, khususnya Islam, hubungan sosial dan budaya, juga masala h percintaan dalam kehidupan kaula muda pada khususnya, dapat dikatakan tidak hanya sebagai sebuah film cinta (seperti tergambar dalam judul), tapi juga dapat dikatakan sebagai sebuah film religi dan juga film budaya.
Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan kajian lebih mendalam lagi tentang film Ayat-Ayat Cinta dalam rangka memahami makna Pesan Moral Islam i yang terkandung dalam film tersebut dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana makna Pesan Moral Islami dalam film Ayat-Ayat Cinta yang ditandai dengan gambar, bahasa, dan pesan lisan?
2. Bagaimana model pengungkapan pesan lisan dalam film Ayat-Ayat Cinta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini Bertujuan:
1. Memahami makna Pesan Moral Islami dalam film Ayat-Ayat Cinta yang ditandai dengan gambar, bahasa, dan pesan lisan.
2. Memahami model pengungkapan pesan lisan dalam film Ayat-Ayat Cinta.
D. Manfaat Penelitian
Secara Teoritis :
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah keilmuan dalam bidang Ilmu Komunikasi yang terkait dengan ilmu semiotika.
Secara Praktis:
Manfaat secara praktis antara lain :
1. Untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi pembuat film, agar dapat membuat film yang lebih kreatif, sarat makna dan sesuai dengan etika budaya masyarakat Indonesia.
2. Dapat digunakan sebagai salah satu pendukung evaluasi kelebihan dan kekurangan film yang telah dibuat sebelumnya, sehingga untuk kedepannya dapat menghasilkan film yang lebih berkualitas.
E. Definisi Konsep
Agar terarah pada tujuan penelitian dan tidak terjadi kesalahpahaman atau kesinampangan dalam memahami isi skripsi ini, maka perlu adanya pembatasan pengertian yang menjadi bahasan pada judul.
1. Moral, ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak)2. Akhlak merupakan suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran3. Moral berkaitan dengan disiplin dan kemajuan kualitas perasaan, emosi, dan kecenderungan manusia. Nilai-nilai moral diartikan sebagai berfikir, berkata dan bertindak baik.
2. Islami disini adalah sikap atau perilaku dalam konteks pergaulan yang sesuai dengan syariat Islam.
3. Film Ayat-ayat Cinta, adalah sebuah film Indonesia karya Hanung Bramantyo yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Adya Mecca, dan Melanie Putria. Film ini merupakan film religi hasil adaptasi dari sebuah novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy berjudul Ayat Ayat Cinta , dan melakukan penaya ngan perdana dan serentak diseluruh bioskop di Indonesia pada tanggal 28 Februari XXXX. Walaupun kisah dalam film dan novel Ayat-Ayat Cinta berlatarkan kehidupan di Kairo, namun proses pengambilan gambar tidak dilakukan di kota tersebut.
4. Semiotika secara epistimologis menurut Roland Barthes adalah : Istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda disini didefinisikan sebagai sesuatu atas dasar konvensial sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Sedangkan secara terminologis dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-obyek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Dimana aliran konotasi pada waktu mene laah sistem tanda tidak berpegang pada makna primer, tetapi melalui makna konotasi. 4
5. Analisis Wacana adalah : Studi tentang struktur pesan dalam komunikasi yang menelaah aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Dalam upaya menganalisis unit bahasa yang lebih besar dari kalimat tersebut, analisis wacana tidak terlepas dari pemakaian kaidah berbagai cabang ilmu bahasa, seperti halnya semantic, sintaksis, morfologi dan fonologi.5 Dengan demikian, Pesan Moral Islami yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu pelajaran atau pengetahuan tentang akhlak yang baik dan benar dalam pergaulan menurut Islam yang ingin disampaikan kepada penonton khususnya kaum muda, lewat media sinema berupa film yang berjudul “Ayat-Ayat Cinta”, dengan menggunakan analisis semiotik Roland Barthes dan analisis wacana Van Dijk sebagai kajian penelitian, untuk memahami makna Pesan Moral Islami dan model pengungkapan Pesan Lisan yang ada dalam film religi tersebut.
F. Sistematika Pembahasan
Berikut sistematika pembahasan skripsi yang berjudul Pesan Moral Islami dalam film Ayat-Ayat Cinta (studi Analisis Semiotik Roland Barthes).
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini mengungkap tentang fenomena kesenjangan yang melatarbelakangi sebuah penelitian dan batasan pembahasan penelitian yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II : KERANGKA TEORITIK
Kerangka Teoritik menguraikan tentang beberapa hal yang menyangkut tentang pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini memiliki empat pokok bahasan yaitu; kajian pustaka, kajian teoritik dan penelitian terdahulu yang relevan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam penelitian ini menjelaskan beberapa variabel penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam metode penelitian, variabelvariabel ini meliputi: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Unit Analisis, dan Tahapan Penelitian.
BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Pembahasan tentang penyajian data yang berkaitan dengan penelitian pada bab ini bertujuan untuk memahami segala yang berkaitan dengan obyek penelitian yang meliputi : Deskripsi Obyek Penelitian, Penyajian Data, Analisis Data dan Pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Penutup berupa kesimpulan dan saran penelitian. Menyajikan inti dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengungkapkan saran-saran tentang beberapa rekomendasi untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya.