KARYA TULIS ILMIAH (KTI) D-IV HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DI DESA X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama yang terbaik bagi bayi hingga usia 4-6 bulan. Setelah itu bayi harus diperkenalkan dengan ragam makanan padat, meski ASI masih tetap diberikan hingga anak berumur dua tahun bahkan lebih. Pemenuhan kebutuhan gizi terutama diperlukan sejak masa janin sampai anak berusia lima tahun. Pemenuhan gizi pada masa rawan ini sangat menentukan kualitas seseorang ketika mencapai usia reproduksi (Krisnatuti, 2000).
Agar pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) berjalan baik maka diperlukan pengetahuan dan perilaku yang baik pula mengenai MP-ASI. Dan salah satu faktor intern yang mempengaruhi terbentuknya perilaku manusia adalah pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan pada dasarnya adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Perilaku kesehatan dipengaruhi pula oleh pengetahuan sebagai faktor predisposisi. Jika pengetahuan tentang MP-ASI baik diharapkan pula pada akhirnya perilaku terhadap pemberian MP-ASI juga baik (Notoatmodjo, 2007).
Pemberian MP-ASI meliputi terutama mengenai kapan MP-ASI harus diberikan, jenis bentuk dan jumlahnya (Krisnatuti, 2000). Waktu yang tepat untuk pemberian MP-ASI adalah usia 4-6 bulan (Lawson, 2003). Cara pemberian pertama kali berbentuk cair menjadi lebih kental secara bertahap (Octopus, 2006). Jadi pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas ataupun kuantitas, penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak (Graimes, 2008).
Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005, menyebutkan bahwa kurang lebih 40% bayi usia kurang dari dua bulan sudah diberi MP-ASI. Disebutkan juga bahwa bayi usia nol sampai dua bulan mulai diberikan makanan pendamping cair (21,25%), makanan lunak/lembek (20,1%), dan makanan padat (13,7%). Pada bayi tiga sampai lima bulan yang mulai diberi makanan pendamping cair (60,2%), lumat atau lembik (66,25%), dan padat (45,5%) (anonim2, 2009). Dan dari beberapa penelitian dinyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang manfaat dan cara pemberian MP-ASI yang benar sehingga berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI (Depkes RI, 2006).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, masalah pemberian MP-ASI yang tidak tepat juga terjadi di Desa X Kecamatan X. Berdasarkan data primer yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan terdapat ± 52% bayi kurang dari dua bulan sudah diberi makanan selain ASI. Salah satu penyebabnya, mungkin karena Ibu tidak mempunyai pengetahuan yang cukup sehingga mereka memberikan MP-ASI terlalu dini dan tidak bervariasi. Bahkan terdapat beberapa balita dengan kasus berat badan kurang berdasarkan umur. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI di Desa X Kecamatan X.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diangkat adalah "Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) di Desa X Kecamatan X?".
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.
Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI di Desa X Kecamatan X.
2. Tujuan Khusus.
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu di Desa X Kecamatan X.
b. Mengetahui bagaimana waktu, cara, syarat, tujuan, manfaat dan jenis serta macam pemberian makanan pendamping ASI di Desa X Kecamatan X.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis.
a. Bagi Tenaga Kesehatan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada tenaga kesehatan khususnya bidan untuk meningkatkan penyuluhan tentang makanan pendamping ASI di masyarakat.
b. Bagi Kader Kesehatan dan Masyarakat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi kader kesehatan dan masyarakat tentang manfaat pemberian makanan pendamping ASI yang baik dan benar.
E. Keaslian Penelitian
Di Instansi D IV Kebidanan Universitas X, Karya Tulis tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI pernah dilakukan yaitu, Hubungan Pendidikan Ibu dengan Pemberian Makanan Pendampimg ASI di Desa Trosemi Kecamatan Gatak Kabupaten X, oleh Susilowati, 2007. Di instansi lain juga pernah melakukan studi kasus serupa yaitu Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Makanan Tambahan dengan Pertumbuhan Anak Balita di Desa Jetis Klaten Selatan, oleh Indarwati Budiastuti, Fakultas kedokteran X, 1999.
Karya tulis ini berbeda dengan karya tulis sebelumnya, yaitu dalam hal tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian dan analisa data yang digunakan.
Post a Comment