Anak-anak adalah masa depan kita sendiri. Suatu kebahagiaan tersendiri bagi setiap orang tua, bila memiliki anak-anak yang cerdas dan kreatif. Dengan generasi yang cerdas dan kreatif itu berarti kita telah memberikan masa depan yang cerah bagi mereka. Untuk itu peran pendidik dalam mengembangkan sikap dan kemampuan anak didiknya harus dapat membantu dalam mengahadapi persoalan-persoalan dimasa mendatang secara kreatif. Karena kreatif yang dapat dioptimalkan mampu membekali kehidupan anak didik untuk dapat hidup layak dimasa mendatang.
Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya. Hidup kreatif berarti mengembangkan talenta yang dimiliki, belajar menggunakan kemampuan diri sendiri secara optimal, menjajaki gagasan baru, tempat-tempat baru, aktivitas-aktivitas baru dalam mengembangkan kepekaan terhadap masalah lingkungan, masalah orang lain dan masalah kemanusiaan.
Peningkatan kinerja biasanya akan tercapai jika kreatifitas difasilitasi untuk berkembang. Kreativitas bergantung pada kemampuan untuk menggunakan keterampilan yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, mengembangkan keahlian dan bakat seseorang dalam bidang yang spesifik.
Orang-orang kreatif tidak selalu objektif (tidak melihat yang dikatakan tetapi melihat orang yang mengatakan). Namun, untuk menguji ide-ideyang manual dari orang lain dan mereka tidak membatasi pandangan terhadap dunia luar. Orang-orang yang kreatif sering pula mengesampingkan egonya dan senantiasa berkonsultasi dengan rekannya untuk menguji ide-ide mereka. Selain itu, individu-individu kreatif memiliki motivasi diri, dorongan dan kebutuhan spiritual yang kuat. Salah satu kunci untuk memahami kreativitas adalah dengan mengenali dorongan dari dalam diri dan hasrat untuk mencipta demi penciptaan itu sendirilah yang penting, dan bukan imbalan dari luar. Upaya-upaya kreatif membangkitkan motivasi diri akan kenikmatan, kepuasan, dan tantangan.
Kreatif biasanya selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dalam mengembangkan kreativitas secara kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil risiko (yang selalu diperhitungkan) dari pada anak-anak pada umumnya. Artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting, dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan kritik atau ejekan dari orang lain. Merekapun tidak takut untuk membuat kesalahan dalam mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui oleh orang lain. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan, dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam melakukan tujuan mereka.
Ciri-ciri kreativitas menurut Renzulli dkk adalah sebagai berikut :
1. Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam
2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah
4. Bebas dalam menyatakan pendapat
5. Mempunyai rasa keindahan yang dalam
6. Menonjol dalam salah satu bidang seni
7. Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang
8. Mempunyai rasa humor yang luas
9. Mempunyai daya imajinasi, dan
10. Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.
Menurut Sund, bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar
2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
3. Panjang akal
4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti
5. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan memuaskan
6. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas.
7. Menaggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak
8. Kemampuan membuat analisis dan sintesis
9. Memiliki semangat bertanya serta meneliti
10. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik
11. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
Sedangkan Kecerdasan kreatif menurut Alan J. Rowe adalah mengetahui bagaimana cara kita memecahkan masalah sehari-hari.
Menurut Agus Efendi, Ciri-ciri kecerdasan kreatif adalah sebaga berikut :
1. Tidak menanti masalah sampai memuncak. Mereka terlebih dahulu mengenali masalah itu jauh sebelum masalah itu menjalar kemana-mana dan secepatnya memproses pemecahannya.
2. Mendefinisikan masalah dengan benar. Dengan begitu, mereka memecahkan masalah yang sangat menghambatnya. Tidak membiarkan masalah tersebut terjadi lagi dalam kehidupan mereka. Mereka juga berusaha memutuskan mana masalah yang pertama kali harus segera dipecahkan, dan mana yang bisa dipecahkan kemudian. Jadi dia mempunyai prioritas dalam pemecahan masalahnya.
3. Sungguh-sungguh merumuskan strategi pemecahan masalah. Khususnya, mereka fokus pada renacana jangka panjang daripada terburu-buru. Lalu mereka memikirkan kembali apa strategi mereka. “orang yang memiliki kecerdasan itu tidak selalu membuat keputusan yang benar, tapi mereka memonitor dan mengevaluasi keputusan-keputusan mereka dan selanjutnya memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mereka temukan.
4. Memecahkan masalah secara behavioristik. Mereka tidak merumuskan atau memastikan masalah, mereka menginkubasikan masalah. Dalam menghadapi masalah mereka menganalisanya terlebih dahulu dengan teliti baru kemudian menggunakan strategi yang tepat dan kreatif dalam memecahkannya.
5. Mengenali rasionalitas berpikir. Pemecahan dan keputusan mereka itu intuitif atau rasional, atau dengan mengkombinasikan keduanya. Mereka jarang salah dalam hal proses pemikiran mereka sehingga mereka tidak salah dalam membuat keputusan.
Artinya : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Al – Insyirah : 5)
Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka berpikir yang demikian menghendaki seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dipunyai oleh guru dalam hal ini dengan memiliki keterampilan bertanya dasar, diharapkan guru dapat mengoptimalkan peranannya dikelas. Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru salah satunya adalah keterampilan bertanya dasar.
Keterampilan bertanya dasar di dikembangkan di MI X dalam bentuk lisan, tulis dan pemecahan masalah dari hasilnya sudah memenuhi indicator, terfokus pada sebuah konsep inovatif yang diterapkan MI X. Konsep ini diawali dari sebuah kegelisahan atas sekolah dasar konvensional yang ada selama ini, khususnya terkait dengan masalah menumbuhkan kreatifitas anak. Problem yang hingga kini masih dianut oleh sekolah konvensional adalah bagaimana memposisikan anak didik agar kreatifitas mereka berkembang sesuai dengan dimensi perkembangan psikologisnya. Sebaliknya, sekolah yang kreatif memberikan hak sebebasbebasnya kepada anak untuk berkreasi dan berinovasi tanpa harus diatur terlalu ketat oleh aturan sekolah.
Keterampilan bertanya dasar, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna 9. Keterampilan bertanya dasar adalah mengembangkan keterampilan siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kognitif tingkat tinggi10. Keterampilan bertanya dasar sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik.
Mengingat begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses pembelajaran, maka setiap guru harus memiliki keterampilan ini, sehingga kualitas pembelajaran bisa sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Dengan demikian berbagai keahlian dan keterampilan termasuk kecerdasan kreatif harus dikembangkan sejak dini kepada anak-anak, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa bentuk kecerdasan kreatif di MI X adalah dalam proses belajar mengajar terdapat kegiatan siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru : guru memberi pertanyaan kepada siswa lalu siswa menjawabnya, menyelesaikan masalah : siswa menyelesaikan masalah dengan cara berkelompok lalu salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk maju didepan kelas, berprestasi di depan kelas : siapa yang maju didepan kelas dan banyak mengeluarkan pendapat berarti siswa itu berprestasi, menyimpulkan penjelasan guru : lalu siswa menyimpulkan apa yang telah guru jelaskan kepada mereka, memperagakan materi yang tersampaikan : siswa memperagakan materi yang telah sudah disampaikan oleh guru.
Model keterampilan bertanya dasar yang dilakukan di MI X adalah dengan beberapa cara antara lain secara lisan yaitu setelah guru menjelaskan materi lalu guru memberi pertanyaan dengan cara lisan, misalnya setelah bapak/ibu guru menjelaskan tentang puasa. sekarang siapa yang tau tentangarti puasa?. Hal itu berdasarkan dari pengamatan peneliti ketika melakukan observasi awal. Secara tertulis dalam bentuk pilihan ganda dengan jawaban, Betul Salah, menjodohkan Kiri Kanan, isian dan uraian misalnya
1. Tempat suci untuk beribadah dan menyembah Allah adalah …..
a. Keluar Masjid c. Gereja
b. Masjid d. Klenteng
2. Ketika masuk masjid, hendaknya dalam keadaan …..
a. Suci c. Sehat
b. Susah d. Gembira
3. (B – S) Al-Qur’an adalah wahyu Allah
4. (B – S) Ketika keluar masjid mendahulukan kaki kanan
5. (b) Shalat Tarawih dilaksanakan pada bulan …..
6. (a) Puasa artinya …..
a. Menahan diri
b. Ramadhan
7. Kitab suci orang islam?
Jawab : Al-Qur’an
8. Shalat harus menghadap?
Jawab : Kiblat
9. Sebutkan 3 puasa sunnah? Puasa Senin kamis, Rajab dan Daud
10. Sebutkan 3 shalat sunnah? Sholat Tahiyatul Masjid, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha.
Guru juga bisa memberi pertanyaan dengan cara tertulis seperti beberapa contoh tentang keterampilan bertanya dasar secara tertulis adalah soal yang ada di LKS atau guru membuat soal sendiri, ada juga bentuk keterampilan bertanya dasar melalui penyelesaian masalah secara kelompok, dimana guru juga bisa menyuruh siswanya untuk menyelesaikan masalah dengan cara berkelompok misalnya
Puasa Sunnah Sholat Sunnah
Rajab
Senin kamis
Daud
Syawal
Tahiyatul Masjid
Hari raya idul fitri
Hari raya idul adha
Jenazah
Dan guru berkeliling ke kelompok satu ke kelompok yang lain supaya tahu siapa yang banyak berfikir atau tidak berfikir dalam penyelesaian masalah yang diberikan oleh guru.
Madrasah Ibtidaiyah X merupakan madrasah yang melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar yang didalam proses pembelajaran melalui keterampilan bertanya dasar dan telah mengupayakan bentuk kecerdasan kreatif pada siswa guna mewujudkan pribadi muslim muslima yang cerdas di dunia dan di akhirat.
Creative Intelligence pada siswa perlu ditumbuhkan pada anak sejak usia dini dan salah satu yang dapat meningkatkan Creative Intelligence siswa adalah melalui keterampilan Bertanya Dasar. Merujuk pada permasalahan ini maka perlu bagi penulis untuk meneliti keberhasilan Keterampilan Bertanya Dasar dalam meningkatkan Creative Intelligence siswa di MI X.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada Madrasah tersebut agar dapat menemukan dan mengungkapkan berbagai upaya yang dilakukan oleh para pendidik dalam meningkatkan kecerdasan kreatif, dengan mengangkat judul skripsi : “UPAYA MENINGKATKAN CREATIVE INTELLIGENCE (KECERDASAN KREATIF) SISWA MELALUI KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DI MI X”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana meningkatkan Creative Intelligence (Kecerdasan Kreatif) siswa di MI X?
2. Bagaimana penerapan keterampilan bertanya dasar di MI X?
3. Bagaimana upaya meningkatkan Creative Intelligence (Kecerdasan Kreatif) siswa melalui keterampilan bertanya dasar di MI X?
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) siswa di MI X.
2. Untuk mengetahui penerapan keterampilan bertanya dasar di MI X.
3. Untuk mengetahui upaya Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) siswa melalui keterampilan bertanya dasar di MI X.
D. Keguanaan Penelitian
Setiap hasil penelitian pasti memiliki arti dan manfaat. Baik kaitannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan yang dicermati maupun manfaat untuk kepentingan praktis. Hasil penelitian ini sekurang-kurangnya memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Akademis
Untuk mengembangkan konsep Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) diberbagai kalangan akademis. Sebab kecerdasan ini sangat relevan diterapkan dalam kecerdasan siswa, dalam menghadapi eksplosi pengetahuan yang terjadi.
2. Praktisi
a. Bagi Penulis
1) Dapat menerapkan secara langsung teori-teori yang penulis peroleh selama dibangku kuliah
2) Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Tarbiyah IAIN X.
b. Bagi Sekolah
Sebagai informasi dan pedoman dalam hal konseptual tentang Creative Intelligence (kecerdasan kreatif), dan dapat memberikan kontribusi berharga kepada MI X.
E. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang judul skripsi ini yakni “UPAYA MENINGKATKAN CREATIVE INTELLIGENCE (KECERDASAN KREATIF) MELALUI KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DI MI X”.
Maka perlu penulis jelaskan istilah-istilah dalam skripsi ini :
1. Upaya menungkatkan creative intelligence :
Upaya : Usaha untuk menyampaikan suatu maksud.
Meningkatkan : Menaikkan, mempertinggi, memperhebat, mengangkat.
Creative : Kemampuan yang mencapai pemecahan atau jalan keluar yang sama sekali baru, asli dan imajinatif terhadap masalah yang bersifat pemahaman, filosofis atau estetis atau yang lainnya
Intelligence : Kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi secara cepat dan efektif.
Yang dimaksud dengan Creative Intelligence (Kecerdasan Kreatif) adalah mengetahui bagaimana cara kita memecahkan masalah seharihari.
Jadi yang dimaksud dengan upaya meningkatkan Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) adalah usaha untuk memperhebat kemampuan memecahkan masalah sehari-hari yang sama sekali baru terhadap situasi secara cepat dan efektif.
Indikator Creative Intelligence : Mampu menguasai pokok materi, Mampu menerapkan materi, Mampu menyelesaikan masalah.
2. Keterampilan Bertanya Dasar : mengembangkan keterampilan siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kognitif tingkat tinggi.
Indikator Keterampilan Bertanya Dasar : Mampu menguraikan pokok materi, Mampu memperagakan materi, Menyimpulkan materi
Jadi secara keseluruhan yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah upaya meningkatkan Creative Intelligence (kecerdasan ktreatif) siswa dalam usahanya untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal melalui keterampilan bertanya dasar.
F. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian, metodologi menjadi sangat penting bagi seorang peneliti. Ketepatan dalam menggunakan suatu metode akan dapat menghasilkan data yang tepat pula serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah17. Metode penelitian adalah metode ilmiah yang tersusun secara sistematis dan nantinya diharapkan dapat menyelesaikan dan menjawab suatu masalah yang dihadapi.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati18. Data deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang terjadi. Tujuan utama menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa dari sebab-sebab tertentu. 19
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan (Field reseach), yaitu penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris dilapangan20. Karena berdasarkan pada bidang yang diteliti termasuk penelitian sosial yang berbentuk penelitian pendidikan.
Oleh karena itu penulis terjun kelapangan atau lokasi guna memperoleh informasi valid untuk mengetahui pelaksanaan Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) siswa melalui keterampilan bertanya dasar di MI X.
2. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah seluruh elemen di MI X terdiri dari :
a) Kepala sekolah MI X
b) Guru-guru MI X
3. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain21.
Dengan meninjau hasil data yang diperoleh peneliti, maka sumber data penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a) Manusia
Manusia merupakan sumber data lapangan yang meliputi kepala sekolah dan siswa dan semua guru di MI X.
b) Non Manusia
Yang dimaksud dumber data non manusia adalah berbagai buku literatur yang berkaitan dengan topik permasalahan peneliti.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian harus menggunakan metode yang tepat, dan juga dapat memiliki teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Karena penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat akan diperoloeh data yang valid dan obyektif pula. Dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data, antara lain :
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian22 Metode ini digunakan pada hampir setiap penjajakan pertama sebelum disusunnya rencana atau judul penelitian. Dengan observasi diketahui langsung gambaran yang utuh tentang kondisi pengajaran yang mencakup kondisi pembelajaran yang menunjukkan kecerdasan kreatif dan kondisi pembelajaran dengan mempergunakan keterampilan bertanya dasar baik secara fisik maupun cara penyampaian materi di MI X (dengan podoman Observasi telampir).
Pembelajaran yang mempergunakan Keterampilan bertanya dasar ini bertujuan agar siswa mampu menjawab materi yang telah disampaikan oleh guru dalam menguraikan pokok materi, mampu memperagakan materi, mampu menyimpulkan materi. Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) dilakukan supaya siswa mampu menguasai materi, mampu menerapkan materi, dan mampu menyelesaikan masalah.
b. Interview
Metode interview adalah pengumpulan data dalam bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. 23.
Informasi diperoleh dari pendidik dan kepala sekolah. Metode ini untuk memperoleh data fokus penelitian, yaitu tentang upaya meningkatkan Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) siswa melalui keterampilan bertanya dasar di MI X.
Dengan wawancara ini dapat menggali data-data yang diperlukan untuk mencari jawab dari peneliti yang akan dilakukan dan pedoman wawancara yang akan digunakan dalam peneliti tersebut.
Menerapkan Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) di MI X yaitu : Perubahan sikap atau tingkah laku yang cenderung positif (sesuai dengan norma agama, sosial dan falsafah pancasila), Perubahan watak atau mental.
Menerapkan Keterampilan Bertanya Dasar di MI X yaitu : guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan, guru menilai perubahan sikap siswa sehubunngan dengan materi yang disamapaikan, guru memberikan masalah kepada siswa tentang pelajaran yang telah tersampaikan dengan pembahasan secara kelompok, siswa dapat menyimpulkan masalah yang diberikan oleh guru.
Jadi hubungan antara Creative Intelligence dengan melalui keterampilan bertanya dasar yaitu siswa mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Dengan keadaan ini guru yaitu aktif memberikan pertanyaan dan menanggapi pertanyaan, aktif mengawasi kerja kelompok siswa di kelas, memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dan kreatif, memberikan peringatan dan penyemangatan (siswa yang tidak aktif).
Keadaan siswa yaitu aktif mendengarkan penjelasan guru, aktif menyelesaikan masalah secara kelompok, kreatif mengajukan pertanyaan tentang masalah yang jelas atau belum jelas, aktif dalam melakukan presentasi dalam kerja kelompok.
c. Dokumentasi
Teknik Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mempelajari data-data yang telah didokumentasikan. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti meyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.24.
Yang dalam hal ini peneliti membutuhkan dokumen latar belakang berdirinya MI X, nama guru, jabatan dan mata pelajaran yang akan diajarkan, jumlah siswa, dokumentasi dalam ruang lingkup Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) melalui keterampilan bertanya dasar.
5. Teknik Analisa Data
Data yang sudah terkumpul disusun, dianalisis dan interprestasikan kemudian dihimpun menjadi laporan tertulis dalam bentuk skripsi. Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola kategori, dan satuan uraian dasar.
Metode penelitian kualitatif, prinsip pokok yang digunakan sebagai pijakan adalah usaha untuk menemukan teori dari data. Untuk itu dalam kajian ini penulis menggunakan analisa secara induktif, yaitu penelitian terjun kelapangan, mempelajari, menganalisa, menafsirkan yang ada dilapangan 25.
Adapun tahapan-tahapan penganalisaan data yang penulis gunakan adalah *** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN ***
G. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan yang meliputi beberapa sub antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika pembahasan.
BAB II : Tinjauan tentang Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) siswa, yang meliputi : pengertian Creative Intelligence (kecerdasan kreatif), tipe-tipe Creative Intelligence (kecerdasan kreatif), langkah-langkah mengembangkan Creative Intelligence (kecerdasan kreatif), tolak ukur Creative Intelligence (kecerdasan kreatif)
Tinjauan tentang keterampilan bertanya dasar, yang meliputi : Pengertian keterampilan bertanya dasar, dasar-dasar dan jenis-jenis pertanyaan yang baik, hal-hal yang perlu diperhatikan keterampilan bertanya dasar, komponen-komponen keterampilan bertanya dasar, Upaya meningkatkan Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) siswa melalui keterampilan bertanya dasar.
BAB III : Penyajian data tentang gambaran umum obyek penelitian, penyajian data tentang keterampilan bertanya dasar dan penyajian data tentang Creative Intelligence (kecerdasan kreatif), dan penyajian data tentang upaya meningkatkan Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) melalui keterampilan bertanya dasar. Analisa data, yang meliputi analisa data tentang keterampilan bertanya dasar, analisa data tentang Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) dan analisa data tentang upaya meningkatkan Creative Intelligence (kecerdasan kreatif) siswa melalui keterampilan bertanya dasar di MI X.
BAB IV : Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
Post a Comment