Sejarah Hipnosis
indeksprestasi.blogspot.com
- Hipnosis
berasal dari kata “hypnos” yang merupakan nama Dewa Tidur orang Yunani.
Hipnosis telah ada dan berkembang sejak jaman Yunani kuno. Di tempat pemujaan
di Yunani, pasien dibius dengan hypnosis (Samudra Pangayoman,2010: 9).
Hipnosis dikembaangkan secara ilmiah pada abad ke-18 pertama kali oleh Dr.
Franz Anton Mesmer (1734-1815), ia meyakini, dirinya mengandung sejenis cairan
magnetisme hewani, yang bisa dipindahkan ke orang lain lewat sentuhan. Masmer kemudian
membuat “bak mandi magnetik” yang dinamai baquet dan mengisinya dengan zat-zat yang sudah dibuat magnetik.
Dengan alat itu dan batang-batang besi Masmer melakukan terapi pasien-pasienya.
Hasilnya sungguh luar
biasa. Pasienya tak cuma sembuh, namun ada yang pingsan, tertawa,
kejang-kejang, atau menangis tak terkendali. Selain itu, adapula yang lalu
menampilkan kemampuan paranormal, seperti melihat organ dalam tubuh sendiri
yang sakit, organ orang lain, bahkan yang jauhnya kiloan meter. Bahkan salah
seorang murid Masmer dapat membuat orang tertidur namun tetap dapat diajak
bicara. Itulah fenomena
yang semula dikenal dengan somnambulism, atau mesmeric sleep,
kemudian secara luas dikenal sebagai hipnosis.
Pengikut aliran
Masmer kemudian berusaha keras melakukan penggalian lebih lanjut mengenai
penemuan Masmer. Menjelang tahun 1840 mereka telah menemukan pelbagai fenomena
hipnosis yang utama: gerakan yang dilakukan secara otomatis, gerakan yang
terhenti ditengah proses bergerak, halusinasi, dan berbagai tingkat kepekaan
orang terhadap pengaruh hipnosis.
Hipnosis
kemudian mengalami evolusi, saat James Braid (1843), ahli bedah asal Skotlandia
menyimpulkan, hipnosis merupakan hasil catatan yang terekam pada sistem saraf
terhadap pengaruh si penghipnosis. Braid kemudian membakukan teknik hipnosis
dengan menggunakan sugesti verbal untuk maksud penyembuhan. Ia adalah orang
pertama yang menyebut hal itu sebagai hipnosis, dari kata hypnos, nama Dewa Tidur Yunani. Setelah itu hipnosis digunakan untuk banyak kepentingan dan keperluan, antara lain untuk: pengobatan,
hiburan, pendidikan, dan lain-lain (Samudra Pangayoman, 2010: 40-41).
Selama
Perang Dunia I dan Perang Dunia II, hipnosis digunakan untuk memberikan
perlakuan pada para prajurit yang mengalami trauma. Pada tahun 1955, British
Medical Association menyatakan bahwa hipnosis layak digunakan untuk
mengobati histeria dan digunakan sebagai anesti. Tahun 1958, American
Medical Association membuat pernyataan yang sama sekaligus mengkritik keras
hipnosis yang ditujukan sebagai hiburan/ pertunjukan (stage performance). Tahun 1960, American
Psychology Association membentuk dewan penilai kelayakan hipnosis (MD. Isma
Almatin, 2010: 77).
Dari
sejarah hypnosis tersebut, dapat disimpulkan bahwa hypnosis memiliki kekuatan
tersendiri yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mempengaruhi orang lain
demi keuntungan positif dan negatif.
Guru perlu belajar untuk menggunakan hipnosis untuk kepentingan pembelajaran.
Post a Comment