(Kode PEND-AIS-0006) : Skripsi Menjadikan Anak Unggul Dalam Prestasi Pendidikan Agama Islam (Kajian Penerapan Konsep Metode Integrated Di SD IT Lab. School X)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membahas tentang metode memang tidak ada habisnya. Hal ini menunjukkan akan adanya bentuk kepedulian terhadap anak didik agar bisa lebih mudah dalam menerima materi pelajaran. Seiring dengan meningkatnya kualitas SDM yang ditandai oleh adanya globalisasi dan persaingan ketat, maka sektor pendidikan merupakan hal yang paling fundamental dalam mengatasi masalah. Sehingga sudah sewajarnya pembangunan sektor pendidikan mendapatkan prioritas dalam membangun dan menghasilkan SDM yang mampu mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini pendidikan sangat mempunyai tanggung jawab besar untuk mencerdaskan masyarakat bangsa ini. Sebagaimana yang telah termaktub dalam Undang-undang bahwasanya pendidikan nasio nal bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengertian dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan kebangsaan. 1
Jelas sudah bahwasanya pendidikan mempunyai peran penting dan tanggung jawab besar untuk menyiapkan generasi penerus, membawa tongkat estafet kepemimpinan bangsa ke depan. Maju mundurnya, tergantung bagaimana proses dan pembentukan kaderisasi itu untuk memangkas berbagai problem yang melanda bangsa ini
Oleh karenanya, kenapa pendidikan mempunyai peranan yang amat menentukan. Dalam hal ini pendidikan adala h sarana untuk pencerdasan dan menumbuhkembangkan segala potensi peserta didik. Dalam sebuah proses yang akan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang terampil dalam kehidupan sehari-hari, tidak gagap ketika terjun ke masyarakat.2 Dan untuk memungkinkan hal tersebut, semua ini sangat berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang ada, oleh karena itu pengembangan kepribadian dan menambah pengetahuan serta meningkatkan keterampilan sangat penting, karena pada dasarnya titik berat pembangunan terletak pada peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Penguasaan pengetahuan yang aplikatif memang mutlak dan perlu. Terutama dalam ranah pendidikan ini.
Masalah pendidikan juga telah tersurat bahwa “tujuan pendidikan Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.”3 Dan telah diperkuat juga bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”4
Dalam dua tata aturan di atas tergurat jelas bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya berorientasi untuk meraih kerja yang layak dengan gaji yang mencukupi. Lebih dari itu, pendidikan memikul beban tanggung jawab membentuk watak cerdas serta menumbuhkembangkan segala potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bermartabat.
Pendidikan sebagaimana dipahami dari paradigma Islam, diartikan sebagai bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.5 Dalam pembentukan kepribadian seseorang akan terbentuk dengan melalui proses yang panjang dan bertahap. Sehubungan dengan hal tersebut, Ahmad D. Marimba dalam bukunya “Pengantar Filsafat Pendidikan Islam” mengemukakan bahwa proses kepribadian itu terbagi dalam tiga tahap yaitu :
Pertama, Pembiasaan, tahap pembiasaan ini merupakan cara yang baik bagi pembentukan pribadi muslim. Kedua, Pembentukan pengertian, sikap, minat. Pada tahap ini dimaksud agar dimengerti dan memahami tentang faedah-faedah dari agama yang mereka kerjakan dan akibatnya jika meninggalkan, sehingga perbuatan keagamaan itu mereka lakukan dengan penuh kesadaran. Ketiga, Tahap pembentukan kerohanian yang luhur. Tahap ini diistilahkan dengan pembentukan diri sendiri maksudnya segala apa yang didapat, dilihat dan didengar, dia sendiri yang patut memilih dan menentukan mana yang harus diambil dan yang harus ditinggalkan, semua atas tanggung jawabnya sendiri. 6
Guna terciptanya kelancaran implementasi pendidikan yang baik, maka yang akan menjadi sorotan langsung adalah sejauh mana guru melakukan perbaikan kualitas dirinya, seperti : kompetensi pedagogik, professional, kepribadian dan sosial. Dengan begitu, kelak siswa-siswi nantinya tidak sematamata mahir dalam masalah teori saja, tetapi juga dalam mereka bisa dikatakan berhasil dalam penguasaan praktik.
Artinya, lembaga pendidikan yang ada harus bisa mencetak manusiamanusia yang berprestasi dan unggul serta bermartabat. Ketika siswa dapat meraih prestasi atau suatu keberhasilan, hal itu karena terlebih dahulu telah didesain oleh guru-guru yang berkompeten. Dengan menggunakan pendekatanpendekatan metode yang efektif dan efisien yang memudahkan peserta didik dalam memahami bahan ajar yang akan disampaikan. Sehingga dengan adanya pendekatan-pendekatan metode tersebut maka akan menjadikan suasana pembelajaran yang dulunya kaku, akhirnya menjadi menyenangkan. Dulu sasarannya hanya kognitif, kini menjadi kognitif-emosional-sosial. Dulu hanya berdasarkan tingkah laku, kini menjadi keterbukaan pada hasil penemuan siswa.
Di dalam pokok pembahasan setelah ini adalah berkenaan dengan metode Integrated, yang menerapkan bagaimana peserta didik dapat dengan mudah memahami mata pelajaran yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Hal ini sangat erat berkaitan dengan usaha pencapaian pada target yang diinginkan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka membantu mencerdaskan anak bangsa. Jadi cara ataupun model pembelajaran yang seperti ini adalah bagaimana guru mengusahakan dengan cara menggunakan metodemetode penggabungan antar bidang studi, namun tidak melepaskan penetapan skala prioritas kurik uler, menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Sehingga murid mampu dengan mudah menyerap mata pelajaran yang menjadi bahan ajar dari guru. Sedangkan guru bias dengan menemukan potensi skill yang dimiliki oleh peserta didik.
Pada umumnya, jika diamati proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, akan terlihat jelas bahwa metode kuno atau konvensional yang telah digunakan selama ini adalah metode yang tidak menghargai harkat peserta didik sebagai manusia seutuhnya.7 Apa maksudnya? Telah diketahui bahwa sebagai makhluk yang bernama manusia yang terdiri dari tubuh fisik, manusia terdiri dari badan dan batin. Batin sendiri terdiri dari empat komponen yaitu pikiran, ingatan, perasaan dan kesadaran. Maka dari itu. Agar proses pembelajaran bisa berhasil dan optimal serta maksimal, maka harus mengakomodasi kedua aspek ini, yaitu badan dan batin.
Dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode integrated ini adalah suatu bagian terkecil dari metode pembelajaran terpadu, yang berusaha untuk mempertemukan serta mengakomodasikan kedua aspek yang telah tersebut di atas, yaitu badan dan batin. Sepintas dari hasil pengamatan dari lapangan, metode ini terkesan sangat efektif karena pada dasarnya metode ini adalah suatu upaya untuk mengoptimalkan potensi melalui keaktifan peserta didik. Akan tetapi hal itu ternyata tidak cukup dengan itu saja. Perpaduan antar bidang studi dan berdasarkan pengalaman dari peserta didik yang menjadi inti dari ciri khusus metode ini sangat membantu peserta didik dalam menemukan makna pendidikan utuh. Dan mereka tampak belajar dengan cara belajar yang benar, sesuai dengan kepribadian dan keunikan mereka masing-masing. Hal ini terjadi karena ternyata mereka bias belajar dengan perasaan senang dan penuh semangat yang disertai rasa keingintahuan yang kuat. Sehingga hasil dari proses pembelajaran yang seperti itu sangat berdampak pada psikologis mereka yang terkesan tidak ada keterpaksaan. Itu artinya, karena murid ditempatkan sebagai pusat dari proses pembelajaran, sebagai subyek pendidikan, tidak seperti yang terjadi selama ini, anak didik ditempatkan dalam posisi yang tidak pas, yaitu sebagai obyek pendidikan.
Metode ini adalah satu jalinan yang sangat efisien yang meliputi diri anak didik, guru, proses pembelajaran dan lingkungan pembelajaran. Berangkat dari sini, pendidik harus bisa membawa peserta didik untuk bisa berkembang sesuai dengan potensi mereka seutuhnya. Karena adanya seorang guru dan anak didik di dalam kelas, tidak berarti proses pendidikan dapat berlangsung secara otomatis.
Maksudnya, bila ada proses pengajaran, tidak berarti pasti diikuti dengan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan, di samping pendidik menjadi pemantau dan pengarah dalam proses pembelajaran, pendidik juga harus bisa memadukan 3 hal, yaitu kurikulum (materi yang akan diajarkan), proses (bagaimana materi diajarkan), produk (hasil dari proses pembelajaran).8 Agar waktu yang ada tidak terbuang sia-sia, Karena terdapatnya pendidik yang tidak dapat memadukan antara kurikuler dan proses pembelajaran, sehingga akan berakibat pada produk atau hasil dari pembelajaran yang tidak optimal dan tidak sesuai dengan target.
Ketika berbicara produk, maka fokus bahasannya tidak akan terlepas prestasi yang telah digapai oleh peserta didik. Sekiranya prestasi boleh diidentikkan dengan “sukses”, maka prestasi ataupun sukses sejatinya bermakna dan bernuansa sangat relative.9 Dalam kedua perspektif tersebut, ukuran seseorang berprestasi atau sukses berangkat dari nilai ”keunggulan kompetitif ”, biasanya keadaan ini berkaitan dengan faktor skill, keterampilan, atau kemampuan seseorang, sesederhana apa pun kemampuan itu. Dengan berbekal skill tersebut lalu berkaryalah dia, prosesi berkarya dan akhirnya menghasilkan suatu karya, itulah prestasi. Apalagi dalam prosesi berkarya itu sendiri terkandung nilai-nilai luhur, seperti niat untuk mendapatkan atau menghasilkan sesuatu, tekad untuk mewujudkannya, lalu tekun, sabar, dan telaten dalam mewujudkannya, hingga lahirlah sebuah karya. Walhasil, hal tersebut sangat bisa untuk diberikan penilaian “sukses” dan dinyatakan telah berprestasi. Untuk mencapai suatu keberhasilan, maka diperlukan inovasi-inovasi baru berupa pengembangan suatu metode dalam proses belajar mengajar yang mengacu pada bentuk akan keberhasilan suatu prestasi. Pada dasarnya pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan yang menghasilkan suatu alat atau cara yang baru. 10
Berkaitan dengan hal tersebut berbagai pihak yang menganalisa dan melihat perlunya diterapkan metode baru yaitu metode hasil pengembangan yang salah satunya adalah pengembangan berlandaskan organisasi yang bersifat integrative. Oleh karenanya SD X memakai salah satu strategi, yaitu strategi belajar yang menitikberatkan keterpaduan ya ng dirancang dalam pembelajaran.
Beberapa pengembangan dalam banyak metode yang ada diantaranya adalah menggunakan metode Integrated yaitu mengintegrasikan, memasukkan, memadukan atau melebur materi-materi pelajaran yang satu dengan materi pelajaran yang lain. Berkenaan dengan hal ini lembaga SD X dalam penerapan metode integrated ini tidak melalui mata pelajaran yang terpisah-pisah. Namun harus dijalin suatu keutuhan yang meniadakan batas-batas tertentu dari masing-masing bahan pelajaran. Dalam ruang lingkup metode Integrated yang mensyaratkan kebulatan bahan pelajaran ini diharapkan juga dapat membentuk kepribadian anak didik dan juga semua aspek yang dapat pendukung. Karena pada dasarnya seseorang itu tidak cukup dinilai dari tingkat IQ saja, melainkan EQ dan SQ yang juga berperan di dalamnya, oleh karena itu dalam proses belajarnya siswa harus dirangsang untuk mengoptimalkan semua kecerdasan yang dimiliki. Sehingga nantinya diharapkan siswa lebih terampil atau mempunyai kecakapan hidup (life skill). Terampil yang dimaksud meliputi pemecahan problem secara kreatif, berfikir kritis, keterampilan kepemimpinan, perspektif global, keyakinan untuk memainkan peran penuh dan menentukan masa depan masyarakat dan kemajuan merencanakan hidup di tengah era perubahan yang luar biasa pesat.11
Dengan metode Integrated yang diterapkan oleh SD X ini yaitu karena melihat bahwa metode ini sangat efektif untuk menemukan tingkat potensi dan keterampilan dalam mendidik peserta didik. Dalam metode ini terdapat pengintegrasian mata pelajaran dalam konteks yang lebih luas dan lebih mudah dipahami, maka perlu diterapkan strategi yang efektif, dan belajar dengan cara yang menyenangkan (joyful learning) dan disenangi oleh siswa, sebagai salah satu alternatif yang bisa diterapkan dalam proses belajar mengajar. Belajar yang menyenangkan bukan hanya diartikan proses dengan membebaskan anak untuk bertindak semaunya, tetapi merupakan sebuah usaha yang mampu menyajikan suasana yang lebih menyenangkan sekaligus memberi rasa kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Caranya bisa dengan penataan kelas yang indah, lingkungan yang nyaman dan sebagainya. SD X adalah salah satu sekolah yang termasuk dan merupakan sebuah masyarakat kecil (mini society) dan sebagai wahana pengembangan peserta didik, yang berusaha untuk menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis (democratize instructions) agar terjadi proses belajar yang menyenangkan. Berusaha Menciptakan kesempatan untuk membawa kegembiraan dalam kegiatan mengajar dan belajar yang akan lebih menyenangkan, karena kegembiraan siswa siap belajar dengan lebih mudah dan bahkan dapat mengubah sikap negatif.12
Aset yang paling berharga dari belajar yang harus dimiliki adalah sikap positif.13 Dalam lingkungan sekolah kreativitas seorang guru sangat menentukan dalam proses belajar mengajar ketika guru mampu memerankan dirinya dan menjadikan siswanya sebagai partner dalam belajar, maka yang tercipta dalam kelas adalah rasa keakraban dan kenyamanan dengan kondisi seperti itu maka sikap-sikap positif siswa akan semakin nampak.
B. Rumusan Masalah
Penelitian yang berobjek masalah-masalah persekolahan, bertujuan untuk meningkatkan efektifitas program belajar mengajar agar tercapai prestasi belajar secara maksimal. 14
Dengan demikian maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yang akan diangkat serta dikaji dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimanakah konsep metode Integrated diterapkan di SD X?
2. Adakah faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan konsep metode Integrated ?
3. Bagaimanakah upaya mengoptimalkan penerapan konsep metode Integrated terhadap prestasi agama Islam di SD X?
C. Tujuan Penelitian
Terdapat beberapa tujuan dalam rangka pencapaian dalam penelitian ini. Peneliti
1. Mengetahui bagaimanakah konsep metode Integrated diterapkan di SD X
2. Mengetahui adakah faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan metode Integrated
3. Mengetahui bagaimanakah upaya mengoptimalkan penerapan konsep metode Integrated terhadap prestasi agama Islam di SD X
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Institut Agama Islam Negeri X berguna sebagai bahan koleksi perpustakaan serta referensi ilmiah pada kajian keilmuan untuk pengembangan kegiatan pembelajaran.
2. Bagi penulis berguna sebagai sarana dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan berbagai pengalaman.
3. Bagi lembaga pendidikan SD X sebagai bahan masukan tentang urgensi metode Integrated dalam proses belajar mengajar serta penghayatan nilai-nilai agama Islam bagi anak didik SD X.
E. Definisi Operasional
1. Penerapan : Pelaksanaan; implementasi.15
2. Metode Integrated :
• Metode : cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja.16
• Metode Integrated : Bagian terkecil dari pendekatan model pembelajaran terpadu dengan tipe Integrated (keterpaduan), yaitu tipe pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang, menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dalam beberapa bidang studi (Fogarty, 1991 : 76).17
Metode ini merupakan suatu bentuk upaya yang diterapkan untuk menemukan potensi skill yang dimiliki oleh murid.
3. Unggul : Mental tangguh dan berpikir kreatif. 18 sementara unggul di sini adalah terdapat suatu tujuan dari pada pendidikan, bahwa ternyata murid tidak hanya cukup dengan cerdas dan pandai saja. Tetapi bagaimana murid mempunyai mental yang tangguh dan mampu berpikir kreatif dan inovatif.
4. Prestasi Pendidikan Agama Islam :
• Prestasi : Idiom prestasi boleh diidentikkan dengan “sukses”, maka prestasi atau sukses sejatinya bermakna dan bernuansa sangat relatif.19 Terdapat juga pengertian yaitu hasil yang telah dicapai.20
• Pendidikan : Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan antara manusia dewasa dengan anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Potensi di sini adalah potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan dan keterampilan. 21
• Pendidikan Islam adalah Rangkaian proses sistematis, terencana dan komprehensif dalam upaya mentransfer nilai-nilai kepada siswa, mengembangkan potensi yang ada pada siswa. Sehingga mampu melaksanakan tugasnya di muka bumi sebaik-baiknya sesuai dengan nilainilai Ilahiyah yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadist pada semua dimensi kehidupannnya.22
• Agama Islam : Pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah hidupnya, sehingga terbentuk pola motivasi.23 Sesuai dengan dasar pedoman ummat Islam yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadist.
Dalam menentukan proses berpikir, merasa dan berbuat dan proses terbentuknya kata hati. 24
• Prestasi Pendidikan Agama Islam : Prestasi agama Islam di sini berupa pengembangan skill baik di bidang ilmu agama dan juga ilmu umum yang juga berupa skill. Bentuk pengembangan skill di sini tidak memisahkan antara agama dan ilmu yang telah ada. Karena agama Islam di sini berperan sebagai kontrol dari setiap perkembangan ilmu yang ada.
5. SD X : Adalah sekolah yang mempunyai visi dan misi untuk meluluskan siswa yang berakidah salimah, berakhlakul karimah dan berprestasi akademik tinggi yang mempunyai kemampuan dalam melakukan perubahan lingkungannya menuju kehidupan Islami berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan menjadi lembaga dakwah berbasis pendidikan serta sekolah Islam percontohan. Sekolah ini adalah sebagai tempat penelitian pada skripsi ini. Dan yang akan menjadi objek lapangan serta bahan acuan untuk mendapatkan kebenaran objektif pada beberapa metode yang telah digunakan oleh sekolah tersebut. Lokasi ini tepatnya di X.
Jadi berdasarkan definisi yang telah ada di atas, sangat perlu penulis tegaskan bahwa dalam penelitian ini adalah proses untuk mempelajari dan meneliti serta mengetahui bentuk metode integrated untuk menjadikan anak unggul dalam prestasi agama Islam ketika diterapkan di lapangan. Sehingga prestasi agama di sini dapat menjadi bekal bagi peserta didik dan sebagai kontrol dalam kehidupan dan juga perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. Dengan menggunakan metode ini akan mempermudah guru dalam penyampaian materi untuk mencapai target pendidikan. Adapun batasan prestasi Pendidikan Agama Islam dalam skripsi ini, penulis memfokuskan pada segi kognitifnya atau segi pengetahuan. Mengingat kompleksnya permasalahan jika semua aspek disertakan dalam penelitian ini.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam pendekatan ini yang dipakai oleh penulis adalah termasuk pendekatan deskriptif kualitatif. Yaitu terdapatnya sebuah upaya pengumpulan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap kualitas belajar mengajar, kemudian menganalisa faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya terhadap prestasi agama. Faktor-faktor yang sekiranya dapat dijadikan fokus perhatian bagi terbentuknya kualitas belajar mengajar yang baik diantaranya : guru, alat-alat pelajaran, kurikulum, metode mengajar dan siswa sendiri.
Pendekatan diantaranya yang termasuk bagian dari pendekatan deskriptif berupa survei yang merupakan cara untuk mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan untuk mendapatkan sejumlah data lapangan.
Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, tape recorder, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.26 Dalam hal ini peneliti akan terus mencari kelengkapan data yang mungkin dalam bentuk aslinya dan menelaah satu demi satu pada tiap bagian. Pada tiap keadaan di lapangan, peneliti akan senantiasa memanfaatkan kesempatan dalam penggalian data tersebut, sehingga dengan demikian peneliti dapat mengambil kesimpulan dan memandang bahwa sesuatu yang telah terjadi memang demikian keadaannya.
Penelitian ini pada hakekatnya merupakan wahana untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Kumpulan dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan pada cara berpikir dan penelitian.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam suatu proses penelitian sangat penting keberadaannya. Karena dengan adanya penelitilah yang akan mencari datadata konkret seperti data yang akan didapat dari buku-buku sebagai referensi, dan setelah itu peneliti akan mencoba mengkomparasikan atau bahkan memadukan serta membuktikan dengan aplikasi lapangan yang telah ditemukan. Apakah proses penerapan yang ditemukan di lapangan oleh peneliti sudah sesuai dengan teori yang ada. Sejauh mana teori tersebut mampu diterapkan dan kendala apa yang dapat menjadi penghambat dalam penerapan teori tersebut. Itulah sebabnya kenapa keberadaan peneliti menempati posisi yang sangat penting dalam suatu penelitian. Karena peneliti itulah yang akan menguak keterkaitan antara teori dan praktik di lapangan.
3. Lokasi Penelitian
Peneliti akan mengadakan penelitian SD X. Peneliti merasa adanya ketertarikan untuk melakukan penelitian di laboratorium karena di sana terdapat pengkolaborasian antar pelajaran dengan berbagai contoh yang dapat diambil dari berbagai banyak pelajaran. Maksudnya adalah di masa sekarang yang biasa diteliti di laboratorium bukan lagi monopoli satu ilmu saja, tetapi banyak bidang, termasuk penelitian bahasa dan juga bidang keagamaan yang dikolaborasikan dengan banyak mata pelajaran lain. Sesuatu yang biasa terjadi, proses pembelajaran yang terjadi di kelas akan sangat berbeda ketika siswa belajar di laboratorium. Oleh karenanya penelitian di sekolah sebenarnya lebih menarik jika kondisi pembelajarannya berada di laboratorium, dengan kondisi yang berbeda dari pada di kelas dan juga berdampak pada psikologis siswa.
4. Sumber Data
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Dalam kajian ini tidak terlepas dari adanya jenis data yang akan dikumpulkan sebagai bahan kajian. Berangkat dari permasalahan skripsi ini maka jenis data yang relevan sebagai bahan kajian dalam skripsi ini adalah :
1) Data kualitatif yaitu data yang dapat diukur secara tidak langsung atau data yang tidak berbentuk angka-angka. Yang termasuk data kualitatif di sini seperti keadaan guru, karyawan, siswa, serta sarana dan prasarana.
2) Data kuantitatif data yang hanya dapat diukur secara langsung atau lebih tepatnya dapat dihitung. Yang termasuk data kuantitatif dalam data ini seperti : jumlah guru, karyawan, siswa, serta sarana dan prasarana.
b. Sumber Data Empiris
Yang dimaksud dengan sumber data pada penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu meliputi informasi yang langsung diperoleh dari pihak yang berkaitan erat dengan perilaku responden. Dalam hal ini yang menjadi sumber data adalah : Kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa.
2) Sumber Data Sekunder
Sedangkan untuk sumber data sekunder yaitu sumber informasi yang diperoleh dari pihak yang tidak langsung berkaitan dengan efektifitas dari penerapan metode Integrated. Data ini digali dari sekitar lokasi penerapan metode tersebut seperti : dokumentasi, buku panduan dan referensi yang mengacu pada bahan pendukung dalam pokok penelitian.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian kualitatif ini selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti. Peneliti sendiri di sini akan menggunakan menyusun instrumen, diantaranya adalah observasi, interview dan dokumentasi. Pada poin yang ini merupakan pekerjaan yang penting di dalam langkah penelitian. Pada menyusun instrument pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu mengumpulkan variabel yang tepat.
Untuk mendapatkan data-data tersebut, penulis menggunakan beberapa teknik yaitu :
a. Observasi
Observasi sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata, berupa pengamatan, menggunakan seluruh alat indera.27 Jadi observasi ini dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti.28 Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan kevalidan data yang ada di lapangan. Seperti keberadaan geografis lokasi penelitian, kondisi PBM (Proses belajar mengajar) seperti lokasi pelaksanaan, sarana dan prasarana, metode yang digunakan, interaksi guru dan siswa dan juga manajemen sekolah, dan masih banyak lagi. Untuk proses ini yaitu suatu pengamatan langsung yang dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.
b. Interview
Proses Tanya jawab dalam penelitian langsung secara lisan antara dua orang atau lebih, dengan cara bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau berbagai macam keterangan. Interview biasanya juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.29 Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data agar memperoleh informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.30 Biasanya interview ini dilakukan untuk mendapatkan kelengkapan data yang diperoleh dari hasil observasi. Karena dengan observasi saja ternyata tidak cukup, dengan diadakannya interview, maka peneliti bisa lebih banyak tahu dari sumber langsung yang memang digelutinya dan berada di lingkungan tersebut.
c. Dokumentasi
Guba dan Lincoln mendefinisikan dokumen adalah segala macam bahan yang tertulis.31 Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam metode dokumentasi ini peneliti, menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah-majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.32 Pengertian lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa prasasti dan simbol-simbol. Untuk dokumen yang akan diambil dalam dokumen ini biasanya tentang : Struktur organisasi, jumlah dan nama-nama pengurus, jumlah dan nama siswa, arsip pelaksanaan kegiatan yang meliputi : silabus, materi, agenda dan evaluasi kegiatan, dan dokumentasi berupa foto-foto. Dengan adanya dokumentasi ini akan menjadi bukti tersurat bukan lagi tersirat, yang menambah bukti keilmiahan pada suatu penelitian.
6. Analisis Data
Analisis data ini adalah sebuah proses lanjutan dari proses pengumpulan data yang merupakan proses upaya penataan secara sistematis dalam mencatat hasil dari pengumpulan data, seperti hasil observasi, interview dan lainnya. Semua ini dilakukan dalam rangka untuk memudahkan peneliti memahami tentang tema yang diangkat dan yang akan menjadi bahan temuan bagi orang lain.
Data yang telah didapat dari lapangan, kemudian dianalisis secara reflektif. Guba dan Lincoln (1985) mengatakan bahwa kebenaran itu hanya diperoleh dari lapangan, yaitu merefleksikan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan tersebut.33 Dalam pengumpulan data ini harus juga didukung dalam analisis deduktif dan analisis induktif. Berfikir reflektif ini adalah berfikir dalam proses mondar-mandir secara sangat cepat antara induksi dan deduksi, antara abstraksi dan penjabaran. 34 Akan tetapi dalam proses penelitian ke depan, analisis data yang akan dipakai oleh peneliti adalah berupa analisis deduktif. Peneliti memilih analisis deduktif karena dipandang lebih efektif untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
7. Tahap Penelitian
Pada kelanjutan penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang hendak dilakukan oleh peneliti. Pertama, menentukan masalah penelitian, dalam hal ini peneliti mengadakan studi pendahuluan. Kedua, Mengumpulkan data, pada tahap ini peneliti memulai dengan menentukan sumber data, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan pencapaian prestasi dalam bidang agama Islam yang berkenaan dengan metode integrated yang telah dipakai oleh SD X untuk membantu mempermudah anak didik dalam belajar. Ketiga, tahapan ini akan diakhiri dengan penggunaan metode observasi, interview dan dokumentasi. Keempat, menganalisis data dan menyajikannya dalam sebuah kesimpulan penelitian.
G. Sistematika Pembahasan
Bab I : PENDAHULUAN
Bab I di dalamnya meliputi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisikan tinjauan umum tentang Metode Integrated terhadap tinjauan Metode Integrated meliputi : Pengertian Metode Integrated, Prinsip Dasar Pembelajaran Integrated, Tujuan-tujuan Metode Integrated, Beberapa Contoh Model Integrasi, Langkahlangkah Perencanaan Pengajaran Metode Integrated, Kelebihan Dan Kelemahan Metode Integrated. Kemudian tinjauan tentang Anak Unggul Dalam Prestasi Pendidikan Agama Islam meliputi : Pengertian Anak Unggul Dalam Prestasi, Pengertian Pendidikan, Pengertian Pendidikan Agama Islam, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam. Dan selanjutnya tinjauan tentang Penerapan Metode Integrated Untuk Menjadikan Anak Unggul Dalam Prestasi Pendidikan Agama Islam
Bab III : LAPORAN HASIL PENELITIAN : PENYAJIAN DATA DAN ANALISI DATA
Dalam hal ini meliputi gambaran obyek umum dan penyajian analisis data, pertama adalah Profil SD X yang meliputi Sejarah Singkat Berdirinya lembaga pendidikan SD X, latar belakang, Visi dan Misi SD X, tujuan, lokasi, Struktur Organisasi dan Kepengurusan, Keadaan Guru dan Karyawan, Keadaan Siswa, Keadaan Sarana dan Prasarana, Garis Besar Program SD X, Program-Program Kegiatan SD X, Kurikulum Yang Diterapkan di SD X, dan yang terkhir adalah analisis yang meliputi Sistem Pendidikan, Sistem FullDay, Strategi Pelaksana an Pengajaran SD X, Proses Pencapaian Quality Assurance (QA), Langkah-langkah perencanaan pengajaran terpadu dengan Memakai metode integrated, Pembuatan silabus,Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Dokumentasi hasil ujian kelas 4 semester 1 2007-2008, 12 Jaminan Kualitas Yang Ditawarkan Oleh SD X,Jadwal Pelajaran yang mana semua kegiatan sekecil apapun masuk dalam jadwal.
Bab IV : PENUTUP DAN SARAN
Home » All posts
Skripsi Menjadikan Anak Unggul Dalam Prestasi Pendidikan Agama Islam (Kajian Penerapan Konsep Metode Integrated Di SD IT Lab. School X)
Skripsi Implementasi Model Pembelajaran Guru Ramah Anak Pada Pendidikan Agama Islam Di SD X
(Kode PEND-AIS-0005) : Skripsi Implementasi Model Pembelajaran Guru Ramah Anak Pada Pendidikan Agama Islam Di SD X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail, dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal I, (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses bela jar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Selamanya pendidikan tetap menjadi alternatif dalam mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia, utamanya untuk mempersiapkan generasi mendatang agar mampu menjawab tentang perubahan zaman melalui proses belajar mengajar yang merupakan dua konsep yang hampir tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, terutama dalam praktiknya di sekolah.
Menurut Bagne (1977) bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai, dan perubahan kemampuannya, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja). Perubahan tingkah laku tersebut harus dapat bertahan selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian, belajar pada dasarnya dapat dipandang sebagai suatu proses perubahan positif kualitatif yang terjadi pada tingkah laku siswa sebagai subyek didik akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, kemampuan berfikir logis dan kritis, kemampuan interaktif dan kreatifitas yang telah dicapainya. Konsep belajar demikian menempatkan manusia yang belajar tidak hanya pada proses teknis, tetapi sekaligus pada proses normatif. Hal ini amat penting agar perkembangan kepribadian dan kemampuan belajar siswa terjadi secara harmonis dan optimal.
Proses belajar bisa berlangsung secara efektif apabila semua faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri siswa) diperhatikan oleh guru. Seorang guru harus bisa mengetahui potensi, kecerdasan, minat, motivasi, gaya belajar, sikap, dan latar belakang sosial ekonomi dan budaya yang merupakan faktor internal siswa. Begitu juga faktor eksternal seperti tujuan, materi, strategi, pendekatan pembelajaran, metode, iklim sosial dalam kelas, sistem evaluasi dan lain-lain.
Menurut Benjamin Franklin bahwa sistem pendidikan yang ada di Indonesia sekarang menganggap siswa sebagai bejana kosong yang perlu di isi, bukan menyalakan semangat agar siswa bergairah belajar. Karena tujuannya untuk mengisi bejana, maka siswa sering dijejali dengan berbagai materi pelajaran sebanyak-banyaknya. Waktu belajar siswa di sekolah selama 6-7 jam sehari, serasa belum cukup sehingga para murid perlu diberikan pekerjaan rumah yang memerlukan waktu sampai larut malam untuk menyelesaikannya. Sistem pendidikan seperti ini membuat “api” (gairah) anak untuk belajar menjadi pudar sebelum dewasa. Apabila tidak ada semangat, kegairahan serta rasa cinta untuk belajar, maka harapan untuk membentuk menusia unggul yang cerdas akal budinya, kreatif serta mampu memberikan solusi bagi masalah kehidupan akan gagal pula.3
Dan bahkan juga sering kita jumpai anak-anak kecil berangkat ke sekolah dengan beban berat (tas besar dengan berisikan banyak alat sekolah) dengan wajah yang tidak ceria, pulang sekolah dengan wajah lesu dan tertekan karena banyaknya pekerjaan rumah yang dibebankan, padahal di usia SD yaitu usia sekolah 7-12 th adalah masa-masa keriangan dan kegembiraan. Pola belajar yang diterapkan kurang memberi kebebasan berpikir, banyak teori dan hafalan serta terfokus pada pencapaian target kurikulum. Dan karena inilah mereka kehilangan keceriaan dan dunia bermain mereka, mereka kehilangan dunia mereka yang penuh dengan suasana bermain, bernyanyi, menari, berfantasi dan melakukan sesuatu tanpa beban. Mereka juga akan kehilangan kemerdekaannya sebagai anak kecil. Dengan demikian, peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah haruslah mampu mengembangkan bakat dan kemampuan siswa secara optimal. Sehingga siswa dapat mewujudkan potensi dirinya serta dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran di sekolah.
Dalam hal ini para praktisi pendidikan khususnya pemerintah telah berusaha menghidupkan kembali aktivitas pendidikan melalui cara-cara pendidikan yang betul-betul mencerdaskan dan dapat dinikmati oleh anak didik. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan pendidikan nasional oleh DEPDIKNAS, sebagaimana telah dijelaskan dalam UU SISDIKNAS pasal 40 ayat 2 yang berbunyi, “pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, kreatif, dinamis dan dialogis.”4
Dari pasal tersebut, mengandung arti bahwa para pendidik atau seorang guru tidak boleh mendominasi pengetahuan peserta didik. Peserta didik harus diberi kebebasan dalam menggali pengetahuan. Dan guru harus lebih kreatif dalam menciptakan belajar yang menyenangkan, ramah, efektif dan efisien bagi siswa.
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran seperti ini diharapkan dapat mengurangi beban peserta didik dalam proses belajar. Sebagaimana ungkapan Dr. Arif Rahman bahwa, “kasus di sekolah-sekolah yang membuat anak kehilangan semangat belajar dan pada dasarnya tidak ada seorang anak pun yang dilahirkan menjadi anak pemalas atau pemarah, oleh karena itu perlu adanya suasana yang
menyenangkan, membebaskan dan demokratis.”5
Model pembelajaran yang berkembang saat ini banyak bentuknya, antara yang satu dengan yang lain mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.6 Pada dasarnya model pembelajaran yang diterapkan di sekolah bertujuan untuk memotivasi belajar siswa sehingga tercipta proses belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan.
Model pembelajaran merupakan pola pembelajaran uang didesain sedemikian rupa, diterapkan dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Model pembelajaran merupakan hal yang mutlak dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Proses pendidikan bisa berjalan efektif, apabila model pembelajaran yang diterapkan di kelas mampu menumbuhkan gairah siswa untuk belajar.7
Di antara sekian model pembelajaran yang ada, di sini penulis mencoba meneliti tentang model pembelajaran ramah guru ramah anak, yang menerapkan pembelajaran yang menyenangkan, membebaskan dan demokratis.
Pembelajaran ramah guru ramah anak adalah suatu strategi pembelajaran yang lebih memperhatikan pada proses belajar dan pengembangan potensi anak, dalam hal ini seorang guru menyadari akan potens i anak didik dan perlu dikembangkan. Potensi itu bisa berkembang jika diberikan kepercayaan. Secara alamiah seorang yang dipercaya akan berusaha menjaga kepercayaan tersebut dengan sungguh-sungguh. 8
Konsep pembelajaran ramah guru ramah anak di sini adalah penanaman rasa cinta kepada anak didik berupa kelembutan, bukan kekerasan. Karena kekerasan bukan jalan yang terbaik untuk mendidik anak apapun alasannya. Dengan kekerasan yang diberikan oleh guru ha nya akan menyebabkan rasa takut yang mendalam bagi anak. Belajar dengan rasa takut tidak akan memperoleh hasil yang maksimal. 9 Dengan hukuman yang salah dan kekerasan juga akan menimbulkan perasaan tersiksa pada diri anak, dan sekolah pun terkesan menjadi lembaga yang menakutkan dan jauh dari nilai pengasuhan. Oleh karena itu pendidikan yang tidak ramah akan menghambat proses pembelajaran anak untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Dalam model pembelajaran ramah guru ramah anak akan terjadi proses belajar sedemikian rupa sehingga siswa merasakan senang mengikuti pelajaran, tidak ada rasa takut, cemas dan was-was, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif serta tidak merasa rendah diri karena bersaing dengan teman siswa lain. Diterapkan pula metode pembelajaran yang variatif dan inovatif, misalnya belajar tidak harus di dalam kelas, sehingga menghasilkan proses belajar yang efektif.
Adapun dalam pengelolaan kelas, siswa dilibatkan dalam penataan bangku, dekorasi dan ilustrasi yang menggambarkan ilmu pengetahuan. Siswa dilibatkan dalam menentukan mana dinding atau dekorasi serta siswa dilibatkan dalam memajang hasil karyanya, sehingga siswa menjadi betah di dalam kelas. Sekolah, sesuai asal katanya, “escole” yang berarti tempat bermain, semestinya menjadi tempat yang menyenangkan bagi siswa.11 Maka dari itu dengan pembelajaran ramah guru ramah anak diharapkan sekolah mampu menjadi rumah kedua bagi siswa sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan kasih sayang. Karena dalam pembelajaran ini terdapat ikatan yang kuat antara guru dan siswa dalam suasana yang menyenangkan dan tidak ada tekanan baik fisik maupun psikologi. Sebab adanya tekanan apapun bentuknya hanya akan mengerdilkan pikiran dan mental siswa, sedangkan kebebasan dan kasih sayang apapun wujudnya akan dapat mendorong terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif.12
Model pembelajaran yang telah berkembang, dapat diterapkan pada semua mata pelajaran yang ada di sekolah dengan melalui desain pembelajaran yang disesuaikan pada materi yang bersangkutan juga dengan karakter anak. Begitu juga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan salah satu bidang studi yang wajib diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan atas. Dari keterangan di atas telah jelas betapa pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi siswa.
Pendidikan Agama Islam menurut Zarkowi Soejoeti, 13 terbagi dalam tiga pengertian. Pertama, “pendidikan Islam”, adalah jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya di dorong oleh hasrat dan semangat cita-cita untuk mengejawantahkan nilai-nilai Islam, baik yang tercermin dalam nama lembaganya, maupun dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai sumber nilai yang akan diwujudkan dalam seluruh kegiatan. Kedua, jenis pendidikan yang memberikan perhatian sekaligus menjadikan ajaran Islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang diselenggarakan. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai bidang studi, sebagai ilmu, dan diperlakukan sebagai ilmu yang lain. Ketiga, jenis pendidikan yang mencakup dua pengertian di atas. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai sumber nilai sekaligus sebagai bidang studi yang ditawarkan melalui program studi yang diselenggarakan.
Pendidikan Agama Islam tidak tertuju kepada pembentukan akal saja, melainkan tertuju kepada setiap bagian jiwa sehingga setiap bagian jiwa itu menjadi mampu melaksanakan tugas sebagaimana dikehendaki oleh Allah. 14 Sedangkan tujuan khusus pendidikan Agama Islam ialah tujuan pendidikan agama pada setiap tingkatan. Untuk tingkat sekolah dasar, pendidikan agama Islam diberikan bertujuan untuk antara lain : menanamkan rasa agama terhadap siswa, menanamkan perasaan cinta kepada Allah dan rasul-Nya, memperkenalkan ajaran Islam yang bersifat global, membiasakan anak-anak berakhlak mulia, dan melatih anak-anak untuk merealisasikan ibadah yang bersifat praktis, serta membiasakan tauladan yang baik.15
Pendidikan Agama Islam di Indonesia ditempatkan pada kedudukan yang tinggi dalam sistem pendidikan nasional dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perkembangan bangsa Indonesia. Pendidikan agama Islam mendapat prioritas utama.16
Namun terdapat pertentangan dengan praktik pendidikan agama saat ini, karena pendidikan tidak mampu memberdayakan peserta didik dalam penguasaan pengetahuan teoritis, penghayatan dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga terletak pada sistem pendidikan di antaranya mengenai model pembelajaran yang diterapkan kurang efektif dan efisien. 17
Sesuai dengan realitas yang ada sekarang, bahwa proses pembelajaran yang digunakan oleh guru PAI selama ini lebih banyak menggunakan metode ceramah. Guru memberikan penjelasan dengan metode berceramah dan siswa sebagai pendengar. Metode pembelajaran ini kurang efektif dalam memberi arahan pada proses pencarian, pemahaman, penemuan dan penerapan serta menyebabkan peserta didik akan merasa bosan dan malas untuk belajar, sehingga pendidikan agama Islam kurang dapat memberi pengaruh yang berarti pada kehidupan sehari-hari.
Yang harus dipikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar implementasi PAI itu bisa seiring dan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Maka dengan hadirnya model pembelajaran ramah guru ramah anak yang didesain dengan metode yang variatif dan proses pembelajaran yang partisipatif, diharapkan mampu menciptakan anak didik yang berakhlak mulai sesuai dengan tujuan Pendidikan Agama Islam.
SD Muhammadiyah X merupakan SD Islam favorit di Jawa Timur yang berada di antara SD lain di kota Surabaya. SD Muhammadiyah X saat ini mengemban visi dan misi sebagai sekolah modern yang Islami. Sebagai sekolah yang mempunyai sikap peduli terhadap pengembangan potensi anak didik. SD Muhammadiyah X bertujuan mewujudkan sekolah unggul yang menguasai ilmu pengetahuan yang dilandasi iman dan taqwa. SD Muhammadiyah X telah menerapkan berbagai bentuk model pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga mampu memotivasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran ramah guru ramah anak, yang bertujuan antara lain : agar anak dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan tanpa terbebani, untuk menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi siswa, dapat tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal, dan lain-lain. Oleh karena itu SD Muhammadiyah X mendesain model pembelajaran ramah guru ramah anak sedemikian rupa dengan penerapan metode-metode yang beragam serta pengelolaan kelas yang menyenangkan, didukung pula dengan penanaman nilai-nilai positif oleh kepala sekolah dan segenap tenaga kependidikan di sana.
Maka dari itu penulis tertarik dan merasa perlu untuk mengangkat masalah tersebut dalam skripsi dengan judul : “Implementasi Model Pembelajaran Ramah Guru Ramah Anak Pada Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah X”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diuraikan bahwa masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran ramah guru ramah anak di SD Muhammadiyah X?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran agama Islam di SD Muhammadiyah X?
3. Bagaimana implementasi pembelajaran ramah guru ramah anak pada pendidikan agama Islam di SD Muhammadiyah X?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan pembahasan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran ramah guru ramah anak di SD Muhammadiyah X.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran agama Islam di SD Muhammadiyah X.
3. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran ramah guru ramah anak pada pendidikan agama Islam di SD Muhammadiyah X.
D. Kegunaan Penelitian
Setelah penulis menyelesaikan kajian ilmiah mengenai implementasi model pembelajaran ramah guru ramah anak pada Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah X, maka diharapkan nantinya dapat berguna bagi, antara lain :
1. Bagi penulis, sebagai calon guru, penelitian ini sebagai bekal teoritis dan praktis dalam mengimplementasikan pembelajaran ramah guru ramah anak di lapangan.
2. Bagi lembaga pendidikan yang diteliti, dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
dalam implementasi pembelajaran ramah guru ramah anak pada Pendidikan Agama Islam khususnya dan pelaksanaan bidang studi lainnya.
3. Bagi para pendidik, hal ini merupakan hasil pemikiran yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk melaksanakan usaha pengajaran menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang dicita-citakan.
E. Definisi Operasional
Kerlinger (1973) menyatakan definisi operasional adalah definisi yang dapat diukur, karena dalam penelitian harus diketahui terjemahan istilah atau konsep yang jelas.18 Guna mempermudah pembahasan, penulis menegaskan istilah-istilah penting yang perlu dimengerti, sebagai berikut :
1. Judul Skripsi
Implementasi Model Pembelajaran Ramah Guru Ramah Anak Pada Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah X.
2. Implementasi
Yaitu pelaksanaan. 19 Implementasi juga berasal dari kata dalam bahasa Inggris, implement yang berarti melaksanakan. Jadi implementation yang diIndonesiakan menjadi implementasi berarti pelaksanaan. 20 Jadi judul penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan model pembelajaran ramah guru ramah anak pada Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah X.
3. Model pembelajaran ramah guru ramah anak
Ramah adalah manis tutur kata dan sikap, suka bergaul, serta menyenangkan dalam pergaulan. 21
Secara garis besar model pembelajaran ramah guru ramah anak adalah strategi pembelajaran yang memperhatikan pada proses pembelajaran yang menanamkan rasa cinta dan kasih sayang kepada anak didik serta memunculkan pendekatan motivasi bukan pemaksaan kehendak guru. 22
4. Pendidikan Agama Islam
Adalah proses transformasi dan realisasi nilai-nilai ajaran Islam/fungsi rububiyah melalui pembelajaran baik formal kepada manusia (siswa) untuk dihayati, dipedomani dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka menyiapkan dan membimbing serta mengarahkannya, agar nantinya mampu melaksanakan tugas kekhalifahan di muka bumi dengan sebaikbaiknya.
5. SD Muhammadiyah X
Adalah suatu lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Muhammadiyah, yang berlokasi di Jl. X.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Tahap-tahap Penelitian
Penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijadikan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar dan hati-hati, serta sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran. 24
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.25
Adapun bentuk penelitiannya adalah deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan hanya bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena dalam situasi tertentu. Dan penelitian ini hanya ingin mengetahui yang berhubungan dengan keadaan sesuatu, selain itu penelitian termasuk dalam penelitian yang tidak perlu merumuskan hipotesis (non hypothesis) terlebih dahulu dan juga bukan untuk
mengujinya, tetapi hanya mempelajari gejala-gejala sebanyak mungkin.
b. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
1. Menentukan masalah penelitian. Dalam tahap ini peneliti mengadakan studi pendahuluan.
2. Pengumpulan data. Pada tahap ini peneliti mulai dengan menentukan sumber data, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan, dari segenap individu yang berkompeten di SD Muhammadiyah X. Pada tahap ini diakhiri dengan pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.
3. Analisis dan penyajian data, yaitu menganalisis data dan akhirnya ditarik suatu kesimpulan.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Sumber data literer
Yaitu sumber data yang diperoleh peneliti dari buku-buku yang sesuai dengan masalah yang diteliti, termasuk dalam hal ini karya ilmiah dan buku-buku panduan yang berkaitan dengan model pembelajaran ramah guru ramah anak. Termasuk dalam hal ini adalah dokumendokumen tentang keadaan lembaga pendidikan yang bersangkutan serta catatan lain yang mendukung dalam implementasi model pembelajaran ramah guru ramah anak.
b. Sumber data lapangan
Yaitu sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian, yang meliputi sumber data manusia, yang terdiri dari kepala Sekolah, guru kelas, dan guru Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah X.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang akurat maka diperlukan beberapa metode untuk mengumpulkan data, sehingga data yang diperoleh berfungsi sebagai data yang valid dan objektif serta tidak menyimpang. Maka metode yang digunakan adalah :
a. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian. 26
Dalam metode observasi ini, peneliti menggunakan teknik observasi partisipatoris atau partisipan, artinya peneliti hanya berperan sebagai pengamat saja tanpa ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam pelaksanaannya. Metode observasi ini digunakan untuk mencari data tentang pelaksanaan model pembelajaran ramah guru ramah anak di SD Muhammadiyah X.
b. Metode Interview/Wawancara
Metode wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi verbal. 27 Dalam artian bahwa metode ini berbentuk tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. 28
Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang pelaksanaan atau penerapan model pembelajaran ramah guru ramah anak di SD Muhammadiyah X. Interview ini dilakukan oleh peneliti dengan kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam, dan tenaga kependidikan yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai halhal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.29 Metode dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data, jumlah keseluruhan peserta didik, guru dan tenaga kependidikan di samping juga letak geografis, peta-peta, foto-foto kegiatan, data inventaris terhadap pemenuhan kebutuhan material dalam mengajar seperti alat bantu, poster, dan wujud lain yang diperlukan untuk menunjang kejelasan objek penelitian.
4. Teknik Analisa Data
Menganalisis data merupakan kegiatan inti yang terpenting dan paling menentukan dalam penelitian. Analisis data ini dilakukan dalam *** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN ***
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang tata uraian penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan. Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Landasan Teori. Landasan teori merupakan studi literatur atau teoritis
yang membahas tentang isi penelitian. Dalam hal ini berisi tentang tinjauan mengenai model pembelajaran ramah guru ramah anak, tinjauan tentang pembelajaran PAI, dan implementasi model pembelajaran ramah guru ramah anak pada pembelajaran PAI.
BAB III : Laporan Hasil Penelitian. Pada bab ini akan dibahas laporan hasil penelitian yang menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, penyajian data, analisa data yang mencakup tentang bentuk implementasi model pembelajaran ramah guru ramah anak pada Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah X.
BAB IV : Penutup. Merupakan bab akhir dari pembahasan skripsi ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Skripsi Efektifitas Strategi Belajar PQ4R Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Study Fiqih Kelas V Di MI Negeri X
(Kode PEND-AIS-0003) : Skripsi Efektifitas Strategi Belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Study Fiqih Kelas V Di MI Negeri X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting. Abad mendatang merupakan suatu tantangan bagi generasi yang akan datang. Terutama bagi bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional dan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain.
Berkaitan dengan masalah pendidikan telah disebutkan tujuan nasional dalam undang-undang republik Indonesia No.20 tahun 2003 Bab II pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta tanggung jawab.”
Di dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan seorang pendidik yang berkualitas sehingga dalam pola pembelajaran yang diajarkan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Di dalam ajaran agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan termasuk didalamnya seorang guru. Karena guru adalah seorang pengajar dan juga pendidik yang selalu mencurahkan pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didiknya agar anak didiknya nanti juga memiliki pengetahuan, sehingga dapat mengamalkan dalam kehidupan masyarakat. Dan juga seorang guru telah diakui sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Bahkan Allah akan mengangkat dan meninggikan mereka dengan beberapa derajat. Sebagaimana firman Allah pada surat al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al – Mujadalah : 11)
Maka dari itu, seorang pendidik mempunyai tugas yang sangat besar dan berat dalam menjalankan profesinya. Sebab, keberadaan seorang pendidik sangat besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan yang dirasakan oleh anak didik.
Dalam proses belajar mengajar, dibutuhkan seorang pendidik yang mampu berkualitas serta diharapkan dapat mengarahkan anak didik menjadi generasi yang kita harapkan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa. Untuk itu, guru tidak hanya cukup menyampaikan materi pelajaran semata, akan tetapi guru juga harus pandai menciptakan suasana belajar ya ng baik, serta juga mempertimbangkan pemakaian metode dan strategi dalam mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai pula dengan keadaan anak didik.
Keberadaan guru dan siswa merupakan 2 faktor yang sangat penting dimana diantara keduanya saling berkaitan. Kegiatan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kegiatan mengajar guru, karena dalam proses pembelajaran guru tetap mempunyai suatu peran yang penting dalam memberikan suatu ilmu kepada anak didiknya. Salah satu masalah yang dihadapi guru dalam menyelenggarakan pelajaran adalah bagaimana menimbulkan aktifitas dan keaktifan dalam diri siswa untuk dapat belajar secara efektif. Sebab, keberhasilan dalam suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya aktifitas belajar siswa.
Salah satu cara untuk menimbulkan aktifitas belajar siswa adalah dengan merubah kegiatan – kegiataan belajar yang monoton. Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi belajar PQ4R pada bidang studi fiqih. Strategi PQ4R merupakan teknik belajar untuk membantu siswa memahami dan mengingat materi yang dibaca dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku.
Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kinerja memori dalam memahami substansi teks yang dapat mendorong pembaca melakukan pengolahan materi secara lebih mendalam dan luas. Strategi PQ4R merupakan suatu strategi belajar yang meminta siswa untuk melakukan Preview (tugas membaca cepat dengan memperhatikan judul-judul dan topic utama, tujuan umum dan rangkuman, serta rumusan isi bacaan), Question (mendalami topic dan judul utama dengan mengajukan pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan dalam bacaan tersebut, kemudian mencoba menjawabnya sendiri), Read (tugas membaca bahan bacaan secara cermat dengan mengajukan pengecekan pada langkah kedua), Reflect (melakukan refleksi sambil membaca dengan cara menciptakan gambaran visual dari bacaan dan menghubungkan informasi baru di dalam bacaan tentang apa yang telah diketahui), Recite (melakukan resitasi dengan menjawab pertanyaan melalui suara keras yang diajukan tanpa membuka buku) dan Review (mengulang kembali seluruh bacaan kemudian membaca ulang bila diperlukan dan sekali lagi menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan) pada materi yang dipelajari. Oleh karena itu, penerapan strategi belajar PQ4R dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam ini dianggap relevan karena strategi PQ4R merupakan strategi untuk memahami materi yang dibaca sedangkan membaca mempunyai aspek sosial, yaitu proses yang menghubungkan perasaan, pemikiran dan tingkah laku seorang manusia yang lain.
Dengan menggunakan strategi PQ4R dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam diharapkan siswa dapat menjadi pembaca aktif dan terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam materi Pendidikan Agama Islam. Selain itu dapat memotivasi belajar siswa dan mampu memahami, mengingat dan menerapkan pesan yang terkandung dalam materi PAI.
Di samping itu, motivasi merupakan salah satu factor yang turut menentukan keefektifan proses balajar mengajar. Callahan dan clark mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah satu tujuan tertentu.
Motivasi belajar memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar. Sehingga siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan mempunyai semangat yang besar untuk melaksanakan kegiatan belajar tersebut. Oleh karena itu, motivasi belajar yang ada pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dalam membantu peserta didik memahami materi fiqih, maka penulis mengkaji dan meneliti permasalhan tersebut dengan judul skipsi “Efektifitas Strategi Belajar PQ4R terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Study Fiqih Kelas V di MI Negeri X.”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan Strategi Belajar PQ4R dalam pembelajaran bidang studi Fiqih Kelas V di MI Negeri X?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa tehadap bidang studi Fiqih Kelas V di MI Negeri X?
3. Adakah efektifitas penerapan startegi PQ4R terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi Fiqih Kelas V di MI Negeri X?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan Rumusan Masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan strategi PQ4R pada bidang studi Fiqih Kelas V di MI Negeri X.
2. Untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa melalui strategi PQ4R pada bidang studi Fiqih Kelas V di MI Negeri X.
3. Untuk membuktikan adanya efektifitas penerapan strategi PQ4R terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi Fiqih Kelas V di MI Negeri X.
Adapun penelitian ini mempunyai beberapa manfaat yang dapat diperoleh, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa
a. Memberikan motivasi kepada siswa sehingga lebih aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran.
b. Memberikan motivasi kepada siswa sehingga dapat mencapai ketuntasan belajarnya.
2. Bagi Guru sebagai masukan dalam melaksanakan strategi pembelajaran PQ4R sehingga berguna bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran pada materi Pendidikan Agama Islam.
3. Menambah wawasan keilmuan peneliti khususnya dalam pembelajaran pada materi Pendidikan Agama Islam.
4. Sebagai prasyarat karya tulis ilmiah untuk memenuhi program sarjana strata satu (S1) pada fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri X.
5. Memberikan sumbangsih terhadap dunia pendidikan Indonesia.
6. Menambah kesempurnaan dan kelengkapan dalam riset pendidikan baik secara implisit maupun eksplisit tanpa mengurangi hasil dari riset pendidikan yang telah diimplementasikan maupun belum.
D. Batasan Masalah
Sangatlah penting bagi penulis dalam membatasi masalah untuk membuat pembaca mudah memahaminya. Dalam skripsi ini penulis hanya memfokuskan pada :
1. Strategi belajar yang dikembangkan adalah strategi belajar PQ4R.
2. PAI dalam penelitian ini diaplikasikan pada bidang studi Fiqih Kelas V materi binatang yang halal dan haram.
3. Pelaksanaan penerapan strategi PQ4R pada bidang studi Fiqih difokuskan pada kelas V di MI Negeri X. Kelas V A sebagai kelas kontrol dan kelas V B sebagai kelas eksperimen.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban/kesimpulan sementara terhadap masalah yang diteliti dan diuji dengan data yang terkumpul melalui kegiatan penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto, penelitian mempunyai dua hipotesis, yakni :
1. Hipotesis Kerja/Hipotesis Alternative yang berlambangkan (Ha). Hipotesis ini menyatakan bahwa ada hubungan antara variabel Independent (X) dengan variabel Dependent (Y). Yakni “Adanya pengaruh yang signifikan antara strategi PQ4R terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi Fiqih Kelas V di MI Negeri X.”
2. Hipotesis Nol/Hipotesis Nihil yang berlambangkan (Ho). Hipotesis ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel Independent (X) dengan variabel Dependent (Y). Yakni “Tidak adanya pengaruh antara strategi PQ4R terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi Fiqih Kelas V di MI Negeri X.”
Dengan melihat pada dua hipotesis diatas, peneliti mengambil hipotesis yang pertama, hipotesis ini digunakan untuk mencari jawaban atas rumusan masalah yang ketiga yakni “Adanya efektifitas pelaksanaan strategi belajar PQ4R terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi Fiqih kelas V di MI Negeri X”. Dengan demikian, Rumusan Masalah yang ke tiga dapat dipenuhi jika (Ha) diterima. Sedangkan untuk mencari (Ho) digunakan analisis data menggunakan Uji “t”.
F. Definisi Operasional
Agar dalam pemahaman penulisan ini tidak terjadi kerancuan makna/salah persepsi, maka dipandang perlu dalam penulisan ini dicantumkan definisi dari permasalahan yang di angkat :
1. Efektifitas : berasal dari kata efektif yang berarti tepat guna, berhasil atau ada efeknya, pengaruhnya, akibatnya. Dalam skripsi ini yang dimaksud dengan efektifitas adalah ada pengaruh antara pelaksanaan strategi belajar PQ4R terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi fiqih kelas V di MI Negeri X.
2. Strategi : Rencana yang cermat untuk mencapai sasaran.
3. Strategi belajar PQ4R : teknik belajar untuk membantu siswa memahami dan mengingat materi yang dibaca. P singkatan dari Preview (membaca selintas dengan cepat), Q untuk question (bertanya), 4R singkatan dari Read (membaca), Reflect (refleksi), Recite (tanya jawab sendiri) dan Review (mengulang secara menyeluruh).
4. Motivasi : tenaga dari dalam diri manusia yang mendorong bertindak, suatu proses yang berlangsung dalam dari seseorang.
5. Belajar : suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut di tampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap kebiasaan, keterampilan daya pikir dan lain-lain kemampuan.
6. Siswa : salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar.
G. Metodologi Penelitian
1. Identifikasi Variabel
Bertolak dari masalah penelitian yang telah dikemukakan diatas maka dengan mudah dapat dikenali variabel-variabel penelitiannya. Bahwa dalam penelitian masalah yang kita bahas ini mempunyai dua variabel, yaitu :
a. Independent Variabel atau Variabel Bebas disebut dengan Variabel (X) yaitu Strategi PQ4R disebut demikian karena kemunculannya atau keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain.
b. Dependent Variabel atau Variabel Terikat disebut dengan Variabel (Y) yaitu motivasi belajar disebut demikian karena kemunculannya disebabkan atau dipengaruhi variabel lain.
2. Jenis dan Rancangan Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti atau penulis untuk meneliti (mengetahui) ada atau tidaknya pengaruh strategi PQ4R terhadap motivasi belajar siswa bidang studi fiqih kelas V di MIN Negeri X adalah merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu penelitian yang membandingkan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menerapkan treatment strategi PQ4R.
Menurut Ibnu Hajar, penelitian eksperimen dapat dikenali dengan enam ciri khusus, sebagai berikut :
1) Ekuivalensi statistik dari subyek dalam kelompok yang berbeda.
2) Adanya perbandingan antara dua kelompok atau lebih.
3) Adanya manipulasi perlakuan, setidaknya pada satu variabel independent.
4) Adanya pengukuran untuk masing-masing variabel dependent.
5) Penggunaan statistik inferensial.
6) Adanya desain yang dapat mengontrol secara ketat variabel asing.
Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.14 Cambell dan Stanley mambagi jenis-jenis desain penelitian berdasarkan baik buruknya eksperimen atau sempurna tidaknya eksperimen.15 Secara garis besar mereka mengelompokkan atas :
1) Pre-eksperimental design (eksperimen yang belum baik).
2) True-eksperimental design (eksperimen yang dianggap baik).
Penelitian ini adalah jenis penelitian True-eksperimental design (eksperimen yang dianggap baik), yaitu penelitian yang meneliti kemungkinan ada hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada salah satu atau lebih kelompok eksperimen, satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan. 16 Sedangkan desain yang digunakan adalah pre tes and post tes group design.
Kelompok Pre test Treatment Post test
E O1 X O2
K O1-O2
Keterangan :
E : Eksperimen
K : Kontrol
X : Strategi PQ4R
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode statistik. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dari data kuantitatif.
Jadi peneliti melakukan penelitian dengan melihat perbedaan kemampuan antara siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan siswa kelas eksperimen yang menggunakan strategi belajar PQ4R pada bidang studi fiqih.
b. Rancangan Penelitian
Adapun rancangan penelitian adalah sebagai berikut :
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan beberapa hal yang harus dilakukan sebelum diadakan penelitian. Yang antara lain, pembuatan perangkat pembelajaran.
2). Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan penelitian setelah persiapan dilakukan. Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan sebagai berikut :
a. Memberikan pre test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen tentang bidang studi fiqih materi binatang halal dan haram.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan strategi belajar PQ4R pada bidang studi fiqih materi binatang halal dan haram yang sebelumnya kelas eksperimen belum menggunakan Strategi PQ4R.
c. Selama proses pembelajaran berlangsung diadakan pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kelas dan aktivitas siswa.
d. Memberikan postest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dan kelas eksperimen sudah menerapkan Strategi PQ4R.
e. Memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan strategi belajar PQ4R pada bidang studi fiqih materi binatang halal dan haram.
3). Tahap Analisa Data
Kegiatan pada tahap ini adalah menganalisis data yang diperoleh dari tahap pelaksanaan.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi pada dasarnya suatu elemen atau individu yang ada dalam wilayah penelitian atau keseluruhan subyek penelitian.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa :
“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian apabila seseorang ingin meneliti semua subyek, maka penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. Maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih.”
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V A dan V B di MI Negeri X yang berjumlah 53.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut pendapat lain adalah seluruh penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi.
Dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya atau penentuan sample untuk tujuan tertentu. Hanya mereka yang ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sample yang diperlukan. 21 Adapun sampel yang penulis ambil adalah dua kelas yaitu kelas V A sebagai kelas kontrol dan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas V B.
Adapun alasan penulis memilih kelas V A dan kelas V B dikarenakan :
a. Pihak sekolah menyarankan untuk menjadikan dua kelas tersebut sebagai sampel.
b. Kemampuan tingkatan kelas sebelumnya masih belum dapat menjangkau strategi ini.
4. Jenis Data dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua jenis yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1) Data Kuantitatif
Yaitu data yang dapat diukur dan dihitung secara langsung dengan kata lain data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka, adapun yang termasuk data kuantitatif dalam penelitian ini adalah :
a) Jumlah guru, pegawai dan siswa.
b) Hasil nilai pretes dan posttes siswa setelah menerapkan Strategi PQ4R.
2) Data Kualitatif
Yaitu data yang dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian. Penelitian ini tidak menggunakan angka-angka dan statistik, walaupun tidak menolak data kuantitatif. 22 Dalam hal ini yang termasuk data kualitatif adalah :
a) Sejarah berdirinya MI Negeri X.
b) Letak geografis MI Negeri X.
c) Visi, misi dan tujuan.
d) Struktur organisasi.
e) Keadaan guru, karyawan dan siswa.
f) Pelaksanaan strategi PQ4R yang terdapat di MI Negeri X.
Terhadap data yang bersifat kualitatif, yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisahkan menurut kategori untuk mendapatkan kesimpulan. Sementara untuk data yang bersifat kuantitatif yang berupa angka-angka yang dapat diukur dan dihitung dapat diproses dengan cara prosentase dan mencari nilai rata-rata.
Serta dijumlahkan, diklarifikasikan sehingga merupakan suatu susunan urut data, untuk selanjutnya dibuat tabel.23
b. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data ialah subyek darimana data itu diperoleh. 24 Berlandaskan pada penilaian diatas maka sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah :
1) Library Research : yaitu kajian kepustakaan dengan menelaah dan mempelajari buku-buku yang dipandang dapat melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini.
2) Field Research : yaitu data yang diperoleh dari lapangan penelitian. Adapun dalam penelitian ini ada dua cara untuk memperoleh data dilapangan, yakni :
a. Manusia : meliputi kepala sekolah, dewan guru Pendidikan Agama Islam dan para siswa kelas V yang ada ditempat penelitian.
b. Non Manusia : untuk memperoleh atau dengan mencatat atau melihat dokumen yang ada di MI Negeri X.
5. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan dalam skripsi ini, maka penulis menggunakan metodemetode sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan penelitian dengan sistematik terhadap fenomena yang diselidiki, sedangkan Pauline V. Young mendefinisikan observasi adalah merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diarahkan dengan menggunakan alat indra (telinga, mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu berlangsung. 25 Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data-data tentang gambaran umum pelaksanaan strategi PQ4R pada bidang studi fiqih kelas V di MI Negeri X.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi partisipan dan non partisipan. Pada observasi secara partisipan, pengamat sungguh-sungguh menjadi bagian dan ambil bagian pada situasi yang diamati. 26 Instrumen yang digunakan adalah checklist.
Dalam hal ini peneliti menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Peneliti memilih metode observasi ini untuk melakukan pengamatan pada saat guru memulai pembelajaran dan diakhiri pada saat guru mengakhiri pembelajaran. Lembar observasi ini terdiri dari
1). Lembar kemampuan guru mengelola strategi PQ4R pada bidang studi Fiqih.
Lembar ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru mengelola strategi PQ4R. Dalam melakukan pengamatan, peneliti sendiri sebagai pengamat, pengamatan dilakukan dalam tiga kali pertemuan.
Kemampuan ini dapat dilihat dari lembar observasi yang berisi butir-butir berikut ini :
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Mengaitkan materi binatang halal dan haram dimakan dengan kehidupan sehari-hari.
c) Memotivasi siswa.
d) Menjelaskan pada siswa mengenai aktivitas yang diharapkan.
e) Menjelaskan materi dengan memodelkan strategi belajar PQ4R.
f) Melatih siswa menerapkan strategi belajar PQ4R dalam proses pembelajaran.
g) Memeriksa pemahaman siswa terhadap materi yang di pelajari dengan menggunakan strategi belajar PQ4R.
2). Lembar aktivitas siswa
Lembar ini digunakan untuk mengamati aktivitas-aktivitas siswa dikelas yang menggunakan strategi PQ4R pada bidang studi fiqih meliputi hal-hal berikut ini :
a) Memperhatikan penjelasan guru.
b) Membaca dengan menggunakan strategi PQ4R.
c) Mengajukan pertanyaan dari materi yang dibaca.
d) Mengerjakan tugas atau LKS.
e) Mempresentasikan hasil belajar.
f) Perilaku yang tidak relevan.
Dari aktivitas-aktivitas tersebut diatas dikategorikan menjadi aktivitas siswa aktif dan aktifitas siswa pasif. Untuk aktivitas siswa aktif meliputi urutan b sampai dengan e. Sedangkan urutan a dan f termasuk aktivitas siswa pasif.
3). Lembar kendali
Lembar kendali disini berupa : RP (Rencana Pembelajaran) dalam rencana pembelajaran tercantum kompetensi dasar, indikator pencapaian, uraian materi. Langkah-langkah pembelajaran : pendahuluan, kegiatan inti, strategi pembelajaran, penutup dan evaluasi.
Pada saat melakukan observasi ini peneliti mengisi instrumen observasi yang telah tersedia dengan cara memberikan nilai pada kolom yang tersedia.
b. Angket
Tehnik pengumpulan data ini melalui formulir sebaran pertanyaan – pertanyaan yang dianjurkan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang di perlukan. Metode ini di gunakan untuk memperoleh data statistik tentang efektifitas strategi belajar PQ4R terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi fiqih kelas V di MI Negeri X. Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai kebaikan sebagai instrument pengumpulan data.
Adapun untuk memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan dalam angket agar lebih cermat dari spesifikasi teknis angket adalah :
a. jawaban a dengan skor 3.
b. jawaban b dengan skor 2.
c. jawaban c dengan skor 1.
c. Tes
Tes yang dilaksanakan yaitu pretes dan postes. Pretes digunakan untuk mengetahui kondisi siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan postes digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah menerapkan strategi PQ4R pada bidang studi fiqih.
6. Metode Analisa Data
Ditinjau dari data yang ada maka ada dua teknik yang bisa dipakai, yaitu :
a. Untuk data yang bersifat kualitatif maka analisis yang digunakan dengan cara komparasi atau perbandingan.
b. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif, maka analisis yang akan digunakan adalah analisis statistik yang mana untuk membuktikan kebenaran dari hipotesa yang diajukan penulis tentang apakah hipotesa diterima atau yang diajukan ditolak.
Karena skripsi yang penulis susun termasuk penelitian tentang korelasi (hubungan antara dua variabel atau lebih), yaitu efektifitas Strategi PQ4R terhadap motivasi belajar siswa. Maka penulis menggunakan data statistik dengan Rumus Uji “t” atau “T tes”. Setelah data terkumpul maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil-hasil penelitian.
Dalam menganalisis data tersebut peneliti menggunakan teknik analisis data sebagai berikut :
1) Teknik Analisis Data Hasil Observasi
a. Analisis Data Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola strategi PQ4R
Data hasil pengamatan kemampuan guru mengelola strategi PQ4R dianalisis dengan mencari data-data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran selama tiga kali pertemuan.
Kategori kemampuan guru untuk setiap aspek dalam mengelola Strategi PQ4R ditetapkan sebagai berikut :
1. Skor 4 kategori sangat baik.
2. Skor 3 kategori baik.
3. Skor 2 kategori kurang baik.
4. Skor 1 kategori tidak baik.
Sedangkan untuk memberikan interpretasi terhadap ratarata skor akhir yang diperoleh digunakan kategori sebagai berikut :
Tabel 1.1
Pedoman Rata-Rata Kategori Kemampuan Guru
No Skor X Kategori
1. 3,25 < x < 4,00 Sangat Baik
2. 2,50 < x < 3,25 Baik
3. 1,75 < x < 2,50 Kurang Baik
4. 1,00 < x 1,75 Tidak Baik
b. Analisis Data Aktivitas Siswa
Data hasil penelitian untuk aktivitas siswa selama pembelajaran dianalisis secara deskriptif dengan menentukan jumlah aktivitas siswa aktif dan jumlah siswa pasif. Jika jumlah rata-rata aktivitas siswa aktif lebih besar dari jumlah rata-rata aktivitas siswa pasif maka dalam pembelajaran strategi PQ4R ini aktivitas siswa tergolong aktif.
c. Analisis Data Respon Siswa
Untuk mengetahui respon siswa atau komentar siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar PQ4R, data respon siswa dianalisis dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :
P = F x 100%
N
Dimana :
P = Prosentasse
F = Frekwensi
N = Jumlah Respon
Setelah mendapat hasil berupa prosentase kemudian hasilnya dapat ditafsirkan dengan kalimat besifat kualitatif sebagai berikut :
1). 76%-10% = Kategori Baik
2). 56%-75% = Kategori Cukup
3). 40%-55% = Kategori Kurang Baik
4). 0%-35% = Kategori Jelek.27
2). Analisis Statistik Data Kuantitatif
Analisis statistic digunakan untuk menganalisis data dari hasil post test, uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t 2 pihak, dimana uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak penggunaan strategi pembelajaran PQ4R terhadap motivasi belajar siswa kelas V di MIN X. Prosedur yang dilakukan dalam uji hipotesis adalah penentuan hipotesis, menentukan taraf signifikansi sebesar 1% dan menghitung t dengan rumus.28
Adapun rumus-rumus statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Adapun langkah-langkahnya sebgai berikut :
1). Menentukan hipotesis
Ho = Sampel berdistribus i normal
Ha = Sampel berdistribusi tidak normal
2). Menentukan taraf signifikansi a = 0,01
3). Menghitung mean (X) dan standar deviasi
4). Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi langkah yang digunakan
a). Menentukan banyaknya kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
b). Menentukan panjang kelas (p)
R = Rentang = data terbesar – data terkecil
c). Menentukan batas bawah dan batas atas pada tiap-tiap kelas interval
d). Menentukan besarnya bilangan baku (z) tiap-tiap kelas interval z = S bk-X
e). Menentukan luas setiap interval (L) dengan menggunakan daftar z
f). Menghitung frekuensi ekspektasi (Ei)
Ei = n X L, hasilnya satu decimal
5). Menghitung nilai Chi Kuadrat X²
X² = Ei
(Oi-Ei)²
6). Menemukan derajat kebebasan (db) db = k-3
7). Menentukan nilai X ²dari daftar
8). Penentuan normalitas
Ho diterima jika X² hitung < X ² 0,99 tabel
Ho ditolak jika X² hitung = X 0,99 tabel
9). Menarik kesimpulan
Analisis data ini digunakan untuk mengetahui hasil dari nilai Post-Test.
b. Uji Homogenitas
1. menentukan Hipotesis
Ho = d 1 = d 2 (kedua variansi homogen)
Ho = d 1 ¹ d 2 (kedua varians i tidak homogen)
2. Menentukan taraf signifikansi a = 0,01
3. Menencari nilai F
F = Vk Vb
Keterangan :
Vb = Variansi besar
Vk = Variansi kecil
4. Menentukan derajat kebebasan
db1 = n1-1 db2 = n2-1
Keterangan :
db1 = derajat kebebasan pembilang
db2 = derajat kebebasan penyebut
n1 = ukuran sampel yang bervariansi besar
n2 = ukuran sampel yang bervariansi kecil
5. Menentukan nilai F hitung dari daftar
6. Penentuan Homogenitas
Ho = diterima jika F hitung < F 0,01
Ho = diterima jika F hitung = F 0,01
7. Menarik kesimpulan
Kemudian untuk mengetahui adanya penggunaan efektifitas penggunaan strategi PQ4R penulis menggunakan rumus uji “t”.
Adapun langkah-langkahnya :
1) Menentukan hipotesis
Ho = p1 = p 2 (kedua strategi mengajar tidak ada yang lebih baik)
Ho = p1 ¹ p2 (kedua strategi mengajar ada yang lebih baik)
2) Menentukan taraf signifikansi a = 0,01
3) Menghitung deviasi standart gabungan dsg = 2 (1) (1) 1 2 1 1 2 2 +--+-
4) Mencari nilai t t = 1 2 1 2 1 1 n n dsg X +-
5) Menentukan standart kebebasan
db = n1 + n2-2
6) Mencari nilai t dari daftar
7) Menguji hipotesis
Ho = diterima jika t 0,995 < t hitung
Ho = ditolak jika t hitung > t 0,995
8) Menarik kesimpulan
Tehnik Analisa Pre-Test dan Post-Test One Group Design atau “t” tes, di gunakan untuk mengetahui efektifitas strategi belajar PQ4R terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi fiqih di MI Negeri X. Karena menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok pembanding maka,
Rumus yang digunakan sebagai beriku :
*** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN ***
Kemudian kita berikan interpretasi dengan menggunakan table nilai “t” (Table Harga Kritik) dengan ketentuan sebagai berikut :
1). Jika to sama dengan atau lebih besar dari pada harga kritik “t” yang tercantum dalam table (tt) maka hipotesis nihil (Ho) ditolak, berarti Hipotesis alternatif (Ha) diterima.
2). Jika to lebih kecil daripada harga kritik “t” yang tecantum dalam table (tt), maka hipotesis nihil (Ho) diterima, berarti Hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
H. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, yang meliputi beberapa sub antara lain : Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, hipotesis penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : Landasan teori, yang meliputi : tinjauan tentang strategi belajar PQ4R, yang meliputi : pengertian strategi belajar, tujuan pengajaran strategi, teori yang mendukung pengajaran strategi, pengertian strategi belajar PQ4R, dan sintaks strategi belajar PQ4R dalam pembelajaran. Sedangkan motivasi belajar antara lain : pengertian motivasi belajar, ciri-ciri motivasi, macam-macam motivasi, fungsi motivasi belajar, motivasi belajar siswa pada bidang study fiqih. Selanjutnya tinjauan tentang efektifitas strategi belajar PQ4R terhadap motivasi belajar siswa pada bidang study fiqih, aktivitas siswa dan respon siswa.
BAB III : Laporan hasil penelitian, yang meliputi : gambaran umum obyek penelitian, yang meliputi : sejarah berdiri, letak geografis, visi, misi dan tujuan, keadaan guru, karyawan, siswa, sarana dan prsarana, dan struktur organisasi di MI Negeri X. Hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi laporan pelaksanaan strategi belajar PQ4R dalam bidang studi fiqih. Penyajian data meliputi tentang pelaksanaan strategi belajar PQ4R terhadap motivasi belajar siswa pada bidang study fiqih. Analisis data yang meliputi tiga pokok permasalahan di dalam rumusan masalah.
BAB IV : Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran-saran yang kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Skripsi Analisis Konsep Kecerdasan Perspektif Howard Gardner dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(Kode PEND-AIS-0001) : Skripsi Analisis Konsep Kecerdasan Perspektif Howard Gardner dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus menerus. Dan dengan kecerdasan Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk-Nya yang mempunyai bentuk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk-Nya yang lain. Allah menegaskan di dalam surat at-Tin ayat 4 :
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. at-Tin : 4)
Selama ini pendidikan di Indonesia menilai kecerdasan manusia terlalu sempit, manusia dianggap hanya memiliki satu kecerdasan yang dapat diukur yang disebut kecerdasan logika-matematika, sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur kecerdasan tersebut adalah tes IQ.
Praktek-praktek pembelajaran di Indonesia yang masih mengandalkan pada cara-cara yang lama yang manganggap anak hanya perlu melaksanakan kewajiban yang telah digarisbawahkan oleh guru dan orang tua harus diubah. Pembelajaran satu arah, berorientasi pada keinginan guru dan kurikulum, dan cenderung sangat mengutamakan prestasi akademik saja perlu dikaji ulang, karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat.
Kecenderungan pembelajaran yang selalu menekankan pada prestasi akademik ini akan menghasilkan generasi muda yang kurang berinisiatif seperti menunggu instruksi, takut salah, malu mendahului yang lain, hanya ikut-ikutan, salah tetapi masih berani bicara (tidak bertanggung jawab), mudah bingung karena kurang memiliki percaya diri, serta tidak peka terhadap lingkungannya. Di samping itu generasi demikian akan memiliki sifat-sifat yang tidak sabar, ingin cepat berhasil walaupun melalui jalan pintas, kurang menghargai proses, mudah marah sehingga banyak menimbulkan kerusuhan dan tawuran.
Pendekatan di dalam pembelajaran yang sangat mementingkan aspekaspek akademik cenderung memberikan tekanan pada perkembangan intelegensi hanya terbatas pada aspek kognitif, sehingga manusia telah dipersempit menjadi sekedar memiliki kecerdasan kognitif atau yang sering disebut IQ.
Howard Gardner memperkenalkan penelitiannya yang berkaitan dengan multiple intelligences (kecerdasan majemuk). Teorinya menghilangkan anggapan yang ada selama ini tentang kecerdasan manusia. Gardner menolak asumsi, bahwa kognisi manusia merupakan satu kesatuan dan individu hanya mempunyai kecerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu menunjukkan penguasaan seluruh spektrum kecerdasan, tetapi setiap individu memiliki tingkat penguasaan yang berbeda. Individu memiliki beberapa kecerdasan, dan kecerdasankecerdasan itu bergabung manjadi satu kesatuan dan membentuk kemampuan pribadi yang cukup tinggi.
Setiap kecerdasan tampak memiliki urutan perkembangan sendiri, tumbuh dan menjelma pada waktu yang berbeda dalam suatu kehidupan. Setiap orang memiliki kecenderungan pada bidangnya masing-masing. Penemuan Howard Gardner ini akan membuat sebuah sistem pendidikan menjadi terbuka sesuai dengan polanya masing-masing.
Howard Gardner memberikan definisi tentang kecerdasan sebagai : 1. Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. 2. Kecakapan untuk mengembangkan masalah untuk dipecahkan. 3. Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat di dalam kehidupan.
Negeri Republik Indonesia yang telah merdeka selama 63 tahun masih terbilang terbelakang dalam bidang pendidikan meskipun terdapat banyak lembaga pendidikan di dalamnya. Hal ini dikarenakan kurangnya penghargaan lembaga maupun pendidik terhadap kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh anak didiknya. Setiap lembaga pendidikan hanya mengutamakan kecerdasan lingual dan logika-matematika saja.
Dalam pendidikan, guru menginginkan siswanya berhasil. Seorang guru ketika memilih karir menjadi pendidik dan sebagai pendidik akan merasa puas jika dapat membuat perubahan dalam kehidupan generasi muda. Oleh karena itu, sudah seharusnya para guru tidak hanya menggunakan satu metode dalam pengajaran, guru dapat menggunakan berbagai macam variasi model yang berlainan disesuaikan dengan intelegensi peserta didik, sebab para peserta didik mempunyai intelegensi yang berbeda dan siswa akan lebih mudah belajar bila materi disajikan dengan cara yang sesuai dengan intelegensi mereka yang menonjol.
Sebagai pendidik semestinya sadar bahwa :
1. Pendidik percaya bahwa semua anak bisa belajar.
2. Pendidik percaya bahwa sekolah tidak lebih baik daripada kualitas para pengajarnya.
3. Pendidik percaya bahwa peran kepala sekolah adalah untuk membantu setiap orang di dalam sekolah untuk belajar.
Teori Howard Gardner tentang multiple intelligences tersebut sangat bermanfaat jika diterapkan dalam memberikan pengajaran pendidikan agama Islam di sekolah, sehingga guru tidak konsisten dengan satu metode dalam mengajar, karena adanya kesadaran guru tentang multiple intelligences yang dimiliki oleh anak didiknya.
Dari pemaparan di atas penulis merasa pentingnya pengetahuan tentang multiple intelligences (kecerdasan dari sudut pandang Howard Gardner) kepada para pendidik untuk mengetahui bagaimana kondisi kecerdasan peserta didiknya, sehingga mereka bisa memberikan metode pengajaran yang bervariasi dalam pengajaran pendidikan agama Islam pada khususnya dan seluruh pembelajaran pada umumnya, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul : ANALISIS KONSEP KECERDASAN PERSPEKTIF HOWARD GARDNER DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner?
2. Bagaimana penerapan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan penerapan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi atau gambaran pemikiran Howard Gardner mengenai konsep Kecerdasan yang telah dikemukakan oleh beliau. Namun sesuai dengan beberapa rumusan masalah maka ada beberapa tujuan yang menjadi penunjang dalam mencapai tujuan utama dalam penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mendapatkan gambaran tentang konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner.
2. Untuk mendapatkan gambaran cara penerapan pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner.
3. Untuk mendapatkan gambaran tentang apa saja kekurangan dan kelebihan penerapan pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan hasil penelitian ini, yaitu :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperkaya khasanah pemikiran dalam bidang pendidikan dan pengajaran, pendidikan agama Islam khususnya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan bangunan ilmu pengetahuan dan mengembangkan pendidikan agama Islam. Khususnya di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri dan di Indonesia umumnya.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan agama Islam di sekolah dan masyarakat.
E. Metode Penelitian
Metode di sini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang akan dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.8 Oleh karena itu, di sini akan dipaparkan mengenai :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang mrngumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.
Menurut tempat penelitian itu dilaksanakan, maka penelitian ini tergolong penelitian perpustakaan. Penelitian kepustakaan ini bertujuan untuk mngumpulkan data ataupun informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat di ruang perpustakaan, seperti buku-buku, jurnal dan lain sebagainya.
2. Pendekatan Penelitian
Oleh karena penelitian ini tergolong penelitian pustaka atau literer, maka penelitian in menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis, yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan data secara kuantitatif.
3. Sumber Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan literatur yang berkaitan dengan teori, ada dua bentuk sumber data :
a. Data primer :
Sesuai dengan konsepsi awal bahwa variabel adalah apa yang menjadi titik perhatian dalam sebuah penelitian, jadi yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah Konsep Kecerdasan Perspektif Howard Gardner Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dan adapun buku primer yang digunakan adalah : Howard Gardner : Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk Teori Dalam Praktek).
b. Data sekunder
Data sekunder adalah berupa buku yang berbicara mengenai kecerdasan yang pernah di tulis oleh para ahli, bisa berupa majalah, jurnal, makalah, internet dan sebagainya yang mempunyai relevansi dengan tema atau judul penelitian. Adapun yang menjadi buku sekunder dalam penulisan skripsi ini antara lain adalah :
1) Thomas R. Hoerr : Buku Kerja Multiple Intelligences.
2) Evelyn Williams English : Mengajar Dengan Empati.
3) Thomas Armstrong : 7 Kind Of Smart.
4) Joy A. Palmer : 50 Pemikir Pendidikan.
5) Agus Efendi : Revolusi Kecerdasan Abad 21.
6) Paul Suparno, Teori Intelligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah.
7) Dan lain sebagainya.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode dokumenter, yaitu mencari atau mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel penelitian yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, prasasti, rapat, leger, agenda, dan sebagainya. Metode ini dipandang relevan untuk memperoleh data yang bersumber dari buku sebagai sumber utama.
5. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. Oleh karena penelitian ini bersifat kualitatif, jadi ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisa data-data yang ada, diantaranya;
a. Metode deduktif, yaitu cara berpikir dengan menggunakan analisis yang berpijak pada pengetian atau fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus. Dalam penelitian ini, metode deduktif digunakan untuk memperoleh gambaran secara detail pemikiran Howard Gardner.
b. Metode induktif, yaitu cara berpikir yang berpijak dari fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti dan akhirnya ditemui pemecahan persoalan bersifat umum. metode induktif digunakan untuk memperoleh gambaran yang utuh terhadap pemikiran Howard Gardner dari beberapa sumber buku.
c. Metode komparatif, yaitu metode dengan cara menggunakan logika perbandingan dengan teori-teori untuk mendapatkan keragaman teori yang masing-masing mempunyai relevansi. Dalam penelitian ini, metode komparatif digunakan untuk membandingkan sudut pandang Howard Gardner tentang dengan sudut pandang para ahli yang lainnya.
F. Definisi Operasional
Agar dalam penulisan ini tidak terjadi kerancuan makna atau salah persepsi, maka dipandang perlu dalam penulisan ini dicantumkan definisi dari permasalahan yang diangkat.
1. Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan lain sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkara, dan sebagainya).
2. Konsep : Ide atau pendapat yang diabstrakkan dari peristiwa kongret.
3. Kecerdasan : Kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan dan dapat menghasilkan produk atau jasa yang berguna dalam berbagai aspek kehidupan.
4. Perspektif : Sudut pandang.
5. Howard Gardner : Seorang pemikir pendidikan yang mempelopori teori multiple intelligences.
6. Penerapan : Proses, cara, perbuatan menerapkan.
7. Pembelajaran : Suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
8. Pendidikan Agama Islam : Upaya mendidikkan Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.
Skripsi ini berisikan penyelidikan atau penganalisaan ide serta pendapat Howard Gardner tentang kecerdasan dan bagaimana menerapkan sudut pandangnya tentang kecerdasan tersebut dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Di skripsi ini, penulis ingin mencoba membuat teori tentang penerapan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner dengan menggunakan pedoman buku-buku panduan tentang penerapan kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran secara umum, kemudian penulis mencoba untuk membuat teori bagaimana cara menerapkan konsep tersebut dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
G. Sistematika Pembahasan
BAB I : PENDAHULUAN : yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metodologi penelitian yang meliputi : jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisa data. Definisi operasional dan sistematika pembahasan.
BAB II : KONSEP KECERDASAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, meliputi kecerdasan yang meliputi : pengertian kecerdasan, teori faktor kecerdasan (factor theories of intelligence), teori kecerdasan berorientasi-proses (process-oriented theories of intelligense), kecerdasan intelektual (iq), kecerdasan emosional (eq) dan kecerdasan spritual (sq). Pembelajaran pendidikan agama Islam yang meliputi : pengertian pembelajaran pendidikan agama Islam, teori pembelajaran pendidikan agama Islam, dasar pembelajaran pendidikan agama Islam, unsur-unsur pembelajaran pendidikan agama Islam, tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran pendidikan agama Islam.
BAB III : KONSEP KECERDASAN PERSPEKTIF HOWARD GARDNER, yang terdiri dari : biografi Howard Gardner dan karya-karyanya, pengertian kecerdasan perspektif Howard Gardner, bukti teori kecerdasan perspektif Howard Gardner dan jenis-jenis kecerdasan perspektif Howard Gardner.
BAB IV : PENERAPAN KONSEP KECERDASAN PERSPEKTIF HOWARD GARDNER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, yang meliputi : mengenal multiple intelligences siswa, mempersiapkan pengajaran, strategi pengajaran, menentukan evaluasi, model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan metode yang dapat digunakan untuk menerapkan kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
BAB V : KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENERAPAN KONSEP KECERDASAN PERSPEKTIF HOWARD GARDNER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, meliputi : kelebihan penerapan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan kekurangan penerapan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
BAB V : PENUTUP, yang berisi : simpulan dan saran-saran.