makalah peran fisika medik dalam kedokteran nuklir
Daftar Isi :
Daftar Isi :
HALAMAN JUDUL, MOTTO, LEMBAR PERSETUJUAN, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan dan Manfaat, D. Metode Penelitian, E. Sistematika Pembahasan, BAB II PEMBAHASAN, A. Fisika Medik, B. Kedokteran Nuklir, C. Tugas dan Tanggung jawab Fisikawan Medik, BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMECAHAN MASALAH, A. Penyajian Data, B. Pemecahan Masalah, BAB IV PENUTUP, A. Kesimpulan, B. Saran, DAFTAR PUSTAKA.
Sekilas Isi :
Radioterapi adalah pengobatan penyakit kanker dengan menggunakan radiasi pengion. Terapi berkas eksternal dengan menggunakan radiasi gamma dari pesawat teleterapi memakai sumber radiasi aktivitas tinggi, sinar-X, elektron, atau partikel-partikel lain dari akselerator.
Perkembangan akselerator dan aplikasinya dalam radioterapi telah banyak dibahas. Brakiterapi menggunakan sumber radiasi terbungkus berukuran kecil yang diaplikasikan secara internal dan sangat dekat, baik intracavitary, interstitial, ataupun implant. Sumber radiasi terbuka juga dimanfaatkan secara langsung untuk beberapa kondisi pengobatan.
Fisikawan Medik telah memberikan sumbangan yang sangat berharga terhadap perkembangan radioterapi sejak lebih dari 60 tahun. Mereka telah dapat secara presisi dan sesuai dengan standar akurasi yang harus dipenuhi untuk kesuksesan pengobatan ditinjau secara klinis.
Sumbangan tersebut terus berjalan dan berkembang secara baik dalam peningkatan kualitas pengobatan sampai saat ini. Dalam sebuah instalasi radioterapi, secara tegas fisikawan medik harus ada dan jumlahnya tergantung besar kecilnya instalasi tersebut. Mereka harus memahami proses-proses fisika, memberikan secara rinci saran dan sumbangan terhadap berfungsinya tim radioterapi yang multi disiplin. Radiasi pengion secara potensial berbahaya. Fisikawan medik memiliki tanggung jawab yang dominan untuk mengurangi dan memperkecil resiko yang berkaitan dengannya. Tugas dan peran Fisikawan Medik dalam radioterapi bervariasi sehubungan dengan kondisi dan fasilitas yang dimiliki oleh instalasi radioterapi.
Fisika medik pada dasarnya merupakan satu cabang dari disiplin ilmu Fisika Terapan yang berkaitan dengan aplikasi energi fisika, konsep dan metode untuk mendiagnosa dan melakukan terapi penyakit pada manusia. Bahasan lebih lanjut secara umum fisika medik, baik dalam perspektif sejarah dan ruang lingkupnya telah diuraikan dalam tulisan sebelumnya.
Kedokteran nuklir mencakup pemanfaatan radionuklida dan radiofarmaka untuk diagnosa dan terapi medis, akan tetapi saat ini diagnosa medis merupakan kerja kedokteran nuklir yang lebih dominan dibandingkan dengan terapi medis. Beberapa diagnosa medis ini meliputi pencitraan in-vivo dari distribusi radionuklida dan radiofarmaka dengan menggunakan kamera gamma dan sistem komputer. Beberapa studi memerlukan pengolahan data citra dan pengukuran kuantitatif fungsi organ. Fisika medik merupakan disiplin ilmu yang mampu menangani masalah tersebut di atas secara efektif. Sehingga kedokteran nuklir merupakan aktivitas multi disiplin ilmu dari para dokter, fisika medik, dokter spesialis radiolog (DSR), teknisi, radiografer, radiofarmasi, perawat dan lain sebagainya. Tugas dari fisikawan medik sangat bervariasi dan sangat tergantung kondisi fasilitas kedokteran nuklir yang ada, di antaranya :
Post a Comment